Prospek Pendanaan Startup Tahun 2024

pendanaan startup

Pendanaan ke Startup di Indonesia Menurun 36% pada Kuartal Pertama 2024 (Foto: Ilustrasi)

youngster.id - Meskipun terdapat tantangan pendanaan saat ini dan tema-tema baru kemungkinan akan menarik investasi modal ventura, namun tahun ini diprediksi beberapa sektor siap untuk tumbuh.

Laporan yang dirilis perusahaan media DealStreetAsia bekerja sama dengan perusahaan investasi Rigel Capital, bertajuk “Southeast Asia Deal Review 2023” menyebutkan sektor-sektor berkelanjutan, termasuk teknologi ramah lingkungan, kendaraan listrik, teknologi iklim, dan teknologi kesehatan semakin mendapat daya tarik. Ekosistem mobilitas bersih, kecerdasan buatan, dan sektor terkait keberlanjutan juga diperkirakan akan tumbuh.

“Penelitian lebih dekat terhadap tren triwulanan mengungkapkan tanda-tanda stabilitas yang muncul dalam lanskap investasi startup,” kata laporan, dikutip Sabtu (27/1/2024).

Pada kuartal keempat (Oktober-Desember) tahun 2023 terdapat 167 transaksi, naik dari 151 transaksi pada kuartal sebelumnya ketika volume transaksi berada pada titik terendah dalam tiga tahun.

Kuartal keempat juga lebih kuat dalam hal perolehan investasi karena startup regional mengumpulkan $2,28 miliar, naik 9% dari kuartal sebelumnya.

Namun, menjelang akhir tahun, kondisi sektor swasta di kawasan ini mulai menunjukkan tanda-tanda stabilitas, dengan kuartal keempat mencatat peningkatan volume kesepakatan sebesar 12% setelah mencapai titik terendah dalam tiga tahun terakhir pada kuartal ketiga, menurut laporan dari DealStreetAsia dan perusahaan investasi multi-tahap Rigel Capital menunjukkan.

Laporan tersebut diluncurkan pada diskusi panel bertajuk ‘Gambaran Besar: Setelah Kejatuhan yang Dramatis, Akankah Aktivitas Pendanaan Startup Akan Bangkit Kembali di Tahun 2024’ di Indonesia PE-VC Summit.

Kabir Narang, Founding General Partner B Capital Group mengatakan, akan ada lebih banyak komitmen dari LP untuk datang ke Asia Tenggara [pada tahun 2024].

“Masih banyak modal yang terkumpul pada tahun 2021 yang masih menunggu untuk dikerahkan, dan tahun 2024 tampaknya sudah matang untuk memanfaatkannya,” kata Narang.

“Kami melihat lebih banyak disiplin dalam evaluasi dan pengambilan keputusan bisnis, yang pada akhirnya akan membantu pasar mengoreksi dan bangkit kembali,” imbuh Susli Lie, Partner Monk’s Hill Ventures.

Sementara itu Sebastian Togelang, Founder & Managing Partner, Rigel Capital mengatakan,  bahwa penurunan saat ini adalah saat yang tepat untuk memilih perusahaan-perusahaan kuat dengan valuasi yang masuk akal. “Sebagai investor, kami melihat penurunan sebagai sebuah peluang,” ucap Togelang. (*AMBS)

 

Exit mobile version