youngster.id - Kementerian Kebudayaan (Kemenbud) menggelar “Budaya Go!,” kompetisi yang mendorong ruang inovasi dan kolaborasi, dengan menghubungkan kekayaan budaya Indonesia dengan ekosistem digital. Adapun cakupan teknologi digital yang ikut serta dalam kompetisi ini antara lain aplikasi mobile, gim augmented reality/virtual reality, web app, dan kecerdasan buatan (AI).
Wakil Menteri Kebudayaan (Wamenbud) Giring Ganesha Djumaryo mengatakan kehadiran teknologi tidak boleh diabaikan dalam pelestarian budaya. Justru teknologi harus dimanfaatkan dan dikembangkan agar tidak hanya memastikan keberlanjutan pelestarian budaya Indonesia, tapi juga membuka peluang ekonomi dan lapangan pekerjaan baru.
“Kita harus menggunakan teknologi untuk mengembangkan dan memanfaatkan kebudayaan agar ujungnya tidak hanya menjadi bagian dari pelestarian, tetapi juga menghasilkan lapangan pekerjaan baru karena kita tahu bahwa ada ekonomi di kebudayaan,” katanya dikutip Senin (8/12/2025).
Ajang “Budaya Go!” diikuti oleh 627 tim yang melewati proses kurasi bertingkat serta tahap pendalaman dan mentoring bersama 12 ahli di bidang konten budaya dan teknologi digital. Tahap akhir seleksi menyisakan 20 tim yang terdiri dari 10 tim dari kategori pelajar/mahasiswa dan 10 tim dari kategori profesional untuk kemudian dipilih tiga pemenang dari masing-masing kategori.
Pada kategori pelajar/mahasiswa tim TRIA dengan platform pembelajaran tari tradisional interaktif berbasis AI terpilih sebagai juara pertama. Kemudian juara kedua diraih SWARA, platform audio berbasis artificial intelligence untuk pengalaman budaya inklusis bagi penyandang tunatera. Juara ketiga Echoes of Nusantara dengan karya game 3D PC yang menggabungkan budaya Indonesia dan teknologi immersive.
Sedangkan untuk kategori professional, Nusaheritage,id yakni pusat data imersif warisan budaya menjadi juara pertama. Sedang aplikasi mobile pelarasan gamelan Jawa AIN E-MBAT menjadi juara dua, dan aplikasi Pantunesia Dev yaitu edukasi dan gamifikasi pantun sebagai juara ketiga.
Giring mengatakan Kemenbud berkomitmen untuk memfasilitasi dan menghubungkan para peserta dengan lembaga atau industri agar aplikasi mereka bisa dimanfaatkan secara luas dan membuka peluang ekonomi.
“Kementerian Kebudayaan berkomitmen untuk mengawal para juara ini untuk bisa bertemu dengan orang-orang yang tepat, bertemu dengan klien yang tepat, dan kami beri arahan nanti agar mereka bisa lebih fokus lagi produknya, dan lebih bermanfaat lagi,” pungkasnya.
Direktur Pengembangan Budaya Digital, Andi Syamsu Rijal menjelaskan bahwa Program Budaya GO! merupakan inisiatif strategis yang digagas oleh Kementerian Kebudayaan (Kemenbud). Program ini menjembatani pelaku budaya dan inovator digital untuk berkolaborasi mengembangkan solusi kreatif demi pelestarian budaya yang berkelanjutan.
“Melalui kolaborasi tersebut, Budaya Go diharapkan mampu mendorong hadirnya inovasi yang relevan, dan adaptif. Serta juga berdampak nyata bagi keberlanjutan ekosistem kebudayaan nasional,” ujarnya.
Kemenbud juga memberikan apresiasi khusus kepada tim Bintang Kala dari Aceh yang mengembangkan aplikasi Smart Keuneunong yang memadukan kalender tradisional Aceh dengan data cuaca modern sebagai panduan untuk bertani dan melaut.
Apresiasi tersebut diberikan atas usaha Bintang Kala untuk mengembangkan aplikasi mereka di tengah musibah banjir yang tengah melanda wilayah Aceh. Sebagai apresiasi, Kemenbud akan langsung membantu pengembangan aplikasi Smart Keuneunong.
STEVY WIDIA
