youngster.id - Sekitar 250 perusahaan rintisan atau startup lokal binaan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) bertemu dengan para investor di program Global Ventures Summit (GVS) 2018. Para investor ini siap mengucurkan dana hingga seri A.
GVS merupakan rangkaian kegiatan tur yang diprakarsai Parkpine Capital, bertujuan mempertemukan startup potensial dengan investor pilihan dari Silicon Valley. Acara bertema Enpowering Scalable Technologies in High Growth Market ini berlangsung 25-28 April di Jakarta.
Ahmed Shabana, Founder Parkpine Capital sekaligus Managing Director GVS, menjelaskan lebih dari 100 modal ventura dan 200 investor berpartisipasi di empat kota yang disinggahi, yaitu Meksiko, Los Angeles, Dubai, dan Jakarta. Beberapa investor yang hadir, antara lain Lo Toney (Google Ventures), Joshua Slayton (AngelList), dan Jay Eum (TransLink Capital).
“Kami melihat Indonesia memiliki potensi besar sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar di kawasan Asia Tenggara. Kami juga melihat potensi besar, banyak startup lokal tumbuh dan berkembang di sini,” ucap Ahmed Shabana, dalam keterangannya Minggu (29/4/2018) di Jakarta.
Selama event GVS 2018, untuk startup, ada juga acara pitch battle, yang memperebutkan total hadiah US$50.000 dan kunjungan ke Silicon Valley. Rangkaian acara pitch battle di GVS dapat diikuti oleh tim yang terdiri minimal dua orang.
Pitching yang dikumpulkan berupa business plan yang berhubungan dengan teknologi. Dalam sesi ini akan ada lima juri yang terdiri dari investor, pelaku startup dan figur bisnis lainnya. Setiap tim akan diberikan waktu 6 menit untuk mempresentasikan idenya, dan 3 menit untuk sesi tanya jawab dengan juri.
Hari Santosa Sungkari, Deputi bidang Infrastruktur Bekraf, menjelaskan acara Global Venture Summit merupakan satu acara, yang mana para startup Indonesia mendapatkan kesempatan sharing dari para pembicara internasional yang terdiri dari inkubator, accelerator, mentor, partner, dan investor. Acara ini merupakan kesempatan bagi para startup bertukar pikiran dan berjejaring.
“Bekraf bertugas membangun ekosistem startup Indonesia. Artinya, sebanyak mungkin menghadirkan dan membukakan jalan kolaborasi bagi pemangku kepentingan startup, yang terdiri dari talenta, kekayaan intelektual, mentor, inkubator bisnis, accelerator, investor, dan pasar. Sampai tahun lalu, Indonesia mempunyai empat startup unicorn,” ujar Hari.
Dia menjelaskan, saat ini di Indonesia ada tiga jenis startup yang tumbuh, yakni e-commerce, on-demand service, dan financial technology (fintech). Pada tahun ini, jenis startup baru yang berkembang adalah logistic, digital enabler, talent scouting, agriculture beserta penggunaan teknologi Internet of Thing, blockchain, dan Artificial Intellegence.
Harry juga mengungkapkan sebagai lembaga pemerintah Bekraf bertugas membangun ekosistem startup Indonesia. Artinya, sebanyak mungkin menghadirkan dan membukakan jalan kolaborasi bagi ‘stakeholder’ startup yang terdiri dari talenta, kekayaan intelektual, mentor, inkubator bisnis, accelerator, Investor dan pasar.
Hingga tahun lalu, Indonesia mempunyai empat unicorn (startup yang evaluasinya di atas US$ 1 miliar,dari jenis startup e-commerce, on-demand service, dan fintech. Untuk tahun ini, jenis startup baru adalah logistic, digital enabler, talent scouting, dan agriculture beserta penggunaan teknologi IOT, blockchain dan Artificial Intellegence.
STEVY WIDIA
Discussion about this post