Peserta Startup Academy Indonesia Siap Kembangkan Produk dan Solusi Bisnis

Google for Startups Accelerator: Indonesia

Peserta Google for Startups Accelerator: Indonesia. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Google for Startups : Startup Academy Indonesia diikuti oleh 20 startup dari berbagai bidang. Dalam program ini, para peserta mengikuti workshop yang berfokus pada pengembangan produk, bisnis, dan kepemimpinan bagi para pendiri. Para mentor berbagi pengalaman dan keahilian di bidangnya.

Founder & CEO, Educourse Mutiara Hikma Mahendradatta mengatakan, senang mendapat kesempatan pembelajaran dari Kelvin Wijaya, CTO, Sinar Mas Mining, yang juga berpengalaman di industri edutech.

“Kami mempelajari strategi teknologi apa yang harus kami bangun dan fokuskan ketika kami berada di seed stage. Sesi mentoring dari Natasha Gunawan, Senior Investment Analyst, Monk’s Hill Ventures, juga memberi banyak saran yang dapat kami tindaklanjuti dari sudut venture capital,” ungkap Mutiara dalam keterangan pers, Senin (9/5/2022).

Educourse merupakan salah satu startup di bidang pendidikan yang bertujuan untuk memecahkan masalah tentang kesenjangan besar antara kebutuhan industri dengan keterampilan siswa di Indonesia, juga tingginya angka pengangguran dari pendidikan tinggi (SMA, SMK dan universitas) yang tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Melalui perusahaannya, Educourse memberikan solusi dengan Science, Technology, Engineering, Art, and Math (STEAM) Learning Platform dengan pengetahuan praktis dan kursus hard skills untuk mempersiapkan siswa agar mampu bersaing di dunia kerja yang kompetitif.

Pengalaman lain yang dibagikan oleh peserta dari industri pendidikan adalah dari Naufal Aktsa Midy Efendy, CEO, MejaKita. “Hal utama yang kami ambil dari program ini dan telah kami tetapkan diantaranya fokus membangun tim dengan integritas tinggi, selalu peka terhadap kebutuhan pengguna, dan memastikan produk kami tetap tangguh dalam menghadapi tantangan endogen dan eksogen,” katanya.

MejaKita merupakan startup yang menyediakan layanan pendidikan untuk memenuhi kebutuhan belajar harian siswa, mulai dari berbagi catatan, mendiskusikan pekerjaan rumah, hingga persiapan ujian. Tidak hanya menyediakan platform belajar bersama MejaKita juga memberikan komisi kepada siswa yang berkontribusi dalam menjawab pertanyaan atau membagi catatan pelajaran mereka.

Sementara itu, Andreas Handani, CEO, Bicarakan.id mengaku, mempelajari banyak hal di program ini. “Saya belajar untuk menjadi seorang pemimpin yang memiliki dua pekerjaan utama, yaitu mengembangkan perusahaan dan menumbuhkan orang-orang di dalamnya. Kami pun menggunakan kerangka kerja SBI (situation-behavior-impact) saat memberikan masukan kepada rekan kerja,” ujarnya.

Bicarakan.id merupakan startup yang menyediakan solusi berbasis teknologi untuk menjadi jembatan antara orang-orang yang membutuhkan konseling dengan para psikolog profesional. Perusahaan ini ingin membantu seseorang yang memiliki masalah kesehatan mental dengan lebih efisien dan terjangkau.

Pengalaman lain dirasakan oleh Fauzan Gani, CEO, DOOgether yang belajar berbagai bidang tentang OKR hingga staf perekrutan. “Setelah menerima masukan tentang OKR terbaru kami, tanpa ragu kami mengubah OKR pertumbuhan menjadi lebih agresif. Kami juga mengubah pendekatan untuk divisi merchant & partnership berdasarkan materi yang didapatkan di sesi mentoring bersama salah satu VP perusahaan teknologi teratas di Indonesia,” katanya.

DOOgether membangun platform bagi pengguna untuk memulai perjalanan gaya hidup sehat dengan memberikan layanan konsultasi dan program online dengan para penyedia layanan kebugaran dan kesehatan bersertifikat, akses ke studio kebugaran hingga ahli gizi, serta menjadi platform yang menghubungkan setiap anggota untuk berbagi pengalaman.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version