Perguruan Tinggi Harus Jadi “Pabrik” Entrepreneur

Usaha Ultra Mikro Perempuan

Transformasi Usaha Ultra Mikro Perempuan di Indonesia (Foto: ilustrasi)

youngster.id - Untuk mengejar rasio jumlah wirausaha di Indonesia, Perguruan Tinggi atau kampus harus menjadi “Pabrik Entrepreneur” yang mampu mencetak wirausaha sekaligus melahirkan inovasi dan ide baru dalam dunia bisnis.

Hal itu dikemukakan MenKopUKM Teten Masduki dalam acara Forum Bisnis (Forbiz) Ikatan Alumni (IA) UPN “Veteran” Yogyakarta (UPNVY) di Smesco Indonesia.

“Saya menginginkan agar lebih banyak entrepreneur dicetak dari kampus atau perguruan tinggi termasuk salah satunya di UPN Veteran Yogyakarta,” kata Teten, dikutip, Rabu (2/8/2023).

Teten mengatakan, berbagai peluang dalam industri 5.0 ada di tangan anak muda. Begitupun dengan potensi ekonomi digital yang besar dimana 41% total transaksi ekonomi digital di ASEAN berasal dari Indonesia.

“Peluang lainnya yaitu tingginya minat pelaku UMKM untuk mempraktikkan bisnis hijau atau ramah lingkungan yang mencapai 94-95%,” tambahnya.

Sejalan dengan itu, untuk pertama kalinya Indonesia memiliki instrumen kebijakan yang kuat, dalam hal ini Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang Kewirausahaan Nasional. Artinya, target meningkatkan kewirausahaan nasional telah menjadi prioritas utama.

Oleh karena itu, peran perguruan tinggi sangat strategis untuk bersama pemerintah terus mendorong dan mendampingi generasi muda menjadi entrepreneur atau wirausaha sukses.

Pasalnya, berdasarkan data BPS, 64% penduduk Indonesia adalah anak muda. Selain itu, 73% anak muda Indonesia berminat berwirausaha, sebagaimana riset SMERU pada 2022. Dan, yang menggembirakan, sebanyak 81% anak muda (17 sampai 35 tahun) tertarik menjalankan bisnis ramah lingkungan sesuai survei Indikator 2021.

Menurut Teten, pemerintah secara konsisten terus memperbaiki ekosistem UMKM dan koperasi. “Saat ini, pendataan UMKM dan koperasi kita sudah jauh lebih baik. Tahun 2024 targetnya sebanyak 65 juta UMKM terekam ke dalam data base yang akan memudahkan pendampingan,” katanya.

Sementara dari sisi pembiayaan, anggaran kredit KUR terus ditingkatkan setiap tahunnya. Tahun 2023 alokasi KUR mencapai Rp450 triliun, jauh lebih besar dari tahun 2022 yang sebesar Rp365 triliun.

Partisipasi UMKM di pasar digital juga memberikan gambaran yang baik dimana saat ini sudah mencapai 22 juta UMKM yang terhubung ke pasar digital, sebelumnya saat pandemi hanya 8 juta dan target di 2024 adalah 30 juta.

 

HENNI S.

Exit mobile version