SIRCLO: Transkasi e-Commerce Meningkat 4,95% Sepanjang Tahun 2024

SIRCLO

SIRCLO: Transkasi e-Commerce Meningkat 4,95% Sepanjang Tahun 2024 (Foto: Ilustrasi)

youngster.id - Sektor e-commerce tetap menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi digital dengan perkiraan peningkatan Gross Merchandise Value (GMV) sebesar 11% hingga mencapai US$65 miliar.

Dalam laporan e-Conomy SEA 2024 yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, GMV dari ekonomi digital Indonesia diproyeksikan tumbuh sebesar 13% dibandingkan tahun 2023. Angka ini diperkirakan mencapai US$90 miliar atau setara dengan Rp1,430 triliun pada tahun 2024, yang mengukuhkan Indonesia sebagai pasar digital terbesar di Asia Tenggara.

Brian Marshal, Founder dan CEO SIRCLO mengatakan, data internal SIRCLO mencatatkan peningkatan rata-rata jumlah transaksi online sebesar 4,95% dan jumlah konsumen sebesar 6,8% sepanjang tahun 2024. Hal ini mencerminkan pertumbuhan e-commerce yang cenderung stabil, terlihat dari kebiasaan konsumen yang terus memanfaatkan kanal digital untuk berbelanja.

“Karena itu, guna mendorong pertumbuhan di tahun 2025, pelaku usaha perlu berfokus pada adaptasi dan inovasi perkembangan teknologi di kanal-kanal penjualan online, seperti melalui optimalisasi video commerce serta menghadirkan pengalaman berbelanja yang berbasis omnichannel,” kata Brian, Rabu (30/4/2025).

Berdasarkan data internal yang dihimpun SIRCLO sepanjang tahun 2024, industri e-commerce mengalami berbagai dinamika yang mencerminkan perubahan pola belanja konsumen. Pertama, tiga kategori produk yang mendominasi transaksi online. Dilansir dari data internal SIRCLO, tiga kategori produk yang mencatatkan pertumbuhan transaksi online tertinggi pada tahun 2024 dibandingkan 2023 adalah Fast Moving Consumer Goods (FMCG) dengan pertumbuhan sebesar 90,45%, diikuti oleh Beauty & Personal Care sebesar 62,07%, serta Ibu dan Anak sebesar 35,52%. Tren ini mencerminkan perubahan pola konsumsi masyarakat yang semakin mengutamakan gaya hidup dan kebutuhan esensial.

Pertumbuhan pada kategori FMCG menjadi salah satu indikator pergeseran gaya hidup masyarakat setelah pandemi COVID-19, di mana masyarakat semakin mengandalkan kanal online untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini selaras dengan data Statista yang menunjukkan bahwa penjualan produk FMCG secara online diproyeksikan terus meningkat dan diperkirakan akan mencapai US$27 miliar (sekitar Rp432 triliun) pada tahun 2028.

Sementara itu, sektor Beauty & Personal Care juga terus menunjukkan momentum pertumbuhan yang kuat. Peningkatan ini didorong oleh tingginya kesadaran masyarakat terhadap perawatan diri melalui tren kecantikan seperti ‘skinnification’, pengaruh beauty influencer atau affliator, serta banyaknya produk yang mengakomodasi berbagai kondisi kulit. Masifnya industri Kecantikan dan Perawatan Diri di Indonesia selama tahun 2024 diprediksi meraup pendapatan hingga US$ 9,17 miliar (sekitar Rp142 triliun).

Kedua, Peminat Festival ‘Double Day’ Meningkat Setiap Bulannya. Festival ‘Double Day’ terus menjadi salah satu strategi pemasaran e-commerce yang paling dinantikan oleh konsumen. Menjadi salah satu momentum belanja terbesar dari tahun ke tahun, data internal SIRCLO mencatatkan bahwa jumlah transaksi saat festival ‘Double Day’ berlangsung mengalami peningkatan sebesar 71% year-on-year akibat kuatnya perilaku konsumen dalam memanfaatkan tanggal-tanggal spesial untuk berbelanja secara online.

Secara spesifik, pertumbuhan positif pada jumlah transaksi selama rangkaian festival Double Day tercatat stabil dari bulan ke bulan pada tahun 2024, yaitu 10.10 (+9,2%), 11.11 (+21,02%), dan 12.12 (+18,68%) dibandingkan bulan sebelumnya. Peningkatan transaksi ini sebagian besar didorong oleh berbagai strategi promosi yang diterapkan oleh e-commerce dan brands, termasuk diskon, voucher cashback, flash sale, dan gratis ongkir. Hal tersebut memicu konsumen untuk berbelanja selama festival berlangsung.

Ketiga, Pergeseran Preferensi Jam Belanja Online. Data internal SIRCLO turut mengungkap adanya perubahan dalam preferensi jam belanja online. Jika pada tahun 2023 mayoritas transaksi online didominasi sekitar pukul 20.00 WIB, tren tahun 2024 menunjukkan pergeseran puncak waktu belanja, yaitu saat makan siang pukul 12.00 WIB dan selepas pulang kerja pukul 19.00 WIB.

Perubahan ini mengindikasikan bahwa konsumen kini semakin memanfaatkan waktu santainya saat istirahat siang dan pulang bekerja untuk melakukan transaksi, baik bagi kebutuhan harian maupun impulse buying. Tren ini juga didorong oleh beberapa faktor, seperti kenyamanan dan kepraktisan mobile shopping, ketersediaan promo menarik, dan fleksibilitas waktu yang ditawarkan kanal e-commerce.

Keempat, Transaksi Non-Tunai Mendominasi, Konsumen Beralih ke Digital Payment. Meningkatnya adopsi pembayaran digital terus mendorong transformasi perilaku belanja daring di Indonesia. Berdasarkan data internal SIRCLO sepanjang tahun 2024, sekitar 63% transaksi e-commerce dilakukan menggunakan metode non-tunai, dengan urutan pertama oleh e-wallet (34%), diikuti transfer bank virtual account (10%), layanan paylater (8%), dan metode digital lainnya. Sementara itu, Cash on Delivery (COD) masih digunakan dalam sekitar 37% transaksi, yang menunjukkan bahwa, meskipun metode ini masih menjadi pilihan sebagian konsumen, mayoritas pengguna e-commerce telah mulai beralih ke opsi pembayaran yang lebih seamless, aman, dan terintegrasi secara digital. (*AMBS)

Exit mobile version