youngster.id - Pendanaan pada ekosistem startup financial technology (fintech) di Asia Tenggara pada kuartal pertama tahun 2025 mencapai US$193 juta. Angka itu anjlok 66% dibandingkan dengan US$584 juta pada kuartal pertama 2024.
Hal itu terungkap dari laporan terbaru platform intelijen data Tracxn bertajuk “Q1 2025 Southeast Asia FinTech Report”. Laporan itu menyebutkan bahwa puncak pendanaan di kawasan itu terjadi pada pada kuartal ketiga 2021, setelah itu pendanaan mulai menurun dengan mantap kecuali untuk kuartal kedua 2022.
“Meskipun ada penurunan dalam pendanaan di ruang ini, wilayah ini menyaksikan peningkatan yang signifikan dalam adopsi digital bersama dengan dukungan pemerintah dan meningkatnya fokus perusahaan fintech di wilayah ini dengan solusi spesifik wilayah,” kata pihak Tracxn, seperti dilansir TN Global, Jum’at (11/4/2025).
Menurut laporan itu, total pendanaan putaran tahap benih (seed-stage) di Asia Tenggara pada kuartal pertama 2025 hanya mencapai US$34,1 juta, turun 52% dibandingkan dengan US$70,7 juta pada kuartal pertama 2024.
Sementara itu, total pendanaan putaran tahap awal (early-stage) mengamankan US$101 juta pada kuartal pertama 2025, turun 68% dari US$318 juta pada kuartal pertama 2024. Sedangkan pendanaan putaran tahap akhir mencapai US$58 juta pada kuartal pertama 2025, mengalami penurunan 70% dibandingkan dengan US$195 juta pada kuartal pertama 2024.
Cryptocurrency, pinjaman alternatif, dan teknologi investasi adalah segmen berkinerja terbaik di ekosistem fintech Asia Tenggara pada kuartal pertama 2025.
Segmen cryptocurrency menyaksikan pendanaan US$97,5 juta, turun 24% dibandingkan dengan US$129 juta yang diterima pada kuartal pertama 2024. Sygnum, penyedia solusi perbankan untuk aset digital, mengumpulkan US$58 juta dalam putaran pendanaan Seri C.
Segmen pinjaman alternatif mencatat US$34,6 juta dalam pendanaan pada kuartal pertama 2025, turun 47% dibandingkan dengan US$65,4 juta pada kuartal pertama 2024. Techcoop, platform fintech yang menyediakan solusi pinjaman untuk industri pertanian, mengumpulkan US$28 juta dalam putaran pendanaan Seri A.
Segmen teknologi investasi membukukan total pendanaan US$34,3 juta pada kuartal pertama 2025, turun 45% dibandingkan dengan US$62,7 juta pada kuartal pertama 2024. Endowus, penyedia platform investasi berbasis tujuan untuk individu, mengumpulkan US$17,5 juta dalam putaran pendanaan Seri B.
Sygnum memperoleh status unicorn pada Januari 2025, dan merupakan satu-satunya startup fitech yang menjadi unicorn pada tahun 2025 dalam skala global.
Selain tidak ada penawaran umum perdana (IPO) di ruang fitech dalam lima kuartal terakhir, juga hanya mencatat enam akuisisi pada kuartal pertama 2025, yang mencerminkan penurunan 45% dari 11 akuisisi pada kuartal pertama 2024. Coinseeker, platform intelijen blockchain, diakuisisi oleh Titanlab, cabang pengembangan Tokenize Xchange, dalam kesepakatan senilai US$30 juta.
East Ventures, Y Combinator, dan 500 Global adalah investor top keseluruhan di ruang startup fintech Asia Tenggara.
Iterative, Selini Capital, dan AppWorks adalah investor utama dalam pendanaan tahap awal pada kuartal pertama 2025. Sedangkan Citi Ventures, HSG, dan PayPal Ventures muncul sebagai investor tahap awal teratas selama periode yang sama.
“Ekosistem fintech Asia Tenggara mengalami penurunan pendanaan yang tajam pada kuartal pertama 2025, dipengaruhi oleh tantangan pendanaan global, kehati-hatian investor, dan kejenuhan pasar,” pungkasnya. (*AMBS)