youngster.id - Startup kendaraan listrik (EV)-as-a-service, Dash Electric, mengumumkan keberhasilan penutupan putaran pendanaan awal yang kelebihan permintaan. Dengan tidak menyebutkan besaran nominal yang diperoleh, putaran pendanaan itu dipimpin oleh The Radical Fund dan didukung oleh Bali Investment Club (BIC).
Peserta lain dalam putaran ini termasuk Schneider Electric Energy Access Asia (SEEAA), Aksara Ventures, dan Kevin Aluwi, Co-founder dan mantan Chief Executive Officer Gojek, kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan. Investor lama Antler, yang pertama kali mendukung Dash Electric pada putaran pra-seed, juga berpartisipasi.
Aditya Brahmana, Chief Executive Officer dan Co-founder Dash menyebutkan, dengan modal segar itu pihaknya berencana untuk meningkatkan upaya orientasi pengemudi, memperluas armada kendaraan listriknya, dan mengembangkan solusi perangkat lunak internal untuk meningkatkan manajemen armada. Fokus utamanya adalah membangun integrasi API yang lancar dengan klien untuk lebih mengoptimalkan operasi.
“Misi kami adalah membuat adopsi kendaraan listrik menjadi mudah bagi bisnis dan pengemudi. Dengan Dash, perusahaan tidak perlu lagi mengkhawatirkan logistik—infrastruktur kami menangani semuanya, sehingga mereka dapat fokus pada bisnis inti mereka,” kata Aditya, Rabu (6/11/2024).
Didirikan pada tahun 2023 oleh veteran mobilitas dan logistik berpengalaman Aditya Brahmana dan Robert Mulianto, Dash Electric bertujuan untuk mempercepat adopsi kendaraan listrik di Indonesia dengan menyediakan infrastruktur pasokan ramah lingkungan bagi dunia usaha. Seiring target Indonesia mencapai 100% adopsi kendaraan listrik pada tahun 2040, Dash Electric berkeinginan untuk memainkan peran penting dalam memimpin transisi tersebut.
Hingga saat ini, Dash Electric telah memungkinkan lebih dari lusinan klien di berbagai sektor seperti logistik, e-commerce, ritel, dan pengiriman makanan–antara lain Lazada, DHL, JNE, SayurBox, Kopi Kenangan, Janji Jiwa, dan sebagainya–untuk melakukan pengiriman yang lancar dan berkelanjutan.
“Banyak pengemudi yang sebelumnya melihat EV sebagai barang mewah, namun melalui Dash, mereka sekarang dapat mengakses transportasi berkelanjutan yang juga mengurangi biaya operasional,” imbuh Co-Founder & COO Dash Electric Robert Mulianto.
Alina Truhina, Chief Executive Officer dan Managing Partner The Radical Dana, melihat Dash Electric sebagai terobosan baru bagi sektor logistik Indonesia. Menurutnya, Dash menonjol sebagai perusahaan logistik dengan potensi unik untuk mendisrupsi pasar melalui teknologi eksklusif yang menawarkan harga kompetitif kepada pelanggan sekaligus memberikan solusi yang benar-benar berkelanjutan.
“Kami sangat bangga dapat mendukung dua co-founder yang memiliki keahlian gabungan selama lebih dari 25 tahun di bidang manajemen rantai pasokan dan logistik, yang berasal dari perusahaan-perusahaan skala besar dan terkemuka di Asia Tenggara,” kata Truhina.
Menurutnya, pengalaman ini membedakan Dash, menempatkannya dalam pertumbuhan pesat menuju perusahaan berskala besar dan unicorn masa depan di Indonesia.
“Kami percaya Dash memiliki posisi yang tepat untuk memenuhi permintaan pasar dengan solusi yang dapat disesuaikan untuk mengatasi tantangan lingkungan sekaligus memberikan pendapatan yang stabil bagi pengemudi,” kata Nicolo Castiglione, Managing Partner di Bali Investment Club (BIC), sebuah jaringan angel investor yang berinvestasi pada usaha yang menghasilkan pemulihan limbah, pengurangan karbon dioksida (CO2), dan peningkatan pendapatan bagi masyarakat berpenghasilan rendah melalui pertumbuhan yang bertanggung jawab dan terukur.
STEVY WIDIA