youngster.id - Startup katering makanan bayi Grouu mengumumkan perolehan dana segar yang dipimpin oleh Teja Ventures dengan partisipasi dari Arkana Venture dan Javas Capital. Grouu akan memanfaatkan dana yang tidak diungkap nilainya itu untuk perluas lini produk, saluran distribusi dengan membuka fasilitas produksi di Surabaya, dan mulai penetrasi ke jaringan ritel, baik online maupun offline.
Kepala Investasi untuk Teja Ventures di Indonesia David Soukhasing menyampaikan, pihaknya sudah menjalin hubungan baik dengan para founder Grouu sejak lama.
“Konsistensi mereka dalam menyajikan makanan berkualitas bagi anak Indonesia sangat selaras dengan misi Teja dalam mendukung perusahaan yang berdampak positif pada pemberdayaan perempuan, dan mengedepankan visi untuk menekan angka stunting atau gizi buruk di Indonesia. Sehingga, suatu kebanggaan untuk kami bisa mendukung Grouu dalam mengembangkan model bisnis yang juga masuk pada kategori The Future of Food yang kami junjung,” kata Soukhasing dalam keterangan pers Selasa (13/9/2022).
Masuknya Grouu ke dalam portofolio Teja Ventures mengukuhkan komitmen VC asal Singapura tersebut sebagai investasi lensa gender (gender lens investing). Teja Ventures melihat besarnya dampak yang diberikan Grouu pada konsumer yang mayoritas adalah perempuan, didukung pula oleh potensi pasar ibu dan anak di Indonesia.
Sebelumnya, diawal tahun ini Grouu telah mengantongi pendanaan tahap awal senilai $400 ribu dari Selera Kapital, lengan investasi dari Sour Sally Group. Pendanaan ini juga diikuti sejumlah angel investor, seperti Wesley Harjono (Managing Director Plug and Play Indonesia) dan Rama Notowidigdo (Co-founder Sayurbox dan AwanTunai).
CEO dan Co-founder Grouu Jessica Marthin mengatakan, perusahaan menerima animo positif sejak berdiri pada dua tahun lalu hingga kini. Pada bulan pertama beroperasi, permintaan setiap hari berada di kisaran belasan hingga puluhan porsi. Tapi di Agustus 2022 lalu, angkanya tembus mencapai ribuan porsi.
“Hal ini tentu menjadi motivasi kami untuk terus memberikan yang terbaik bagi para orang tuan yang mempercayakan pemenuhan gizi buah hati mereka kepada Grouu. Itu sebabnya kami juga melibatkan nutritionist, food scientist, chef, dan dokter spesialis anak dalam proses pengembangan produk dan menu Grouu,” ujarnya.
Jessica melanjutkan, pada tahun kedua ini, dia menyebutkan Grouu telah mencapai product-market-fit. Berkat itu, pihaknya akan merilis produk katering untuk anak usia satu tahun ke atas bernama Mini Meals yang dijual melalui situs e-commerce. Menu baru tersebut merupakan salah satu upaya perusahaan untuk memperpanjang nilai umur pelanggan (customer life time).
“Kami akan terus mengembangkan kinerja website sebagai salah satu platform yang mempermudah pelanggan untuk berlangganan, serta dapat diintegrasi dengan layanan lainnya di masa mendatang,” ujarnya.
Adapun, permasalahan gizi dan kesehatan anak masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah Indonesia. Data Kementerian Kesehatan Indonesia tahun 2020 menyebutkan bahwa prevalensi stunting (pendek) pada balita Indonesia tercatat sebesar 27,7%, atau 28 dari 100 balita mengalami stunting.
Sedang Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), angka kelahiran di Indonesia mencapai 4,8 juta pada 2021 dan diprediksi akan melampaui 5 juta pada 2022 ini. Pertumbuhan populasi ini menjadi salah satu faktor utama kepercayaan para investor akan potensi pasar kebutuhan ibu dan anak, serta visi Grouu dalam menghadirkan solusi terintegrasi untuk para orang tua milenial di Indonesia.
STEVY WIDIA
Discussion about this post