youngster.id - Indonesia saat ini menjadi salah satu pasar blockchain paling dinamis, didorong oleh populasi muda, kelas menengah yang terus bertumbuh, dan perkembangan sistem pembayaran digital. Hal ini mendorong Saison Capital, unit perusahaan ventura milik Credit Saison dari Jepang, menjalin kerjasama dengan BRI Ventures, anak perusahaan ventura dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), serta Coinvestasi, meluncurkan Tokenize Indonesia.
Program ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mendanai, dan mendukung startup Real World Asset (RWA) yang berinovasi di bidang blockchain dan tokenisasi aset, serta mempercepat penerapannya di pasar Indonesia.
Partner Saison Capital Qin En Looi mengatakan, teknologi blockchain dan manfaatnya yang luas merupakan dasar dalam membentuk masa depan keuangan inklusif, mengubah sistem keuangan yang ada, dan menciptakan lebih banyak kesetaraan untuk semua pihak yang terlibat.
“Terlepas dari volatilitas pasar saat ini, kami tetap menjadi investor aktif di perusahaan rintisan blockchain yang memecahkan masalah keuangan di dunia nyata. Sangat penting bagi kami untuk menggalang mitra utama untuk mendorong dukungan yang lebih besar bagi para pendiri dalam menyelesaikan tantangan yang dihadapi oleh perusahaan, dan kami senang dapat menemukan mitra yang berpikiran sama seperti BRI Ventures dan Coinvestasi,” katanya dikutip Senin (28/4/2025).
Peluncuran Tokenize Indonesia dilakukan di ONCHAIN 2025, konferensi tahunan yang diselenggarakan oleh Saison Capital bersama D3 Labs, Helix, dan Emurgo di Bangkok. Program ini sudah berlangsung hingga Agustus 2025. Startup terpilih akan menjalankan Proof-of-Concept (POC) bersama berbagai korporasi besar di Indonesia, termasuk institusi finansial seperti BRI Ventures dan MDI Ventures.
Chief Investment Officer BRI Ventures Markus Liman Rajardja menyatakan, pihaknya akan berkomitmen untuk terus menjembatani kolaborasi antara institusi finansial mapan dengan mitra teknologi inovatif.
“Tujuan kami adalah untuk mendorong kolaborasi yang berarti antara lembaga keuangan yang sudah mapan dan mitra teknologi yang inovatif dan bergerak cepat. Dengan menjembatani kedua dunia ini, kami bertujuan untuk mengkatalisasi pertumbuhan yang berkelanjutan, mendorong inklusi keuangan, dan mempercepat adopsi aset digital di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Founder Coinvestasi, Steven Suhadi, melihat peluang ini sebagai kesempatan untuk mengambil peran strategis sebagai penghubung ekosistem yang mampu mendorong kolaborasi antara proyek global dan komunitas lokal di Indonesia.
“Dengan lebih dari 20 juta pengguna kripto, Indonesia kini berada di peringkat ketiga dunia dalam hal adopsi web3, sebuah bukti nyata dari ekosistem yang berkembang pesat. Kami menyaksikan pertumbuhan yang cepat dalam hal talenta pengembang, keterlibatan institusional, dan kejelasan peraturan, yang semuanya meletakkan dasar untuk kemajuan jangka Panjang,” katanya.
Coinvestasi akan berperan menghubungkan ekosistem, mendorong dialog, berbagi wawasan, dan memungkinkan kemitraan yang mendorong industri ke depan.
Laporan Project Wira, hasil kolaborasi BRI Ventures, Saison Capital, D3 Labs, dan Tiger Research, mengungkapkan potensi blockchain untuk merevolusi sistem keuangan Indonesia. Saat ini, 7% populasi Indonesia memiliki aset digital, melampaui jumlah investor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Inovasi di bidang uang digital, komoditas, obligasi, kredit karbon, hingga real estate terus bermunculan. Diperkirakan, permintaan untuk tokenisasi aset di Indonesia bisa mencapai US$88 miliar pada tahun 2030.
Finalis dari program ini akan tampil pada ajang Coinfest Asia 2025 pada 21–22 Agustus di Bali.
STEVY WIDIA