youngster.id - Perusahaan di bidang riset industri startup, CB Insights, mengumumkan Fintech 250. Modalku menjadi satu-satunya perusahaan peer-to-peer lending dari kawasan Asia Tenggara yang masuk dalam daftar tersebut.
Ini daftar perusahaan terbaik di dunia yang melakukan inovasi di bidang teknologi finansial.
“Dunia layanan keuangan akan mengalami lebih banyak perubahan dalam 10 tahun ke depan dibandingkan 100 tahun terakhir. Transformasi ini dipicu oleh sekelompok perusahaan startup non-konvensional yang cerdas,” kata Anand Sanwal, CEO dan Co-Founder CB Insights, dalam siaran pers, Kamis (6/7/2017).
Fintech 250, kata Anand, berisikan perusahaan-perusahaan startup fintech terbaik di dunia. Mereka mengadopsi teknologi terkini dan model bisnis baru ke industri keuangan.
“Inovasi mereka akan membawa perubahan permanen terhadap cara masyarakat menangani keuangan dan menjalankan bisnis,” tambahnya. Salah satu perusahaan peer-to-peer lending yang beroperasi di Indonesia, Singapura dan Malaysia yang masuk daftar adalah Modalku.
Sementara itu, CEO dan Co-Founder Modalku, Reynold Wijaya, mengatakan, pihaknya merasa bangga telah terpilih untuk masuk dalam daftar perusahaan fintech terbaik kelas dunia.
“Modalku juga beroperasi di Singapura dan Malaysia dengan nama Funding Societies. Setiap negara memiliki karakteristik pasar dan kebutuhan yang berbeda dan kami menyesuaikan platform kami berdasarkan kebutuhan tiap negara,” kata Reynold.
Lebih lanjut, Reynold mengatakan, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan, total kebutuhan pembiayaan nasional sekitar Rp 1.600 triliun per tahun. Namun, layanan keuangan yang ada saat ini hanya mampu memenuhi sekitar sepertiga dari kebutuhan tersebut. Masih ada kebutuhan pembiayaan lebih dari Rp 1.000 triliun setiap tahun.
“Kami yakin, inovasi Modalku bisa meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan keuangan yang dapat mendukung inklusi keuangan dan turut memajukan ekonomi Indonesia,” tegasnya.
Sejauh ini, Modalku (dan Funding Societies) secara kolektif telah menyalurkan sekitar Rp 500 miliar ke 650 pinjaman UKM di Asia Tenggara.
STEVY WIDIA