youngster.id - Kemunculan sejumlah perusahaan rintisan berbasis teknologi menunjukkan kesempatan potensial bagi bisnis di bidang teknologi untuk berkembang di Indonesia.Tetapi, sejumlah pebisnis startup yang saat ini sudah beroperasi di Indonesia dianggap memiliki karakteristik yang hampir serupa antara satu dengan lainnya.
Andi S Boediman, Managing Partner Ideosource Ventures mengatakan konsolidasi merger merupakan salah satu upaya meminimalisir persaingan bagi startup yang memiliki kesamaan karakter.”Tahun 2017 dan 2018 merupakan saat yang tepat bagi startup untuk merger konsolidasi karena pasarnya sudah siap,” ungkap Andi belum lama ini.
Menurut Andi, upaya konsolidasi merger startup bisa berpotensi mengamankan kemungkinan mendapatkan pendanaan dari investor. Ketika size sudah aman maka kemungkinan untuk menerima investasi berikutnya akan semakin terbuka lebar. Lebih lanjut Andi mengatakan, akan ada satu titik tertentu bagi startup yang sudah eksis selama lebih dari lima tahun untuk bersatu dengan kompetitornya.
“Di awal tiga sampai lima tahun cenderung agak realistis untuk membesarkan bisnis, tetapi di titik tertentu cenderung pragmatis untuk merger konsolidasi,” katanya. Andi juga melihat ketatnya persaingan bisnis diprediksi akan ada tiga sektor utama yang berpeluang besar untuk merger akuisisi di tahun 2017.
Ketiga sektor yang dimaksud yakni e-commerce, media, dan periklanan. Bisnis media menjadi salah satu yang harus bersaing menghadapi kedigdayaan Google dan Facebook yang mendominasi pasar Indonesia.
“Saat ini media lokal hanya memperebutkan 15 persen dari dominasi pangsa pasar Facebook dan Google sebesar 85 persen. Media lokal sulit tumbuh, untuk bisa bersaing dengan pemain besar maka sebaiknya mereka merger dan konsolidasi,” tutupnya.
STEVY WIDIA