youngster.id - Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi terbaik, dan mampu menyuplai 7% kebutuhan kopi dunia. Namun untuk kedai kopi (coffee shop) masih kalah agresif dengan kedai kopi dari luar negeri yang tumbuh menjamur di berbagai belahan dunia.
Sebagai informasi, Indonesia merupakan salah satu negara dengan konsumsi kopi terbesar di dunia. Data International Coffee Organization (ICO) mencatat konsumsi kopi Indonesia periode 2016/2017 mencapai 4,6 juta, kemasan 60 kg/lb (60 kg), berada di urutan ke-6 negara dengan konsumsi kopi terbesar di dunia di bawah Rusia. Sementara konsumsi kopi terbesar di dunia adalah negara-negara yang tergabung dalam Uni Eropa dengan konsumsi lebih dari 42,6 juta lb (60 kg).
Adapun produksi kopi Indonesia pada 2017 mencapai 10,92 juta lb (60 kg). Sementara produsen kopi terbesar di dunia adalah Brasil dengan produksi 52,73 lb (60 kg).
Seiring dengan itu, bisnis kedai kopi di Indonesia tengah tumbuh dan berkembang. Kebiasaan minum kopi yang tadinya dilakukan di rumah, kini bergeser ke kedai kopi alias coffee shop. Tren gaya hidup ini membuat bisnis ini bergeliat dan memunculkan banyak pemain baru dan kedai kopi lokal.
Salah satunya adalah Dua Coffee yang didirikan oleh Omar Karim Prawiranegara dan sahabatnya Rinaldi Nurpratama (Aldi).
Tak sekadar menjadi pemain lokal, kini Dua Cofee akan membuka cabang di Amerika, tepatnya di kawasan Washington DC.
“Kami ingin dunia lebih tahu lagi macam-macam kopi Indonesia, di mana masing-masing memiliki rasa dan keunikannya,” ungkap Omar, co-owner dari Dua Coffee kepada youngster.id saat ditemui di Jakarta.
Omar menilai, potensi Amerika untuk kopi Indonesia sangatlah besar. “Kami merupakan kedai kopi dari Indonesia pertama yang hadir di sana. Dan sejauh ini kami mendapati konsumen kopi di AS sangat tertarik dengan kopi Indonesia,” kata Omar lagi.
Kesempatan ini bermula saat Dua Coffee diajak Kementerian Pariwisata RI untuk mendukung pariwisata Indonesia di ajang New York Travel Fair, untuk segmen kopi di tahun 2018. Ternyata, stand mereka mendapat sambutan antusias dari pengunjung. Bahkan, cerita Omar, pengunjung dari yang mencicip gratis hingga antre untuk membeli biji kopi yang dibawa Dua Coffee.
Dari ajang itu, Dua Coffee diperkenalkan oleh kantor berita VOA dan diajak ke Washington DC. Di sana mereka bertemu dengan investor yang kemudian mengajak untuk membuka cabang di sana.
“Kami sangat bersyukur punya kesempatan untuk bisa buka cabang di luar negeri. Ini jadi statement bagi industri kopi Indonesia: kenapa nggak kalau kita punya kesempatan dan bersaing di luar sana,” ucap Omar dengan penuh antusias.
Industri Yang Ramah
Jadi wirausaha adalah mimpi Omar yang sempat tertunda. Sebelumnya, pemuda kelahiran Berkley ini pernah bekerja di sejumlah perusahaan multinasional, seperti Unilever dan Danone. Dia juga pernah bekerja di startup eFishery. Termasuk sempat punya usaha sampingan memproduksi sepatu. “Saya bikin usaha sampingan, hasilnya juga sampingan,” ujarnya sambil tertawa.
Pertemuannya dengan Aldi temannya semasa kuliah di Universitas Padjajaran membuat dia mantap untuk jadi wirausaha. Keduanya punya ide untuk bangun usaha di bidang Food n Beverage pada akhir tahun 2016.
“Sebenarnya kami tidak langsung terjun ke dunia kopi. Kami awalnya ingin bangun semacam food court untuk menfasilitasi teman-teman yang punya produk kuliner dan sering ikut food bazaar,” kisah Omar.
Namun mereka kemudian mengevalusasi dan uji kelayakan bisnis dan mendapat saran untuk punya produk sendiri. Dan, produk yang punya pasar yang bagus adalah kopi.
“Saya sebenarnya bukan pecinta kopi. Bahkan minum kopi sachet pun saya jarang. Saya merasa tidak paham dengan kopi. Tetapi bisnis ini punya peluang. Kemudian kami keliling ke sejumlah kedai kopi di Jakarta, kami merasa diterima. Kami merasa bisnis sangat bersahabat, buat pemain baru seperti kami. Semua informasi mulai dari bagaimana menyeduh kopi hingga hitungan bisnisnya bisa didapat hanya dengan main di kedai mereka. Semua kehangatan ini tidak saya dapatkan di industri yang pernah saya kerjakan,” ungkap Omar.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk serius terjun ke industri kopi dengan mengandalkan kopi lokal. Dengan modal sekitar Rp 100 juta, Omar dan Aldi pun membuka kedai kopi bernama Dua Coffee. Menurut Omar, nama “Dua” berasal dari Bahasa Arab, du’a yang artinya doa, sekaligus mempertegas bahwa kedai ini adalah kerja mereka berdua.
“Kami mulai usaha ini secara bertahap. Modal untuk sewa tempat, dan bangun peralatan, juga untuk belanja produk,” ujar pria yang gemar main basket itu. Dua Coffee ini menawarkan kopi lokal seperti kopi Ciwangi, Gayo Arkan. Selain itu, mereka juga menyediakan kopi luar dari Columbia dan Ethopia.
“Menu utamanya adalah kopi, hampir semua line-up ada sama seperti di coffee shop lain. Kami menghadirkan kopi luar sebagai pembanding saja. Selain itu, kami juga menyediakan menu makanan comfort food, makanan rumahan,” papar Omar.
Misi Nasionalisme
Diakui Omar, ketika memulai usaha tidaklah mudah. Bahkan, mereka pernah merasakan menunggui kafe dengan pengunjung hanya dua orang. Tetapi, hal itu tidak membuat mereka putus asa.
“Bisnis ini kami mulai dari nol. Jadi banyak belajar dan tidak lancar-lancar terus. Bahkan di awal-awal sempat berdarah juga. Misalnya, ada ada satu bulan kami berdua harus patungan untuk gajian karyawan,” kisahnya sambil tersenyum.
Akhirnya, mereka memutuskan pindah dari lokasi pertama di Cipete Dalam ke Cipeter Raya. Dengan tempat yang lebih strategis dan ruangan yang lebih luas, Dua Coffee pun mendapatkan pelanggan.
Kini Dua Coffee sudah dapat menjual 300 hingga 400 gelas per hari. Sekarang, diklaim Omar, omzet kedai ini mencapai Rp 400 juta per bulan. “Rata-rata pertumbuhan bisnis kami per tahun (growth average per years) sekitar 20%. Dan setelah punya capital, produk sudah teruji dengan customer maka kami sudah bisa berinvestasi lebih luas lagi,” ujarnya.
Sebagai pengusaha, Omar menyadari bahwa dalam bisnis selalu ada kompetisi. Termasuk dalam bisnis kedai kopi. Bahkan, di kawasan tempat Dua Coffee, ada sekitar 32 kedai kopi. Tapi lagi-lagi bagi Omar industri kopi ini hangat dan memiliki persaingan yang sehat.
Menurut Omar, pada tahun kedua usaha ini sudah balik modal. Dan, selanjutnya adalah meningkatkan layanan. “Dengan produksi kopi yang makin baik, pada akhirnya semua (coffee shop .red) akan punya kesempatan yang sama untuk punya produk yang sama bagusnya. Semua punya produk kopi, semua punya es kopi susu, blend. Akhirnya yang bedakan orang yang di dalam ‘rumah’-nya,” ucap Omar.
Diklaim Omar, dengan tim terdiri dari 15 orang, Dua Coffee mengedepankan konsep kafe yang homey. “Kekuatan Dua Coffee ada pada tim barista dan tim dibelakangnya dalam melayani customer. Bahkan ada pelanggan yang datang setiap hari dari awal buka pagi sampai siang baru pulang. Itu karena dia sudah merasa nyaman sudah kenal semua dan tidak asing lagi sudah layak rumah sendiri,” katanya lagi menegaskan.
Konsep ini juga yang akan dihadirkan di cabang baru di Washington DC, yang rencananya akan dibuka pada Februari 2019 di kawasan North West. Selain itu, Omar mengaku mereka punya misi nasionalisme. ”Buka cabang di Washington menjadi kesempatan bagi kami untuk bicara dan memperkenalkan kopi Indonesia. Ini juga jadi statement bagi industri kopi bahwa kita juga bisa bersaing di luar,” ujarnya.
Omar mengaku langkah ini terbilang berani. Namun dia yakin dengan produk yang berkualitas dan konsep yang menarik maka bisnis ini akan berjalan sesuai harapan. Di tahun 2019 ini, Dua Coffee juga akan membuka dua cabang baru lagi di Jakarta.
Bagi Omar bisnis itu memang harus dimulai. Tidak boleh terlalu banyak berpikir, tapi siap menghadapi segala resiko.
“Saran saya bagi yang mau mulai berbisnis, just do it. Jangan kebanyakan mikir. Memang modal itu penting, tetapi bukan yang utama. Selama kita punya nama baik, punya hubungan baik dengan banyak orang, maka usaha pun akan berjalan dengan baik,” pungkasnya.
==========================================
Omar Karim Prawiranegara
- Tempat Tanggal Lahir : Berkeley, California, 6 November 1985
- Pendidikan : S1 Manajemen Universitas Padjajaran Bandung
- Nama Usaha : Dua Coffee
- Jabatan : Co-owner & Direktur Dua Coffee
- Mulai Usaha : Agustus 2016
- Modal Awal : Rp 100 juta
- Omzet : Rp 400 jua – Rp 500 juta
- Tim : 15 orang
========================================
STEVY WIDIA
Discussion about this post