Pemerintah Siapkan Strategi Perbanyak Unicorn

Para founder startup unicorn Indonesia di acara Nexticorn 2018. (Foto: Nexticorn/youngster.id)

youngster.id - Kehadiran perusahaan rintisan (startup) telah menjadi bagian dari perkembangan ekonomi di era pemerintahan sekarang. Untuk itu Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyiapkan strategi untuk meningkatkan unicorn sesuai visi Presiden Joko Widodo dengan mendukung dari hulu sampai hilir.

Unicorn merupakan sebutan bagi perusahaan rintisan atau startup yang memiliki nilai valuasi lebih dari US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14,1 triliun. Menurut Sri Mulyani, perusahaan-perusahaan tersebut didirikan oleh warga Indoensia yang memiliki pendidikan tinggi. Karenanya, peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu menjadi prioritas.

“Kalau mengharapkan unicorn menjadi lebih banyak, kami bisa melahirkan seperti Gojek Tokopedia, Traveloka, Bukalapak,” kata Sri Mulyani dilansir CNN baru-baru ini.

Menurut Sri Mulyani, pemerintah akan membenahi sumber daya manusia (SDM) agar banyak yang menjadi pionir di bidang inovatif, misalnya, investasi di bidang SDM. Untuk mendukung hal tersebut, ia sudah berdiskusi dengan perguruan tinggi negeri, seperti Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Univesitas Gadjah Mada (UGM).

Selain itu, kerja sama dengan institusi yang melakukan riset inovasi juga dilakukan. Caranya, melalui program Lembaga Pengelola dan Dana Pendidikan (LPDP); Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; dan universitas.

Pemerintah juga mengidentifikasi masalah pada penelitian dan pengembangan (R&D). Sebagai contoh, memetakan jumlah anggaran, pelaku, dan karakter riset. Dengan demikian, Kementerian Keuangan dapat melakukan keberpihakan belanja anggaran dengan membentuk dana abadi seperti program LPDP.

Selain itu, Sri Mulyani mendorong unicorn di Indonesia agar tidak hanya terfokus di Pulau Jawa. Di sektor perpajakan,Kemenkeu bersama-sama industri akan melihat kebutuhan dari pelaku. Menteri Keuangan itu mengingatkan capaian Indonesia dalam menghasilkan sejumlah unicorn tak lepas dari ekosistem yang mendukung. “Kalau ekosistem diperbaiki, mungkin kita akan lebih banyak lagi mendapatkan pengalaman unicorn yang lain,” ujarnya.

Berdasarkan data CBS Insights, hingga Januari 2019, ada 325 startup unicorn di dunia. Dari jumlah itu, baru empat yang berasal dari Indonesia, yakni, Tokopedia, Traveloka, dan Bukalapak.

STEVY WIDIA

Exit mobile version