youngster.id - Selama ini, manajemen transportasi logistik di Indonesia masih memiliki beberapa tantangan. Salah satunya yaitu sangat terbatasnya integrasi dari satu pihak ke pihak lain, padahal masih berada di rantai pasok yang sama. Selain itu, proses operasional usaha cenderung mengandalkan cara-cara manual dan belum digital sepenuhnya.
Solusi akan masalah ini yang ditawarkan oleh McEasy, startup penyedia solusi digital berbasis Software-as-a-Service (SaaS) untuk manajemen dan pelacakan kendaraan logistik. McEasy yang didirikan oleh Raymond Sutjiono dan Hendrik Ekowaluyo baru saja mendapatkan putaran pendanaan awal senilai Rp 22 miliar (US$1,5 juta) dari East Ventures.
“Sejak tahun 2019, kami berfokus untuk menjadi katalis digitalisasi pada industri logistik dan rantai pasok di dalam negeri. Sistem pelacakan pintar memang bukan hal baru di dunia otomotif dan industri, namun kami tahu bagaimana cara mengintegrasikan hardware yang ada – mulai dari sensor hingga GPS – dengan platform kami untuk menjadi solusi tepat dari masalah di pasaran,” kata Raymond dalam keterangan pers, Selasa (14/9/2021).
Menurut dia, dana investasi baru ini akan digunakan untuk dua tujuan utama, yakni memperkuat divisi penelitian dan pengembangan McEasy untuk membangun teknologi logistik kelas dunia, serta divisi pemasaran dan penjualan untuk bisa menjangkau lebih banyak perusahaan yang bergerak di industri logistik dan rantai pasok di Indonesia.
“Dengan rencana bisnis yang telah dirancang, kami percaya bahwa dana dari investor akan mendorong pertumbuhan perusahaan secara eksponensial,” kata Raymond lagi.
Menurut dia, McEasy hadir menawarkan dua jawaban utama bagi kebutuhan industri: Vehicle Smart Management System (VSMS), Transportation Management System (TMS), and Smart Driver Apps. VSMS merupakan solusi digital berbasis smart tracker untuk membantu operasional logistik dan pelacakan lokasi kendaraan secara real-time.
Sementara itu, TMS merupakan software-as-a-service untuk perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan optimisasi proses pengiriman barang secara terpadu, sehingga keseluruhan proses menjadi lebih efisien. Melalui integrasi dalam Smart Driver Apps, pelanggan McEasy dapat melacak posisi kendaraan dan seluruh biaya operasional secara transparan, tanpa perlu repot untuk memeriksanya secara manual.
Hendrik mengatakan, kekuatan utama McEasy terletak pada platform kami yang fleksibel menjadi solusi setiap kebutuhan pelanggan. “Berbeda dari penyedia software lain, kami biasanya akan mendalami problem utama klien, lalu memaparkan cara menggunakan elemen-elemen pada platform kami untuk mengatasi masalah tersebut. Secara scalability, konsep bisnis ini jauh lebih sustainable, karena kita tinggal mengulik fitur-fitur dalam platform tanpa harus membuat software yang berbeda setiap saat,” tambah Hendrik.
Partner East Ventures Melisa Irene mengatakan, di masa kini, penerapan solusi teknologi yang bisa mendorong peningkatan efisiensi manajemen aset dan mencapai kepuasan pelanggan merupakan kunci utama untuk memenangkan kompetisi di industri logistik. “McEasy telah berhasil memberikan solusi dan produk yang cocok dengan berbagai pemain dalam industri logistik Indonesia untuk membantu mereka mengidentifikasi potensi pasar logistik yang tengah berkembang saat ini hingga pasca pandemi. Kami senang bisa menyambut McEasy ke dalam ekosistem East Ventures,” ujarnya.
Pada kuartal ke-4 tahun 2021, McEasy menargetkan untuk bisa meningkatkan total kendaraan yang terintegrasi dengan sistem menjadi 2x lipat, serta membantu digitalisasi sistem transportasi untuk pelanggan-pelanggan setia perusahaan. Sementara itu, pada tahun 2022, McEasy menargetkan untuk bisa mencapai pertumbuhan minimal 4x lipat dari tahun 2021. Kedepannya, McEasy mempunyai misi untuk membuat sebuah ekosistem terintegrasi yang memudahkan para stakeholders mengoptimasi semua proses logistik dan rantai pasok.
STEVY WIDIA