youngster.id - Sebuah studi yang dipublikasikan di jurnal Frontiers of Environmental Science and Engineering Maret 2021 mengungkapkan, masyarakat dunia menggunakan 129 miliar masker setiap bulannya. Itu artinya ada potensi timbulan limbah masker sebanyak 2,8 juta per menit.
Untuk mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan potensi penyebaran virus dari limbah masker, tim mahasiswa Universitas Pertamina merancang inovasi purwarupa Smart Mask Bin. Tempat sampah pintar ini dilengkapi teknologi untuk mengolah sampah khusus masker medis.
“Tempat sampah ini memiliki NIR Sensor, chip pada sensor telah diisi oleh data kandungan kimia dari berbagai jenis masker. Sehingga, tutup tempat sampah hanya terbuka ketika jenis masker medis yang akan dibuang,” ungkap Khansa Dzahabiyya Wahyuddin, salah satu anggota tim, dalam keterangan resmi Universitas Pertamina, Kamis (14/10/2021).
Khansa menjelaskan, ide inovasi ini muncul didasarkan kekhawatirannya akan timbulan limbah dan potensi daur ulang limbah masker medis yang tak semestinya. “Banyak masyarakat yang masih membuang masker medis bekas pakai dengan sembarangan. Ada juga oknum yang bahkan memungut limbah masker medis untuk dijual kembali. Padahal limbah masker medis termasuk kategori hazardous waste yang harus diolah secara khusus supaya tidak menyebarkan penyakit,” paparnya.
Menurut Kementerian Kesehatan, pengolahan limbah masker medis membutuhkan perlakuan khusus sebelum dibawa ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Setelah dilakukan penyemprotan disinfektan, masker medis harus dirusak untuk meminimalisir penggunaan berulang.
Dengan adanya Smart Mask Bin, Khansa dan tim berharap dapat memudahkan masyarakat dalam mengolah limbah masker medis. “Jika limbah masker medis telah terakumulasi dengan ketinggian tumpukan mencapai 15 cm, pisau pada tempat sampah akan secara otomatis berputar dan menghancurkan limbah. Setelah itu, limbah masker medis akan secara otomatis jatuh ke bagian bawah dan disemprot dengan disinfektan untuk membunuh berbagai patogen dalam limbah. Cacahan limbah yang telah didisinfeksi akan tersimpan dalam storage box untuk selanjutnya dibuang,” tutur Khansa.
Purwarupa tempat sampah pintar karya Khansa dan tim meraih juara ke-2 di ajang Java Business Competition 2021 yang diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Telkom pada September 2021 lalu. Khansa dan tim berharap, purwarupa ini tak hanya sampai di ajang perlombaan saja.
“Ke depan, tim akan mencari peluang kerja sama baik dengan pihak internal maupun eksternal universitas untuk mengembangkan purwarupa menjadi produk unggulan karya anak bangsa,” pungkasnya.
STEVY WIDIA