youngster.id - Startup Enablr meluncurkan Echo sebuah marketplace berbasis website dengan prinsip belanja kolektif (community buying). Marketplace ini memudahkan pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) berjualan secara kolektif berbagai produk kebutuhan harian dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat.
CEO dan Founder Enablr Yohan Christian mengatakan, pandemi dan perkembangan teknologi membuat cara berbelanja konsumen dan pola konsumsi itu semakin berkembang. Dengan perubahan ini Enablr melihat para pebisnis juga perlu semakin strategis dan kreatif menentukan di mana akan menjual barang dagangannya dan seperti apa pemasaran yang akan dijalankan.
“Atas dasar itulah kita melihat jikalau konsep community buying ini memiliki potensi keberhasilan yang amat tinggi jika diterapkan di market Indonesia. Apalagi secara budaya, masyarakat Indonesia yang suka melakukan kegiatan secara bersama-sama. Untuk itu kami mengembangkan ekosistem berbelanja ini sebagai solusi belanja online secara kolektif yang dapat memberikan banyak keuntungan menarik, baik bagi penjual dan konsumen,” kata Yohan dalam keterangannya, Rabu (24/8/2022).
Menurut Yohan, potensi jangkauan bisnis Echo mampu menjangkau konsumen di kota-kota kecil. Konsumen dapat berbelanja bersama-sama supaya dapat harga murah dalam kuantitas besar, sementara untuk para pebisnis juga bisa menjangkau pasar di daerah tersebut tanpa usaha yang terlalu besar.
“Berkaitan dengan kultur kolektif ini kan juga animonya masih lebih kental di daerah-daerah sub-urban. Hal ini juga menguntungkan bagi kedua belah pihak, baik dari segi konsumen maupun juga supplier atau pebisnis,” katanya lagi.
Sementara Co-founder Enablr Sandi Wijono menambahkan, kehadiran Echo ditujukan membangun ekosistem para pelaku UMKM dan bisnis lainnya mampu memiliki daya saing dan mengubah model bisnis ritel yang saat ini tergolong supply-driven menjadi demand-driven. Echo juga diharapkan mampu membawa dampak positif bagi para pebisnis untuk memproduksi barang dengan nilai ekonomi yang kompetitif dan berdampak positif bagi para pembeli.
“Dengan hadirnya Echo, kita melihat bahwa platform ini dapat menjadi wadah dan penggerak bagi para pelaku bisnis, khususnya UMKM, untuk dapat melakukan inovasi produk yang berkontribusi bagi nilai ekonomi dan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan atau bahkan pabrik-pabrik besar,” katanya.
Kehadiran Echo selaras dengan tren yang sangat positif di industri ekonomi digital. Laporan terbaru e-Conomy SEA 2021 yang dikeluarkan Google, Bain Company menyebut bahwa nilai ekonomi digital Indonesia melesat 49% year-on-year menjadi US$70 miliar pada 2021. Bahkan, ekonomi digital Indonesia diprediksi bisa menyentuh US$146 miliar pada 2025 mendatang.
STEVY WIDIA
Discussion about this post