youngster.id - Startup penyedia solusi rantai dingin (cold chain solution) terintegrasi Coldspace mengumumkan penyelesaian putaran pendanaan awal senilai US$3,8 juta atau hampir Rp55,88 miliar. Dana segar ini akan mendukung upaya Coldspace membangun layanan cold chain end-to-end di Indonesia.
Coldspace didirikan pada Desember 2022 oleh Arnold Giovanni (CEO), Ivan Liadi (Head of Business Development & Product), David Loei (Head of Sales), dan Jan Sunaryanto (Head of Finance). Coldspace hadir karena saat ini Indonesia masih kekurangan solusi cold chain terintegrasi.
“Kami menghargai kepercayaan investor kepada Coldspace karena kami sedang membangun penyedia layanan cold chain end-to-end pertama di Indonesia yang melayani pelanggan B2B dan B2C. Ini memungkinkan bisnis berkembang dengan cepat dan mencapai kelincahan dalam cakupan distribusi mereka,” kata Arnold Giovanni Co-Founder dan CEO Coldspace dalam keterangan resmi, Kamis (4/5/2023).
Coldspace bakal meluncurkan serangkaian solusi manajemen bagi pelanggan untuk membantu mengelola dan melacak produk, termasuk Sistem Manajemen Gudang (WMS) dan Sistem Manajemen Transportasi (TMS) dan diberikan kepada pelanggan sebagai layanan bernilai tambah gratis untuk menganalisa, menawarkan pelatihan, dan meningkatkan layanan kualitas.
Dengan penggalangan dana eksternal putaran pertama ini, Coldspace juga berencana memperluas kapasitas layanannya, termasuk kapasitas yang lebih besar untuk penyimpanan dingin, truk reefer, pemenuhan, dan ekspansi geografis.
“Coldspace bertujuan untuk menjadi solusi cold chain end-to-end pertama di Indonesia yang melayani B2B dan B2C, yang memungkinkan bisnis berkembang dengan cepat dan gesit di titik distribusi mereka. Kami berencana untuk membesarkan skala dengan cepat dengan memanfaatkan ekosistem logistik investor strategis kami untuk memberikan keunggulan operasional terbaik di kelasnya dan harga yang kompetitif,” kata Arnold.
Penyelesaian putaran awal penggalangan dana senilai US$3,8 juta yang dipimpin oleh Intudo Ventures, PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA), dan Triputra Group dengan partisipasi dari MKA dan ITS. Investasi ASSA melalui anak usahanya PT Adi Sarana Investindo (ASI).
CEO Adi Sarana Armada Prodjo Sunarjanto menerangkan sebagai grup, Coldspace akan bersinergi dengan anak perusahaan ASSA Group lainnya, mulai dari ASSA Logistik, Anteraja, dan Titipaja sehingga kami dapat memberikan layanan cold chain yang berkesinambungan dari first sampai last mile hingga mencapai end customer atau bisnis.
“Kami tertarik untuk berinvestasi di Coldspace untuk lebih mengintegrasikan solusi rantai dingin ASSA, karena meskipun mereka merupakan perusahaan startup, tetapi mereka sudah menunjukkan kinerja yang sehat,” katanya.
Sejalan dengan perkembangan layanan cold chain solution yang terintegrasi, pada tahun 2021 ASSA melalui PT Adi Sarana Logistik telah membentuk bisnis share warehousing atau ‘e-fulfilment’ bernama Titipaja yang saat ini memiliki 6 gudang di 5 kota (Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, dan Surabaya) dimana beberapa gudang telah menyediakan tempat penyimpanan makanan beku, yang dioperasikan oleh Coldspace.
Menurutnya, lini bisnis rantai dingin (coldchain) ini semakin melengkapi dan memperkuat bisnis layanan logistik end-to-end ASSA yang dimulai pada 2006. ASSA menyuntikkan Rp10 miliar kepada ASI, keperluan investasi ke dalam Coldspace.
Sementara itu CFO Triputra Group Erida Djuhandi menerangkan sudah mempertimbangkan lanskap ekonomi dan geografis di Indonesia, yang menunjukkan adanya potensi bisnis solusi rantai dingin sangat menjanjikan.
“Oleh karena itu, melalui penggalangan dana eksternal pertama ini, kami bertujuan untuk memastikan kelancaran operasi bisnis Coldspace,” katanya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post