youngster.id - StaffAny meluncurkan produk ‘Startup Plan’ yang dapat digunakan oleh para pemilik bisnis secara gratis. Layanan ini kini dibuka untuk perusahaan rintisan baru dengan jumlah tim kurang dari 25 orang.
CEO dan Co Founder StaffAny Janson Seah mengatakan, semenjak diluncurkan pada Maret 2022, Startup Plan telah menggaet lebih dari 400 pengguna institusi. Peluncuran produk itu didasari oleh kebutuhan digitalisasi dari berbagai industri yang masih menggunakan cara manual dan kertas dalam proses perencanaan dan penanganan SDM.
“Kami betul-betul memahami tantangan pemilik bisnis dalam pengaturan karyawan berbasis shift. Aplikasi StaffAny dirancang untuk menjadi standar emas industri kedepannya dalam menghadapi tantangan ini. Tujuannya agar para klien kami meninggalkan cara lama yang bersifat manual dan mengadopsi sistem berbasis cloud untuk seluruh proses penanganan SDM, dimulai dari pengaturan shift, cuti, penjadwalan kerja, hingga kalkulasi pembayaran serba otomatis,” kata Janson dalam keterangannya, Selasa (14/6/2022).
Janson menambahkan,melalui teknologi StaffAny, pengguna dapat dengan mudah membuat dan memperbaharui jadwal kerja untuk memastikan sinkronisasi dan meminimalisir kesalahan setiap pegawai.
“Sistem juga akan melakukan sinkronisasi secara langsung, sehingga manager hanya perlu memeriksa dan melakukan penyesuaian ketika dibutuhkan. Harapannya adalah, adopsi pasar dan digitalisasi manajemen SDM pada perusahaan Indonesia dan Singapura semakin terakselerasi,” katanya.
Dia juga menyatakan StaffAny telah membantu memonitoring lebih dari 17,6 juta jam karyawan dan membantu mereka menghemat 507 ribu jam kerja. Rata-rata klien StaffAny berhasil menghemat sekitar Rp255 juta (SGD$24,000) per tahun semenjak menggunakan platform StaffAny.
Menurut Janson, bisnis yang baru berdiri cenderung tidak punya waktu ataupun keterampilan untuk mentransformasi operasional menjadi serba-digital dan serba-otomatis. Hal ini cenderung menimbulkan tantangan efisiensi dan pemanfaatan sumberdaya perusahaan seperti absensi kehadiran, kesalahan penugasan shift, penyalahgunaan waktu kerja, bahkan kesalahan pembayaran lembur.
“Kami melihat bahwa 60% bisnis baru gagal dalam dua tahun pertama karena manajemen staf dan perencanaan sumber daya yang kurang profesional. Karena itu, kami mengajak semua pelaku industri, terutama di sektor F&B untuk bisa meninggalkan cara lama dan merangkul sistem baru yang lebih efektif, transparan, dan menjawab kebutuhan SDM masa depan,” lengkap Janson.
Dia menjelaskan, klien-klien StaffAny mampu menghemat hingga 3% biaya tenaga kerja per jam setelah menggunakan platform StaffAny. Dengan adanya pandemi selama tiga tahun terakhir, kebutuhan terhadap industri SDM & personalia di seluruh dunia mengalami peningkatan yang signifikan. Tanpa terkecuali, Indonesia pun menghadapi tantangan baru yang terus berkembang dan menuntut kebutuhan akan standar digitalisasi manajemen tenaga kerja. Beberapa diantaranya adalah meningkatnya jumlah pekerja lepas (freelance).
StaffAny memperoleh pendanaan Seri A senilai Rp48,8 miliar (SGD$4.6 juta) yang dipimpin oleh GGV Capital pada January 2022 lalu.
STEVY WIDIA