youngster.id - Sidang tahunan Islamic Chamber of Commerce, Industry & Agriculture (ICCIA) digelar pada 22-23 Oktober 2018 di Jakarta. Ajang ini diharapkan membawa terobosan untuk mengembangkan perekonomian di Indonesia khususnya ekonomi syariah dengan mempererat hubungan diplomasi politik dan ekonomi Indonesia dan negara anggota OKI.
ICCIA 2018 bertema “Inclusion in Sharia Economy: A New Paradigm” diresmikan oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla. KADIN Indonesia mendapat kehormatan untuk menjadi tuan rumah ICCIA Board of Directors Meeting ke-27 dan Financial Committee Meeting ke-60 yang diikuti oleh 19 negara (Djibouti, Mesir, Indonesia, Iran, Jordan, Kuwait, Malaysia, Mali, Nigeria, Oman, Pakistan, Palestine, Qatar, Saudi Arabia, Sudan, Tunisia, Turkey, Uganda dan Uni Emirat Arab).
Organisasi kamar dagang yang berafiliasi dengan Organisasi Kerjasama Islam (OKI), mempercayakan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia sebagai penyelenggara Sidang Tahunan ICCIA 2018.
Pada pertemuan ini para anggota dewan ICCIA membahas mengenai berbagai macam topik yang tidak luput dari isu-isu perdagangan, informasi teknologi, asuransi/reasurasi, pengiriman, perbankan, promosi peluang investasi dan joint ventures. Dilanjutkan dengan pertemuan antara perusahaan swasta di Indonesia dengan para representatif dari negara-negara OKI.
“Saya berharap bahwa pertemuan ini dapat menjadi awal dari koordinasi yang berkelanjutan pada proyek-proyek yang ditujukan untuk pembangunan infrastruktur negara dan menciptakan peluang kerja bagi masyarakat melalui penyediaan peluang kerja baru dan dapat berkontribusi untuk mengurangi tingkat pengangguran dan meningkatkan tingkat perdagangan antara negara-negara Islam,” kata Ahmad Al Wakeel, Wakil Presiden ICCIA, mewakili Shaikh Saleh Abdullah Kamel, Presiden ICCIA.
Wakeel juga mengatakan dirinya berterima kasih kepada Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia yang telah menyelenggarakan Board of Directors Meeting ke-27.
“Pertemuan ini kesempatan untuk meningkatkan kerjasama dan investasi yang layak untuk membawa manfaat nyata bagi masyarakat Indonesia serta keuntungan nyata bagi para investor dari berbagai negara Islam,” ujarnya pada pembukaan ICCIA ke-27 Selasa (24/10/2018) di Hotel Ritz Carlton kawasan Mega Kuningan, Jakarta.
Pada Sidang Tahunan ICCIA diadakan side event yang terdiri dari 17th Private Sector Meeting dari negara-negara yang menjadi anggota OKI, dimana dalam Private Sector Meeting tersebut mendiskusikan beberapa isu-isu penting terkait bisnis antar negara-negara anggota OKI. Diharapkan melalui kerjasama ini para investor yang hadir dapat berkesempatan untuk berinvestasi dan berbisnis di Indonesia agar dapat meningkatkan pendanaan guna meningkatkan perkembangan infrastruktur di era pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Sementara itu, Ketua Umum KADIN Indonesia Rosan P. Roeslani menjelaskan hubungan ekonomi di antara negara-negara anggota ICCIA telah menunjukkan tren positif. Namun dirinya percaya bahwa masih ada peluang besar yang dapat dimanfaatkan dari negara masing-masing yang menjadi anggota ICCIA.
“Dengan ini kami berkomitmen untuk lebih meningkatkan hubungan pemerintahan ke pemerintah serta interaksi bisnis ke bisnis agar dapat mempromosikan kerjasama ekonomi antar negara anggota ICCIA,” ucap Rosan.
“Melalui penetapan tema ‘Inklusif’ dan ‘Ekonomi Syariah’ pada Sidang Tahunan ICCIA 2018 diharapkan kedepannya berpotensi untuk menjadi paradigma baru dalam menghadapi fenomena dan penyelesaian gejolak perekonomian global. Dengan inklusi khususnya di sektor keuangan dapat menjadi instrumen yang efektif dalam mengurangi kemiskinan dan mengatasi ketidaksetaraan di Indonesia,” tambah Rosan.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post