youngster.id - Laporan UN Food Waste Index Report 2024 mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan kontributor limbah makanan terbesar di Asia Tenggara, dengan membuang 14,73 ton per tahun. Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), limbah makanan menyumbang hampir 40% dari total limbah di negara ini. Hal ini menyoroti kebutuhan akan tindakan yang segera dan kolektif.
Meskipun ada kelebihan limbah makanan, peternak unggas lokal tampaknya kesulitan untuk mempertahankan bisnisnya karena dihadapkan pada biaya pakan yang tinggi dan terpaksa bergantung pada sumbangan masyarakat.
Menyikapi masalah tersebut, tiga siswa SMA asal Jakarta, yakni Sanat, Aditya, dan Akul Punj, mendirikan RenewFeed, sebuah inisiatif nirlaba yang mengubah limbah makanan menjadi pakan unggas.
“Sejak kecil, keluarga kami sangat memperhatikan agar tidak membuang-buang makanan, bahkan satu butir nasi pun tidak boleh terbuang. Kendati demikian, di kantin sekolah, restoran, pesta pernikahan, dan berbagai acara, kami melihat begitu banyak makanan yang terbuang sia-sia. Di saat yang sama, kami juga menyadari bahwa peternakan ayam kecil atau berbasis komunitas kesulitan bertahan karena mahalnya biaya pakan. Dari situ, kami menyadari bahwa satu masalah bisa menjadi solusi bagi masalah lainnya. Setelah melakukan riset mendalam mengenai solusi berkelanjutan dan melalui berbagai tahap penyempurnaan serta prototipe, kami akhirnya menemukan solusi yang memadukan kecintaan kami terhadap keberlanjutan dan teknologi,” papar mereka, Senin (20/10/2025).
RenewFeed mengumpulkan sampah makanan dari sekolah mereka sendiri, restoran lokal, warung, dan hotel. Limbah yang mereka kumpulkan tidak lagi layak dikonsumsi oleh manusia, termasuk sisa sayuran dan buah, kulit, ampas, dan cangkang telur. Setelah dikumpulkan, limbah ini dikeringkan, didehidrasi, dan dihancurkan menggunakan teknologi yang sedang dalam proses paten, menjadi pakan unggas siap konsumsi yang akan disumbangkan secara gratis kepada peternakan unggas kecil/berbasis komunitas. Sejak memulai operasinya, mereka telah berhasil mengumpulkan lebih dari 1.200 kilogram limbah makanan dan mengubahnya menjadi 250 kilogram pakan unggas.
Kertabumi Recycling Center memiliki peternakan unggas kecil yang menjadi penerima hasil proses RenewFeed. Ikbal, Founder Kertabumi Recycling Center mengatakan, RenewFeed telah mengirimkan pakan unggas kepadanya setiap minggu selama 7-8 bulan terakhir.
“Proyek ini menunjukkan bagaimana aksi iklim dan keamanan dapat berjalan beriringan. Saya bangga dengan Aditya, Akul, dan Sanat yang memimpin dengan penuh rasa ingin tahu dan kepedulian,” kata Ikbal.
RenewFeed beroperasi sepenuhnya dari rumah para pendirinya, di mana mereka mengelola setiap tahap prosesnya sendiri, menunjukkan komitmen mereka yang tinggi terhadap proyek ini. Pakan ternak yang mereka hasilkan juga telah diuji oleh SigLaboratory di Bogor, mencakup berbagai jenis bahan makanan umum yang mereka olah. Melalui RenewFeed, Sanat, Aditya, dan Akul Punj berkomitmen untuk menciptakan ekosistem berkelanjutan di mana segala sesuatu dimanfaatkan sebaik mungkin dan memberi manfaat bagi banyak pihak.
Melalui berbagai upayanya, RenewFeed berkontribusi terhadap beberapa Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), antara lain: membantu peternakan ayam lokal dengan menyediakan pakan unggas gratis; mengolah kembali limbah makanan untuk meminimalisasi kemungkinan mereka berakhir di tempat pembuangan akhir; menekan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari limbah makanan.
Sebagai organisasi kecil yang dipimpin oleh anak muda, para pendiri RenewFeed mengakui menghadapi beberapa tantangan di awal. Banyak pihak awalnya skeptis, seperti restoran enggan mengubah Prosedur Operasional Standar (SOP) yang sudah ada, dan peternakan ayam kecil enggan menerima pakan dari sumber yang belum dikenal.
Meskipun demikian, RenewFeed tidak menyerah, mereka terus menyempurnakan prosesnya dan mengumpulkan data untuk menunjukkan efektivitas modelnya. Mereka juga mengadakan penggalangan dana melalui acara-acara seperti turnamen tenis. Saat ini, RenewFeed bekerja sama dengan restoran dan organisasi seperti Simetri Coffee Roasters, Sodexo dan Ismaya (kantin sekolah), Hotel Four Seasons Hotel, dan lainnya.
“Di Four Seasons Hotel Jakarta, kami bangga mendukung changemakers muda seperti Sanat, Aditya, dan Akul. Kegiatan mereka melalui RenewFeed selaras dengan komitmen kami untuk peduli terhadap kota kami dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Kami sangat terinspirasi melihat bagaimana kreativitas dan tujuan dapat mengubah limbah makanan menjadi perubahan yang bermakna bagi komunitas dan planet kita,” kata Vishal Sanadhya, Hotel Manager, Hotel Four Seasons Jakarta.
Melalui proyek ini, RenewFeed berharap dapat berkontribusi pada tujuan Indonesia untuk mengurangi limbah makanan sebesar 75% pada tahun 2045. Ke depannya, RenewFeed tidak berhenti di sini. Mereka berencana untuk menciptakan lebih banyak ekosistem berkelanjutan seperti ini, mengubah apa yang dulu dibuang menjadi sesuatu yang memberikan nilai bagi komunitas maupun lingkungan.
STEVY WIDIA
Discussion about this post