youngster.id - Indonesia merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang meluncurkan program afiliasi belanja di YouTube. Hasilnya, waktu menonton konten belanja melonjak lebih dari 400% hanya dalam satu tahun. Program YouTube Shopping ini menjadi sumber pendapatan baru bagi kreator konten.
Country Director Google Indonesia Veronica Utami mengatakan, lonjakan ini adalah bukti kepercayaan mendalam antara kreator dan pemirsa yang secara langsung diterjemahkan menjadi hasil bisnis yang nyata. Keberhasilan ini dibangun di atas skala yang tak tertandingi secara keseluruhan, di mana total waktu menonton YouTube Shopping kian naik sebesar 20% dari tahun ke tahun.
“Selama satu tahun ini kami melihat antusiasme masyarakat dan potensinya yang besar, serta tentunya membantu ekonomi para kreator dan memberi dampak bagi brand,” ucapnya dikutip Kamis (6/11/2025).
Menurut Veronica, perkembangan ini didukung oleh sejumlah faktor. Seperti ekosistem multi-format terpercaya dan komunitas kreator dinamis yang kian berkembang pesat. Selain itu, para kreator memanfaatkan spektrum format lengkap platform, mulai dari Shorts, hingga konten long-form, memungkinkan mereka untuk membangun koneksi yang mendalam, memastikan konten mereka terasa otentik dan memperkuat rasa memiliki di komunitas untuk setiap video dan kanal.
“Faktor-faktor inilah yang menjadi salah satu pendorong jumlah channel yang memiliki lebih dari satu juta subscribers di Indonesia terus berlipat ganda hanya dalam setahun terakhir ini, menjadi lebih dari 3.000 channel,” ucapnya.
Veronica menegaskan, program afiliasi YouTube Shopping telah membantu kreator membuka aliran pendapatan baru. “Filosofi YouTube jelas: kami hanya berhasil jika kreator kami berhasil. Dengan memberdayakan kreativitas dengan perangkat AI baru seperti Gemini dan Veo, serta memperkenalkan fitur seperti Stickers on Shorts, kami berkomitmen untuk menyediakan beragam cara bagi kreator untuk membangun karier yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Perkembangan ini diakui oleh kreator konten Dewi Vanow kreator afiliasi YouTube Shopping dengan 5,9 pelanggan di YouTube. Menurut dia, penggunaan tautan produk, yang dipelajari di YouTube Shopping Bootcamp, menghasilkan peningkatan pendapatan yang luar biasa sebesar 40-50%, hanya dari penandaan (tagging) di YouTube Shopping saja.
“Saat pertama kali mengenal YouTube Shopping, saya sempat merasa, ‘sepertinya ini bukan saya deh’, karena saya bukan tipe orang yang berjualan atau affiliate. Tapi setelah saya coba dan tekuni, ternyata respons audiens luar biasa. Banyak yang sering bertanya, ‘beli di mana, Kak?’ atau ‘produk yang dipakai apa?’ Dari situ saya mulai menandai (tag) toko atau produk yang saya gunakan agar penonton bisa dengan mudah menemukannya. Ternyata langkah kecil itu membawa dampak yang sangat besar,” ungkapnya.
Dewi mengaku melalui afiliasi YouTube Shopping dia memperoleh peningkatan penghasilan 40%-50% dari penghasilan sebelumnya. “Dari yang awalnya hanya hobi, kini benar-benar berkembang menjadi sumber bisnis baru bagi saya. Menurut saya, ini peluang yang luar biasa bagi kreator mana pun yang ingin memaksimalkan potensi channel-nya,” ujarnya.
Pertumbuhan ini juga dirasakan Shopee. Hanya dalam sembilan bulan, jumlah video dengan penandaan produk (tagging) meningkat 5X lipat. Dengan satu video kini dapat menandai hingga 60 produk, jumlah produk yang direkomendasikan melonjak 4X lipat.. Semua hasil signifikan ini tentunya didukung oleh standar keamanan yang ketat, dimana program afiliasi YouTube Shopping hanya tersedia untuk kreator dalam YouTube Partner Program (YPP), memastikan lingkungan belanja yang lebih aman. Yang terbaru YouTube Shopping menggandeng e-commerce Lazada.
STEVY WIDIA



















Discussion about this post