Startup Kukerja, Menjembatani Supply dan Demand Tenaga Siap Kerja F&B

Kukerja

Tim startup Kukerja. (Foto: istimewa)

youngster.id - Meningkatnya angkatan kerja yang tak sebanding dengan lapangan pekerjaan membuat banyaknya pengangguran. Di sisi lain perusahaan membutuhkan tenga siap kerja. Hal ini mendorong hadirknya Kukerja, plafrom yang menghubungkan pengusaha dengan tenaga siap kerja dalam hitungan jam.

Startup ini menyediakan layanan manajemen sumber daya manusia (SDM) untuk UMKM dan pekerja kerah biru, khususnya di segmen F&B. CEO dan Founder Kukerja Aprianto You mengaku mendirikan layanan ini karena mengalami kesulitan saat mengurus usaha F&B milik keluarga.

“Waktu itu rencana ekspansi dan pengembangan usaha harus terhenti karena tantangan SDM. Saya merasakan sebagai pelaku bisnis F&B kesulitan dalam menemukan talenta yang tepat, dan tidak memiliki banyak waktu untuk menghadapi pergantian karyawan (turnover), karena setiap hari bisnis harus tetap dibuka.Di sisi lain, saya melihat banyak tenaga kerja usia produktif yang kesulitan mendapatkan pekerjaan, terutama karena banyak lowongan yang mewajibkan kandidat memiliki pengalaman. Inilah yang membuat saya yakin untuk membangun Kukerja,” papar Aprianto dalam keterangannya, Rabu (28/9/2022).

Karena itu dia mengembangkan Kukerja yang menyasar para pelau UMKM dan pemilik bisnis F&B. Melalui platform ini, para pebisnis bisa mendapatkan akses ke tenaga kerja yang telah diskrining secara ketat, sehingga proses rekrutmen berjalan lebih cepat dan efektif, bahkan hanya dalam hitungan jam.

Dalam proses pengembangannya, Aprianto dan tim Kukerja menghadapi beberapa hambatan, terutama yang disebabkan oleh pandemi. “Misalnya, berbagai aktivitas seperti rencana job fair, sosialisasi, hingga pembukaan booth yang sudah direncanakan terpaksa tertunda sementara,” kata Aprianto.

Namun, tim  Kukerja lalu memanfaatkan momen tersebut untuk melakukan mapping pasar, uji coba, dan fokus pengembangan produk digital. “Kami mengukuhkan strategi akuisisi pengguna demi mencapai Product-Market Fit (PMF),” ujar Aprianto.

Untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan lebih mendalam tentang industri teknologi F&B, Aprianto ikut dalam “ImpacttoBuild”, program inkubasi eksklusif dari platform pengembangan startup, Impactto.

“Impactto sangat berperan aktif dari sisi mentoring, analisa, dan transfer pengetahuan langsung dari para praktisi. Misalnya, Gustaf Alstromer, growth specialist dari Y Combinator memberikan saran dan evaluasi personal tentang strategi dan model bisnis yang baik bagi Kukerja,” ungkapnya.

Menurtu Aprianto, melalui program inkubasi itu dia mendapatkan wawasan langsung dari coach serta networking untuk membekali Kukerja dengan langkah eksekusi yang lebih baik dibanding sebelumnya. Selain itu, Kukerja juga mendapatkan akses untuk bertemu dengan lebih banyak Venture Capitals.

Hasilnya, Kukerja mencatatkan total pertumbuhan demand 34 kali lipat dalam periode tiga bulan, dan memiliki lebih dari 5.000 pengguna aktif bulanan serta 200 bisnis yang telah terdaftar di platform.

Dalam waktu dekat, Kukerja berencana untuk terus mempertajam kontribusinya bagi para pencari kerja, seperti dengan menanamkan pengetahuan dasar di industri dan mengadakan program upskilling. Salah satu misi besarnya adalah membawa para pekerja di segmen F&B untuk mendapatkan pekerjaan dan gaji yang lebih baik.

“Sebagai startup yang baru memulai perjalanan, kami percaya bahwa para pendiri harus memiliki mindset ‘think big, but start small’. Selalu berfokus untuk mencapai PMF sedini mungkin dalam perjalanan mengembangkan perusahaan rintisan, dan jika ada kesempatan, bergabunglah dengan program inkubator/akselerator,” pungkas Aprianto.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version