Ryan Kharisma Danoko : Mendunia Berkat Grafis Berciri Budaya

Ryan Kharisma, Founder & Designer RKharisma.com (Foto: Dok. Pribadi/Youngsters.id)

youngster.id - Di usianya yang masih muda Ryan Kharisma Danoko sudah meraih reputasi sebagai desain grafis handal. Daya kreativitas yang tinggi, dengan ciri khas budaya Asia membuat Ryan kini menjadi salah satu desain grafis yang diperhitungkan di Eropa. Peraih Bronze Award ini memiliki ciri dan strategi khusus dalam setiap karyanya.

Pemuda kelahiran Bandung, 16 Februari 1987 ini memulai karier sebagai desainer grafis ini secara tidak sengaja. “Bagi saya desain adalah salah satu cara untuk mengekspresikan kreativitas,” ungkap Ryan kepada Youngsters.id melalui surat elektronik dari Praha.

Kreativitas Ryan sudah mendapat pengakuan luas hingga ke mancanegara. Kliennya antara lain Snogurt (Malaysia), UNICEF (Hong Kong), Hair Beauty Lounge dan SSEAYP (Jepang), Arizona State University, Runway 21 Studio (AS), Adrianne Schaffer (Italia), Matsyana (Kanada) dan Innova Market Insight (Belanda) . Di Indonesia karya desain grafis Ryan bisa dilihat pada beberapa perusahaan dan instansi seperti Makarim & Taira Law Firm, Bank Victoria, Plaza Balikpapan, ToyotaAuto 2000, dan yang terbaru I Dance Academy.

Karya Ryan memang semakin diterima luas. Meski demikian dia terus memperbarui diri. Apalagi peta persaingan di dunia desain grafis saat ini sangatlah ketat. “Industri ini terus bertumbuh dan akan terus bertambah banyak orang yang paham akan pentingnya desain ini. Meskipun sekarang banyak orang bisa mendapat desain yang instan dari website atau semakin banyak software yang menyediakan hal itu. Kompetisi pun menjadi lebih sengit tetapi di situlah tantanganya,” ucap Ryan.

Oleh kaena itu, lanjut Ryan, ia harus memiliki strategi khusus agar karyanya dapat diterima luas. “Logikanya, jika ada dua produk dengan harga, rasa dan kemasan yang sama mempunyai peluang yang sama untuk dibeli oleh konsumen, maka besar kemungkinan produk yang mempunyai desain, warna, dan grafis yang menariklah yang akan lebih laku terjual,” ungkapnya.

Selain mesti menarik, diklaim Ryan karya desain grafisnya juga memiliki keunikan personal touch dibanding desainer lain. “Saya selalu memberi personal touch ke dalam desain saya. Sentuhan pribadi ini mencerminkan produk tersebut dengan gaya desain saya. Sebab saya selalu menimplementasikan pengalaman dan pengaruh budaya ke dalam karya-karya saya,” ungkapnya.

Putra dari Meade Danoko dan Marlina Theresia ini memang memiliki pengalaman budaya yang cukup berwarna. Dia dibesarkan di Indonesia dan bersekolah di Singapura. Kemudian Ryan sempat tinggal di Amerika beberapa waktu dan kini tengah melanjutkan pendidikan di Eropa, yakni di Belanda, Hungaria dan Republik Czech. “Saya percaya desain yang brilian itu dapat memadukan prespetif timur dan barat dalam karyanya,” ujar Ryan.

 

Terinspirasi Mama

Ketertarikan Ryan pada dunia desain grafis itu bermula sejak duduk di bangsku SMA. Pemuda yang sempat bercita-cita menjadi juru masak atau chef itu mengaku awalnya iseng mengutak atik foto dan editing pakai photoshop 7.0 yang dimilikinya di rumah. “Saya belajar desain otodidak awalnya, memanipulasi dan editing foto pakai photoshop. Kadang saya coba juga pakai mixed media. Ternyata banyak teman saya yang suka,” kenang nya.

Menurut Ryan, sejak itu ia mulai menawarkan jasa desain, untuk membuat undangan acara sweet seventeen, desain T-shirt untuk kalangan distro, parcel untuk Natal atau valentines. Sampai akhirnya gabung dengan teman untuk bukan event organizer yang berhenti setelah dia lulus sekolah.

Di balik itu semua Ryan mengaku dia juga terinspirasi dari sang ibu. “Saya rasa bakat (seni) saya menurun dari ibu saya. Sejak kecil kalau ada PR seni atau kerajinan, mama saya selalu membantu dan memberikan saran. Saya kira dia mendapat bakatnya dari kakek saya yang juga seorang fotografer. Mama saya selalu memberi dukungan agar saya lebih kreatif, bahkan sampai sekarang dia suka mengirimi saya foto atau link lewat social media untuk share hal-hal yang unik dan artistik. Dia adalah salah satu pendukung terbesar dan motivator saya. Mama menunjukkan bahwa kamu tidak akan pernah berhenti belajar dan selalu memperbaharui kemampuan agar survive di masa depan,” ungkapnya dengan bangga.

Dorongan ibu membuat Ryan serius menekuni bidang desain grafis. “Saya membuat banyak karya kreatif, jadi saya  memutuskan untuk fokus pada pendidikan desain,” ujarnya. Ia melanjutkan kuliah di Imago School of Modern Advertising, sekolah khusus desain dan periklanan di Tanah Air. Untuk semakin memperkuat kompetensinya dia juga mengambil kuliah lanjutan di Jurusan Desain Multimedia First Media Design School, Singapura.

Setelah menyelesaikan kuliah, Ryan sempat mengajar desain di SMA Penabur International. Ia pun sempat menjadi eksekutif di First Media Design School, dan Art Director di Sponge Inc. Pada akhir 2012, Ryan memutuskan mengembangkan usaha sendiri di bidang desain grafis, dengan mendirikan RKharisma Design (www.ryankharisma.com).

 

Ryan Kharisma Danoko, Mendunia Berkat Grafis Berciri Budaya (Foto: Dok. Pribadi/Youngsters.id)
Ryan Kharisma Danoko, Mendunia Berkat Grafis Berciri Budaya (Foto: Dok. Pribadi/Youngsters.id)

 

Kerjasama dan Komunikasi

Peraih Bronze Award di acara The One Show South and South East Asia itu menjalankan bisnis dengan prinsip kerjasama dengan klien. “Saya selalu mengomunikasikan kepada klien bahwa desainer adalah mitra agar bisa menghasilkan (produk) yang terbaik untuk bisnis,” ucap Ryan.

Dia juga senantiasa melakukan riset prerequisite. Tujuannya mengidentifikasi permasalahan, mencari solusi dan strategi yang sesuai dengan kebutuhan klien. “Saya selalu memperlakukan klien sebagai tim dalam proses desain. Metode inilah yang selalu dicari oleh klien, karena mereka ingin terlibat langsung dalam setiap keputusan yang diambil as a team,” ungkap Ryan.

Menurut dia tantangan terbesar seorang desainer adalah menjembatani antara rancangan artistik dengan keinginan klien. “Sebagai seorang desainer kita tahu bagaimana merancang dan membuat sesuatu sangat artistic. Namun pada kenyataanya saya belajar lewat pengalaman di produksi, pelaksanaan desain tidak lah demikian. Dari sana saya menemukan ada kesenjangan besar antara desain dan eksekusi. Saya optimis hal itu akan dapat diatasi dengan perencanaan produksi yang matang,” kata pria yang hobi traveling, photography, dan gastronomy itu.

Oleh karena itu Ryan terus mengembangkan diri. Dia baru menyelesaikan kuliah di Jurusan Logistik dan Manajemen Rantai Pasokan Hogenschool Van Arnhem en Nijmegen di Belanda dan di Praha. Menurut dia hal itu dilakukan  untuk mempelajari bagaimana berbisnis di Rusia, tren desain yang ada di sana serta budaya khususnya di Eropa Timur. “Saya berharap akan dapat melebarkan bisnis hingga ke Eropa. Jadi sambil belajar saya membuka jaringan bisnis,” katanya dengan nada optimis.

 

=====================================

Ryan Kharisma Danoko

Klien : 

Mancanegara: Snogurt (Malaysia), UNICEF (Hong Kong), Hair Beauty Lounge dan SSEAYP (Jepang), Arizona State University, Runway 21 Studio (AS), Adrianne Schaffer (Italia), Matsyana (Kanada) dan Innova Market Insight (Belanda) .

Indonesia: Makarim & Taira Law Firm, Bank Victoria, Plaza Balikpapan, ToyotaAuto 2000, dsb

======================================

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version