youngster.id - Batik merupakan kekayaan budaya Indonesia yang sudah ada sejak zaman dahulu. Belakangan ini batik mulai digandrungi anak milenial. Tak sekadar mengenakan, mereka juga mulai berkreasi dengan batik dan membawanya ke mata dunia.
Seperti yang dilakukan oleh perancang muda Patricia Andriani. Memasuki tahun ketiga kiprahnya di dunia fashion, Patricia mengedepankan konsep rancangan yang moder dengan menggunakan batik Lasem. Desain ini bahkan tengah dipersiapkan untuk mengikuti pameran budaya Indonesische Culturele Maand yang berlangsung di kota Best, Belanda pada awal April 2020 ini.
“Saya tertarik dengan batik Lasem sejak awal berkarya. Tak hanya karena motif batiknya yang bagus, warnanya yang kaya tetapi juga budaya yang melekat dalam setiap kain sangat kuat. Apalagi semua batik di sana adalah batik tulis,” ungkap Patty saat ditemui, Jumat (28/2/2020) di Jakarta.
Untuk pameran kali alumni Nanyang Academy of Fine Arts ini menghadirkan koleksi “New Age of Lasem” dengan 12 koleksi dengan 24 piece. “Siluet loose fitting pada konsep traveler yang saya angkat kali ini membuat kesan nyaman. Sesuai dengan kebutuhan para traveler yang menginginkan busana santai. Sentuhan desain asimetris dan tabrak motif tetap ada sesuai dengan identitas desain yaitu memadukan rancangan modern pada kain batik Lasem yang klasik,” jelas Patty.
Bahan yang digunakan pada koleksi “New Age of Lasem” ini memadukan batik katun, lurik dan kain semi wool yang memberikan kesan hangat sesuai dengan udara di Eropa. “Saya ingin batik bukan hanya dikenakan pada acara-acara formil namun juga menjadi busana trendy bagi anak muda, terutama mereka yang suka melakukan perjalanan,” tandasnya.
Sementara itu, Ine WawoRuntu, Ketua dan Pendiri Stichting (Yayasan) Hibiscus penyelenggara pameran budaya Indonesia menyambut baik kolaborasi ini. “Kami sebagai penyelenggara Indonesische Culturele Maand senang sekali kedatangan perancang muda seperti Patricia Andriani pada acara ini, apalagi membawa budaya Lasem yang hampir dilupakan terbang ke Negeri Belanda dengan konsep baru,” kata Ine.
Pameran budaya yang akan digelar sepanjang April 2020 ini akan diisi dengan berbagai kegiatan seperti pameran kerajinan Indonesia, fashion show, talkshow hingga lomba membatik yang terbuka untuk kalangan umum.
“Kami berharap jumlah perancang muda seperti Patricia Andriani, yang memiliki passion kepada Batik Lasem akan semakin banyak jumlahnya. Karena hal ini akan membantu upaya pelestarian batik yang semakin dilupakan,” kata Diana Damayanti, antropolog, penulis dan pecinta batik Lasem.
STEVY WIDIA