youngster.id - Asosiasi Game Indonesia (AGI) mencatat pangsa pasar pengembang game lokal baru 0,4% atau Rp 45 miliar di Indonesia. Nilai ini lebih rendah dibanding Jepang, Korea Selatan dan Tiongkok yang masing-masing mencapai 81%, 78% dan 68% dari total pasar game.
CEO Agate Arief Widhiyasa mengatakan, minimnya investasi, talent dan perusahaan menjadi faktor penyebab kurangnya “kue” pasar game lokal. Untuk mendorong hal itu, maka Agate, menggandeng Melon dan PT Telkom Indonesia untuk membuat inisiasi Oolean.
Oolean akan menggelar program inkubator bernama Indigo Game Startup Incubation. “Kami ingin membangun ekosistem investasi (ecosystem investment) yang mendukung perkembangan industri game di tanah air. Untuk itu kami ingin menjaring para pelaku di industri ini dan memberi mereka pendanaan untuk mengembangkan produk game terbaik,” ungkap Arief yang ditemui baru-baru ini di Jakarta.
Dia menjelaskan, program Indigo Game Startup Incubation akan memilih 10 pengembang gim lokal terbaik, yang akan mendapat investasi Rp 60 juta. Apabila produk gim dinilai bagus , maka Oolean akan memberikan investasi tambahan Rp 120 juta.
Menurut Arief, investasi industri game di Indonesia baru berkisar US$ 2 juta atau Rp 30 miliar.
Nilai itu jauh bisa dibandingkan dengan investasi ke pengembang game lokal di Tiongkok, Korea Selatan, dan Vietnam yang masing-masing mencapai US$ 5 miliar, US$ 1 miliar, dan US$ 50 juta.
“Karena (nilai) investasi di industri game Indonesia masih sangat kecil, maka pasar game lokal pun kecil,” katanya.
Padahal, menurutnya potensi industri gim di Indonesia sangat besar. Riset Global Mobile Gaming Confederation (GMGC) Sea Mobile Report 2017 menyebutkan, pasar industri gim di Indonesia rerata tumbuh 37,3% per tahun sepanjang 2013-2017. Data Newzoo Global Market Insight 2017 juga menunjukkan, pasar industri gim di Indonesia mencapai US$ 879,7 juta pada tahun ini.
Tahun ini, pasarnya diproyeksi mencapai US$ 1 miliar. Pasar gim di Indonesia pun diperkirakan mencapai US$ 4,3 miliar pada 2030. Karena itu, Arief optimistis industri gim nasional akan terus berkembang. Alasannya, pemerintah membangun infrastruktur untuk mendukung penetrasi internet di Indonesia, seperti Palapa Ring. Kepemilikan ponsel pintar (smartphone) juga meningkat cepat.
Lewat inisiasi itu, EVP Media & Digital Business Telkom Joddy Hernady optimistis pangsa pasar gim lokal bisa mencapai 20% dalam lima tahun ke depan. “Memang cukup agresif (target kami), namun itu harus dilakukan supaya kami juga mau bekerja keras,” katanya.
Joddy juga optimistis, keterlibatan Telkom sebagai penerbit (publisher) dan pengembang (developer) dalam inisiasi Oolean akan menguntungkan seluruh ekosistem.
“Jadi (inisasi Oolean) punya dua sisi, yakni mengembangkan para pelaku industri gim berdampak pada bisnis kami,” kata dia. Pendaftaran program inkubasi ini telah dibuka sejak 10 Juli hingga 31 Juli 2019.
STEVY WIDIA
Discussion about this post