Startup Climatech WasteX Peroleh Pendanaan Rp7 Miliar dari P4G Partnerships

WasteX

Startup Climatech WasteX Peroleh Pendanaan Rp7 Miliar dari P4G Partnerships (Foto: Istimewa)

youngster.id - Startup climate tech khusus pertanian, WasteX, meraih pendanaan US$450.000 (sekitar Rp7 miliar) dari P4G Partnerships. Pendanaan dari P4G Partnership diberikan kepada Kemitraan WasteX-Bina Tani.

Founder dan CEO WasteX, Pawel Kuznicki, mengatakan bahwa pendanaan terbaru ini adalah pendanaan katalitik paling efektif yang ada.

“P4G tidak hanya menyediakan modal cukup untuk startup climate tech, tetapi juga mendukung penuh penerima funding untuk terlibat dalam proses pembuatan kebijakan nasional dan pengembangan pasar. Tujuannya adalah mendorong kondisi pasar dan regulasi yang mendukung pertumbuhan dan adopsi inovasi,” tuturnya, dikutip Sabtu (6/4/2024).

Menurut Pawel, pihaknya akan memanfaatkan dana tersebut untuk membangun fasilitas produksi biochar, di lokasi-lokasi strategis di seluruh Indonesia, melalui model kemitraan dengan fasilitas pengolahan padi, jagung, dan kayu, serta peternakan ayam.

WasteX berinvestasi, mengembangkan, dan mengoperasikan fasilitas tersebut. Sementara itu, mitra akan memasok biomassa atau limbah organik yang akan digunakan sebagai bahan baku produksi biochar.

Sebagian besar biochar yang diproduksi akan diberikan secara gratis kepada petani lokal. Petani dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, untuk mengaplikasikan biochar secara maksimal.

“Bersama dengan Bina Tani dan P4G Partnership, kami ingin manfaat biochar dapat dirasakan oleh banyak petani dan produsen pertanian di Indonesia,” tambahnya.

Executive Director P4G, Robyn McGuckin, mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan skala kecil dan menengah menjadi mesin pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, pihaknya berkomitmen mendukung bisnis yang menawarkan solusi inovatif bagi perbaikan iklim seperti WasteX.

“WasteX tidak hanya memberikan dampak positif jangka panjang kepada para petani kecil, tetapi juga berkontribusi terhadap pencapaian prioritas Indonesia, dalam meningkatkan ketahanan pangan dan pengurangan emisi karbon,” kata McGuckin.

WasteX berdiri pada 2022, dan diluncurkan oleh perusahaan modal ventura (VC) Wavemaker Impact. WasteX memiliki fokus pada pengolahan limbah agrikultur menjadi biochar, bahan padat kaya karbon yang berbentuk seperti arang. Biochar diklaim bisa meningkatkan produktivitas pertanian dengan memperbaiki kualitas tanah dan kesehatan tanaman.

Dalam penggunaannya kepada berbagai tanaman pertanian di Indonesia dan Filipina, biochar telah berhasil meningkatkan hasil panen 95% tanaman jagung, sekaligus mengurangi penggunaan pupuk hingga 50%.

Percobaan kepada tanaman padi, menunjukkan hasil panen meningkat 38%, dan potensi jangka panjang pengurangan penggunaan pupuk hingga 25%-50%.

“Biochar akan mengurangi ketergantungan pada pupuk yang mahal, serta meningkatkan kesuburan dan ketahanan tanah dalam jangka panjang,” kata Pawel.

Startup WasteX mengembangkan solusi untuk memudahkan penggunaan biochar di dunia pertanian, dengan memanfaatkan carbonizer, aplikasi mobile, hingga insentif kredit karbon untuk petani.

Teknologi yang dikembangkan WasteX, bertumpu pada mesin carbonizer semi-otomatis skala kecil, dilengkapi dengan burner berbahan bakar ganda. Berbeda dengan carbonizer tradisional, yang umumnya menghasilkan panas dari pembakaran biomassa.

Carbonizer WasteX menggunakan dua jenis bahan bakar, yaitu biomassa dan gas sintesis (syngas), yang dihasilkan selama proses pirolisis atau pemanasan biomassa menjadi biochar. Pemanfaatan syngas dapat mengurangi potensi emisi metana, sehingga proses produksi biochar lebih efisien energi dan ramah lingkungan.

Saat ini WasteX beroperasi di Indonesia dan Filipina. Perusahaan telah memiliki dua fasilitas produksi biochar di kedua negara tersebut.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version