Puncak Ramadan Ekstra, Tokopedia dikunjungi 71 juta pengguna

Tokopedia gelar Semarak Ramadan Ekstra. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Berdasarkan Google Analytics, Tokopedia dikunjungi 71 juta pengguna Indonesia pada puncak Gelar Ramadan Ekstra 2018. Kesuksesan ini membuat Tokopedia akan menjadi Ramadan Ekstra sebagai kegiatan tahunan rutin dari e-commerce ini.

Jika dibandingkan dengan pengguna internet di Indonesia 120 juta orang. Artinya satu dari dua orang Indonesia mengunjungi Tokopedia. Bahkan total kunjungan sepanjang bulan Mei ada 320 juta kunjungan.

“Tokopedia tidak pernah berpartisipasi di Harbolnas. Salah satu tujuan hasil Ramadan Ekstra ini adalah dapat menjadikan event ini sebagai cultural event tahunan di Indonesia, seperti halnya single day di China,” kata Melissa Siska Juminto, Chief Operating Officer Tokopedia dalam keterangannya, Kamis (31/5/2018).

Menurut Melissa, pada event yang berlangsung 25 Mei lalu, Tokopedia berhasil mencatatkan nilai transaksi setara dengan akumulasi nilai transaksi sepanjang lima tahun pertama, Agustus 2009-Juni 2014. Namun Melissa tidak merinci nilai transaksi Tokopedia dalam rupiah.

Dan dalam 10 menit pertama saja di 25 Mei 2018 yang menjadi puncak Ramadan Ekstra, mengalahkan total transaksi Tokopedia sepanjang tahun pertama Tokopedia berdiri yakni Agustus 2009 hingga Juli 2010.

Produk yang paling banyak diorder di bulan Ramadan di Tokopedia adalah peralatan rumah tangga, fesyen muslim, health and beuaty, serta makan dan minuman. Sedangkan produk yang paling banyak dicari adalah kurma, baju koko, dan gamis.

Sepanjang bulan Ramadan, Tokopedia menyiapkan 86 juta produk aktif dari tiga juta mitra penjual. Melissa memastikan pengiriman produk yang sudah diorder oleh pengguna akan dilayani dengan baik.

Menariknya, saat puncak Ramadan Ekstra di 25 Mei kemarin, server Tokopedia sempat down. Associate Vice President Tokopedia-Buyer Experience Aldo Tjahjadi mengatakan Tokopedia telah menyiapkan sistem Tokopedia jauh-jauh hari. “Sebulan penuh tim kami sudah bekerja keras siang pagi sore malam, untuk mengetes agar kita benar-benar siap. Tapi yang terjadi adalah semua orang ingin di detik yang sama jadi karena itu semua hal positif. Itu refleksi dan pengembangan yang akan kita lakukan ke depannya,” katanya.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version