Orang Muda Rentan Jadi Korban Kecelakaan Lalu Lintas

Michelin Safety Academy, beri pelatihan aman berkendara bagi 400 siswa di 10 sekolah di Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Cilegon. (Foto: Fahrul Anwar/Youngster.id)

youngster.id - Kecelakaan lalu lintas tercatat masih menjadi salah satu penyebab kematian utama di Indonesia. Dan para korban sebagian besar adalah pengendara berusia 15 hingga 24 tahun.

“Pengendara pemula rentan terlibat pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas,” kata Kasi Kemitraan Subdit Dikmas Ditkamsel Korps Lalu Lintas Mabes Polri Ajun Komisaris Besar Aldo Siahaan Rabu (4/10/2017) di Jakarta.

Menurut dia, untuk menekan angka kecelakaan yang melibatkan pengendara di usia dini, menurutnya diperlukan pengenalan laik etika saat berkendara di jalan. Dengan cara itu, kasus kecelakaan akibat pelanggaran berlalu lintas bisa ditekan.

Untuk itulah, produsen ban Michelin menggelar Michelin Safety Academy yaitu pelatihan untuk siswa Sekolah Menengah atas (SMA) dengan tujuan meningkatkan kesadaran berkendara. Michelin Safety Academy menggandeng sejumlah pihak untuk memberikan pelatihan aman berkendara bagi 400 siswa di 10 sekolah di Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Cilegon.

“Memasuki perhelatan keempat, kami ingin memberikan dampak lebih besar dengan meningkatkan jumlah siswa,” kata Frederick Mueller, Presiden Direktur Michelin Indonesia.

Sementara, Pelaksana Tugas (PLT) Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Hindro Surahmat, mengungkapkan sedikitnya ada 25 ribu angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas setiap tahunnya. Menurutnya, jumlah tersebut sudah menurun 20% dibandingkan tahun 2010.

“Walau itu penurunan, tetap aja angka yang tewas tetap tidak bagus. Harus kita terus turunkan, jadi masih sangat besar,” ungkap Hindro.

Berdasarkan data yang dimilikinya, Hindro mengatakan, selama 2016 kemarin terjadi 108.374 kecelakaan dengan lebih dari 25 ribu korban jiwa. Sedangkan periode April hingga Mei 2017, kecelakaan terjadi sebanyak 25 ribu kali dengan memakan korban jiwa sebesar 5.000 orang.

“Nah dominannya itu meninggal di usia produktif. Paling banyak, 16-30 tahun. Itu usian untuk membangun bangsa, dan itu hilang,” ujarnya.

 

FAHRUL ANWAR

Exit mobile version