Paviliun Indonesia Terbaik Di Venesia

Paviliun Indonesia di Venice Architecture Biennale (VAB) 2018. (Foto: Bekraf/youngster.id)

youngster.id - Paviliun Indonesia bertema Sunyata disebut oleh Metropilis Magazine-sebuah majalah bulanan arsitektur yang berpusat di New York , Amerika Serikat, sebagai 10 Best National Pavillion diantara 65 negara dalam acara pameran Venice Architecture Bienalle (VAB) di Venesia, Italia.

Paviliun ini berdampingan dengan 100 peserta dari 65 negara, 17 collateral events, dan 1 special project, paviliun Indonesia berdiri di lahan seluar 300 meter persegi bertempat di Arsenale Venezia, Italia.

“Sesuai dengan tagline paviliun Indonesia 2018 ini, bahwa kita harus membebaskan arsitektur dari bentuk dan rupa, supaya pencarian kita terhadap karya arsitektur Indonesia yang selama ini tersendat karena jebakan bentuk dan rupa ini bisa hilang dan kita bisa menangkap esensi yang lebih dalam terhadap arsitektur Indonesia yang selama ini dihalangi oleh bentuk dan rupa ini, “ kata ketua tim curator dan desain Paviliun Indonesia Ary Indrajanto dalam keterangannya belum lama ini.

Paviliiun yang diprakarsai oleh Bekraf beranggotakanDavid Utama Setiadi, Adwitya Dimas Satria, Ardy Hartono Kurniawan, Jonathan Aditya Gahari serta Johanes Adika Gahari.

Ketua dewan juri dari Bekraf dan juga Presiden Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Ahmad Djuhara, IAI mengatakan Sunyata lolos dan dianggap layak dipamerkan pada paviliun indonesia karena kemampuannya merepresentasikan karya arsitektur dalam konsep yang tak biasa.

“Karya ini sangat tepat dan lugas menyampaikan sesuatu hal tentang ruang yang sangat abstrak, yang sangat sulit untuk disampaikan bahkan dengan pesan tulisan. Karya Ary mampu menyampaikan pesan Freespace dengan cara yang berbeda, yaitu dengan kertas, timnya mampu menyampaikan pesan arsitektural dengan karya non arsitektural dan kami sangat menghargai ini. Terlihat jelas bahwa paviliun Indonesia ini langsung mencuat dibandingkan dengan paviliun bangsa lain,” ujarnya.

Wakil Duta Besar Indonesia di Italia, J.S. George Lantu mengatakan pihaknya memberikan apresiasi yang besar pada keikutsertaan master arsitektur Indonesia yang juga membanggakan karena diikuti oleh arsitek professional dari seluruh dunia dan kegiatan ini dilihat oleh professional di seluruh dunia.

“Karya ini juga menunjukkan sesuatu yang baru, dimana Indonesia tidak terpaku pada bentuk tapi sudah menjurus dan menunjukkan pada konsep ruang pada apa yang kita lihat, dengar dan rasa dan ini adalah kemajuan bagi arsitektur Indonesia,” ujarnya.

Acara pameran arsitektur VAB disebut sebagai salah satu yang terbesar di dunia, dilaksanakan pertama kali pada tahun 1975 atas prakarsa Vittorio Gregotti dan Aldo Rosi, selanjutnya acara ini dinyatakan formal dan mandiri mulai tahun 1998 dan pameran ini menjadi salah satu acuan dalam menandai agenda dan arah pergerakan arsitektur global terkini.

STEVY WIDIA

Exit mobile version