youngster.id - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI melalui Unit Pengelola Jakarta Smart City (JSC) meresmikan JSC Hive. Lokasi ini merupakan co-working space bagi pebisnis pemula (startup) di Jakarta.
Kepala Dinas Komunikasi, Informasi, dan Statistik, Dian Ekowati mengatakan gedung JSC Hive Co-working Space terdiri dari tiga lantai dengan masing-masing luasnya 550 meter persegi.
“JSCHive menyediakan area event, ruang meeting, kantor pribadi dan co-working desk atau meja kerja,” kata Dian belum lama ini.
Ia memaparkan, ruang event space dapat menampung 150 peserta. Kemudian Lounge Space, cocok untuk orang yang sangat mobile, menawarkan harga keanggotaan terjangkau yaitu Rp 300.000 per bulan.
Selanjutnya, Desk Membership, cocok untuk pengusaha yang ingin memiliki meja kerja di JSCHive Co-working Space dengan harga terjangkau; serta Private Office, bisa menampung lima sampai enam orang, sepuluh sampai dua belas orang dengan harga yang terjangkau.
Gedung JSC Hive ini diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat bertepatan dengan HUT ke-490 DKI Jakarta lalu. JSC Hive yang berada di Jalan Prof Dr Satrio No 7, Karet Semanggi, Kuningan, Jakarta Selatan.
Djarot mengaku terkejut mendapati lokasi tersebut telah berubah menjadi ruangan tempat anak-anak muda dan kreatif memulai bisnisnya. Ada ruangan rapat, ruangan kerja dan rapat di lantai satu dan dua. Kemudian, di lantai tiga ada rooftoop yang dialasi rumput sintetik dan ada dua gazebo mini dengan pemandangan terbuka.
“Tempat ini dulu sarang nyamuk. Tetapi saat masuk ke sini, saya kaget, tempat ini berubah sama sekali. Saya sungguh bangga pada HUT DKI, JSC Hive telah diresmikan. Mengubah tempat sarang nyamuk menjadi tempat bisnis start up,” kata Djarot belum lama ini di Jakarta.
Menurut Djarot, ide mendirikan JSC Hive atas ide Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang merasa gregetan melihat proses administirasi yang lambat terhadap tumbuhnya perusahaan yang didirikan para pebisnis pemula.
“Sebenarnya ini ide yang menggebu-gebu dari Pak Ahok. Dia begitu gregetan melihat leletnya proses administrasi bagi tumbuhnya perusahaan yang didirikan anak-anak muda. Makanya dipikirkannya untuk menyediakan tempat bagi kreativitas anak. Dan inilah hasilnya,” ujarnya.
Djarot menegaskan ia dan Ahok ingin mengembangkan industri kreatif ke depan. Dengan adanya gedung khusus untuk tempat bisnis start up, maka pebisnis pemula mempunyai tempat berbagi, berdiskusi, dan mendirikan perusahaan atas ide-ide original dan kreatif.
Tahan Banting
Dari semuanya itu, Djarot menegaskan ada hal yang paling penting dimiliki para pebisnis pemula yaitu mental tahan banting dalam menghadapi persaingan global.
“Untuk memulai bisnis start up, yang harus dipersiapkan adalah masalah mental. Karena tidak ada sesuatu yang berhasil tanpa kerja keras dan memiliki mental tahan banting. Karena itu, kita memfasilitasi supaya anak-anak muda kita tahan banting menghadapi persaingan global,” terangnya.
Apalagi, Kota Jakarta menjadi pusat peredaran uang di Indonesia. Hampir 70 % peredaran uang ada di Jakarta. Sehingga Jakarta dapat memberikan banyak peluang bagi mereka yang kreatif.
“Nah mereka yang kreatif ini yang diinginkan Pak Ahok untuk dikumpulkan dalam satu tempat. Saya juga ingin tempat ini dapat bersinergi dengan Jakarta Creative Hub yang ada di Gedung Graha Niaga Waduk Melati. Jadi Jakarta membutuhkan pemuda yang tangguh dan kreatif, bukan pemuda yang cengeng dan minta dibelaskasihani,” paparnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post