youngster.id - Untuk membangun fondasi yang kuat untuk transisi energi bersih Indonesia dibutuhkan talenta yang unggul dan berdedikasi. Untuk itu, Huawei Indonesia, Xurya Daya Indonesia dan JJ-LAPP Indonesia menggelar Solar Academy Indonesia (SAI) 2025. Program ini diharapkan akan turut menciptakan lebih dari 350.000 pekerjaan hijau (green jobs) baru di sektor Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
SAI 2025 merupakan program pendidikan pertama di Indonesia yang didedikasikan untuk sistem fotovoltaik (PV) bagi mitra Engineering, Procurement, Construction (EPC) lokal. Ini dirancang dan dilaksanakan sebagai respons strategis terhadap Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034.
Program SAI yang merupakan wujud komitmen dan kolaborasi erat stakeholder PLTS ini didukung oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk mengembangkan industri surya Indonesia, meningkatkan kemampuan EPC lokal, dan mendorong transisi energi bersih negara ini
“Solar Academy Indonesia adalah wujud nyata dari komitmen bersama antara pemerintah, dalam hal ini Kementerian ESDM, dan stakeholders terkait untuk mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia,” ucap Wahyudi Joko Santoso Koordinator Kelaikan Teknik dan Keselamatan Ketenagalistrikan Ditjen Gatrik Kementerian ESDM dikutip Senin (20/10/2025).
Rangkaian program pelatihan intensif yang berfokus pada peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) di sektor Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ini dijalankan dari bulan Juli hingga Agustus 2025 di Huawei ASEAN Academy Engineering Institute.
CEO of Huawei Digital Power Indonesia Jin Song menegaskan, SAI 2025 berfokus pada pendekatan Comprehensive and Practical Learning. Program ini tersusun dalam enam sesi interaktif, yang mencakup pembelajaran di kelas untuk membangun fondasi pengetahuan yang kuat, pelatihan praktik langsung (hands-on application), dan diskusi mendalam.
“Solar Academy Indonesia bukan hanya tentang pelatihan, tetapi tentang membangun fondasi yang kuat untuk transisi energi bersih Indonesia. Dengan membekali mitra EPC dengan keterampilan dan pengetahuan mutakhir, kami menciptakan dampak jangka panjang bagi masa depan berkelanjutan negara ini,” katanya.
Tahun ini, SAI menerima aplikasi dari lebih dari 450 pendaftar, dan setelah melalui proses seleksi, 50 peserta terpilih untuk mengikuti pelatihan intensif di Huawei ASEAN Academy (Indonesia) Engineering Institute.
VP of Operations Xurya Philip Effendy menyatakan, kebanggaannya terhadap inisiatif ini. “Sejak awal Xurya berdiri, kami melihat antusiasme luar biasa dari para EPC untuk berkolaborasi dan berkontribusi dalam membangun pembangkit EBT di Indonesia. Kami bangga telah menjadi bagian dari SAI, dan berharap program ini dapat terus menghasilkan lebih banyak talenta energi surya yang berkualitas, yang siap mengakselerasi adopsi PLTS di seluruh negeri,” ucapnya.
Sebagai bentuk apresiasi dan untuk memperkuat wawasan mengenai ekosistem energi surya global dan teknologi terkini, 10 peserta pelatihan terbaik berkesempatan mengikuti The 4th Global Installer Summit yang dilangsungkan di Shenzhen dan Dongguan, Tiongkok pada 16-18 September 2025. Pada kesempatan tersebut, dua mitra Engineering, Procurement, Construction (EPC) Huawei dari Indonesia menerima penghargaan, menegaskan kualitas dan daya saing yang terus meningkat dari talenta PLTS di Indonesia.
“Melalui inisiatif ini, para praktisi EPC dibekali tidak hanya keterampilan teknis PLTS, tetapi juga pemahaman komprehensif mengenai sistem energi surya dan soft skills yang dibutuhkan untuk menghadapi dinamika industri yang cepat ini,” kata Raja Tinjo Hotmarasi, Head of Renewable Energy Division JJ-LAPP Indonesia.
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034 menetapkan energi surya sebagai tulang punggung transisi energi, dengan target kapasitas terbesar, yakni 17,1 GW. Ambisi ini diperkirakan akan menciptakan lebih dari 350.000 pekerjaan hijau (green jobs) baru di sektor PLTS, menjadikan peningkatan kualitas SDM sebagai prioritas utama.
STEVY WIDIA