youngster.id - Pemanfaatan produksi virtual dan teknologi in-camera visual effects (ICVFX) sudah berkembang secara pesat dalam waktu dua tahun terakhir. Hari ini, ada lebih dari 250 panggung seperti itu di dunia, dengan pelopor seperti AUX Media di Singapura, 3Particle di Malaysia, dan V2 di Indonesia, yang memanfaatkan panggung skala besar xR dan layar LED di berbagai live event, film dan alur produksi mereka.
Teknologi dan alur kerja yang sebelumnya menggunakan studio besar dengan anggaran jutaan dollar kini “didemokratisasi”, membuka jalan bagi generasi baru kreator konten. Banyak di antara mereka sudah memanfaatkan teknologi real time seperti produksi virtual dan ICVFX untuk mendorong inovasi mutakhir dan menciptakan lingkungan ‘dunia lain’ yang imersif, memecahkan rekor dan mendapatkan banyak pujian karena kreativitasnya.
Studio xR imersif pertama di Indonesia, V2 Indonesia telah memanfaatkan produk ini, dan mengubah permainan untuk virtual event dengan software real time. Termasuk membangun studio podcast yang dilengkapi teknologi xR.
Rudi Hidayat, CEO V2 Indonesia Rudi Hidayat mengatakan, perusahaan berharap xR dapat membekali para kreatif seni, media TV, biro iklan, dan pembuat konten untuk lebih membebaskan kreativitas mereka dan menghasilkan konten berkualitas yang mutakhir.
“Saya sangat senang melihat perkembangan produksi virtual di Asia Tenggara yang semakin keren dan efisien. IMxR adalah studio xR pertama di Indonesia, dan saya berharap ini akan menjadi benchmark untuk produksi virtual yang imersif dan terkemuka, serta menjadi wadah para pembuat konten dan rumah produksi di Indonesia,” kata Rudi dalam jumpa pers virtual, Kamis (19/5/2022).
Sementara itu, AUX Media yang berlokasi di Singapura memanfaatkan kemampuan real-time Unreal Engine dan disguise untuk mengembangkan efek visual hidup dan interaktif untuk Star Awards Ceremony 2022 dari Mediacorp. Demikian juga Studio xR Malaysia 3Particle, yang memanfaatkan teknologi real time dan panggung xR untuk menciptakan dunia baru yang futuristik dalam video musik seperti band lokal IMAGI, dan MADAM. Serta menjadi bagian dari pertunjukan virtual kelas dunia untuk Alan Walker.
Epic Games berkomitmen untuk memberdayakan studio dan kreator di seluruh ASEAN untuk mendukung permintaan akan produksi virtual dan ICVFX yang semakin banyak. Hingga hari ini, Epic Games sudah mendukung lebih dari 1.600 kreator dan tim di 89 negara, melalui program Epic MegaGrants (EMG) – dana senilai US$100 juta digelontorkan untuk secara aktif membantu kesuksesan pengembang dan komunitas kreator.
Evangelist and Technical Account Manager, Southeast Asia, Epic Games Dean Reinhard mengatakan, produksi virtual adalah masa depan media dan sektor hiburan – baik untuk produksi film dan TV, periklanan, penyiaran atau live event.
“Ini dengan cepat membentuk cara kita menciptakan, dan kecepatan serta skala bagi kreator dalam mewujudkan ide-ide mereka, dan ASEAN berada dalam posisi yang baik untuk menangkap permintaan ini. Kami sudah melihat berbagai use case besar di wilayah ini, dengan studio seperti AUX Media, 3Particle dan V2 yang telah membuka jalan! Epic bersemangat melakukan apa yang kami bisa untuk mendukung kreator di Asia Tenggara, dan kami antusias melihat masa depan media dan hiburan di ASEAN,” pungkasnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post