youngster.id - Nilai belanja game mobile di Indonesia mengalami peningkatan sepanjang tahun 2017. Bahkan belanja game telah berkontribusi hampir 80% dari gabungan total belanja konsumen pada Operating System (OS) iOS dan Google Play serta 35% dari seluruh unduhan di seluruh dunia.
Demikian laporan terbaru mengenai Gaming Spotlight 2017 Review dari Perusahaan penyedia data aplikasi mobile global App Annie dan International Data Corporation (IDC).
Danielle Levitas, SVP Research App Annie mengungkapkan, laporan terbaru App Annie dan IDC itu juga menyebutkan bahwa belanja langsung game mobile telah melampaui total pengeluaran gabungan untuk game konsol dan PC dan total pengeluaran untuk game di telepon seluler lebih dari sepertiga pada 2017, dibandingkan dengan 2016 masih ada selisih satu digit.
Selain itu, belanja game berkontribusi hampir 80% dari gabungan total belanja konsumen di iOS gabungan dan Google Play, dan 35% dari seluruh unduhan di seluruh dunia.
“Game mobile berhasil memperlebar jaraknya secara global pada 2017. Belanja game mobile tersebut mencapai 2,3 kali belanja untuk game PC dan 3,6 kali untuk game konsol,” katanya dalam keterangan pers, Minggu (25/3/2018).
Danielle mengungkapkan, laporan tersebut menyajikan 3 tema utama yaitu pertama skala industri game mobile yang sudah menjadi relatif besar dan kecepatan pertumbuhan industri tersebut lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada industri game konsol dan komputer pribadi (PC). Kemudian yang kedua menurut Danielle, melesatnya pamor game live player vs player (PvP) atau co-op multiplayer yang masuk ke puncak tangga game terlaris tahun lalu di pasar Asia Pasifik.
“Jadi dengan jumlah perangkat mobile yang mencapai miliaran jumlahnya di seluruh dunia, aplikasi tersebut kini menjadi platform untuk pasar game yang luas, untuk gamer umum maupun profesional. Aplikasi game mobile juga memungkinkan mereka bermain kapan pun dan di mana pun mereka inginkan,” jelasnya.
Sementara itu, Research Director of Gaming and AR/VR, IDC, Lewis Ward mengemukakan game live multiplayer pada perangkat ponsel pintar dan tablet telah mengalami kemajuan signifikan sepanjang 2017. Menurutnya, beberapa game multiplayer yang sudah lama populer di antaranya adalah Clash Royale, Roblox dan Hearthstone.
“Ketiga game ini menjadi game dari produsen barat yang sudah lama populer, tapi pengembang dari Asia Pasifik telah berhasil menciptakan game live PvP dan co-op yang mampu bersaing dan bahkan melebihi pesaingnya dalam skala dan kecanggihan,” ujarnya.
Seperti diketahui, survei IDC terhadap seluruh gamer asal Amerika Serikat pada Kuartal III/2017 mengungkap bahwa pangsa pasar live PvP atau co-op (34%) lebih rendah dibandingkan dengan pangsa pasar gamer PC atau konsol (di atas 44%), namun selisihnya telah menurun ketimbang kuartal ketiga 2016.
Kemudian, IDC juga melakukan survei yang sama dan menunjukkan bahwa lebih banyak gamer muda dan pria yang bermain game live PvP atau co-op dibandingkan dengan gamer ponsel pintar dan perangkat genggam yang tidak bermain game tersebut.
Menurutnya, gamer live PvP atau co-op di Amerika Serikat cenderung menghabiskan uang untuk game pada ponsel pintar atau perangkat genggam dan cenderung bermain game yang sama setidaknya lima jam dalam seminggu.
“Pertumbuhan pesat juga terjadi di pasar besar, seperti China, Jepang dan Korea Selatan, telah membantu mendorong game mobile mendaki lebih tinggi pada 2017. Semua pasar mencatat peningkatan dalam belanja game mobile tahun tersebut dan 60% dari total belanja tersebut dilakukan di Asia Pasifik. Pasar ini mencatat peningkatan pangsa pasar dibandingkan 2016,” ujarnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post