youngster.id - Startup digital enabler untuk industri udang JALA mengumumkan penyelesaian putaran pendanaan Seri A senilai US$13,1 juta atau sekitar Rp202,2 miliar, yang dipimpin oleh Intudo Ventures.
Pendanaan ini juga melibatkan partisipasi dari Sinar Mas Digital Ventures (SMDV), serta investor lama Mirova dan Meloy Fund (Deliberate Capital).
Liris Maduningtyas, Co-Founder dan Chief Executive Officer JALA mengatakan, dana segar yang diperoleh itu akan digunakan untuk meningkatkan operasi di berbagai wilayah penting di Indonesia. Termasuk Sumatera, Sulawesi, dan Nusa Tenggara – tiga wilayah yang telah menunjukkan potensi unik untuk pertumbuhan industri budi daya udang.
Menurutnya, membuka jalan menuju masa depan yang berkelanjutan bagi industri udang Indonesia adalah inti dari misi JALA.
“Dengan dukungan dari Intudo dan SMDV, kami semakin bersemangat untuk meningkatkan upaya kami. Pendanaan ini akan memungkinkan kami untuk membawa solusi budidaya udang end-to-end ke daerah-daerah terpencil di Indonesia dan membekali para petambak lokal dengan dukungan teknologi dan keuangan yang mereka butuhkan untuk memajukan produksi udang di Indonesia,” kata Liris, Senin (28/11/2023).
JALA adalah penggerak ekosistem digital untuk rantai nilai industri udang, yang menyediakan solusi menyeluruh untuk menyederhanakan proses budidaya udang — meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan.
Startup ini menyediakan serangkaian layanan teknologi canggih bagi para petambak, termasuk analisis akuakultur yang mendalam yang dibangun berdasarkan data real-time dan peralatan yang terhubung, serta akses bantuan ke tambak, pembiayaan tambak, pasokan dan input berkualitas tinggi, dan layanan pasar untuk membawa hasil panen ke pasar.
Aplikasi JALA adalah alat penting bagi para petambak udang, yang memungkinkan pemantauan yang efektif terhadap proses budidaya udang mereka. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk mencatat, memantau, dan menganalisis setiap aspek budidaya udang mereka secara real-time, langsung dari perangkat seluler mereka.
Fungsionalitas ini menyediakan data yang komprehensif dan pelacakan kemajuan bagi para petambak, sehingga membantu mereka untuk mengambil keputusan yang tepat.
Melalui layanan penilaian kredit tambak JALA, pembudidaya juga dapat membuktikan kelayakan kredit dan mendapatkan akses ke opsi pembiayaan yang terjangkau.
Untuk petambak dari semua skala, JALA menawarkan layanan akses panen untuk membantu petambak membawa produk mereka ke pasar. Petambak dapat memanfaatkan sistem yang efisien untuk membawa hasil panen mereka ke pasar, lengkap dengan opsi pembayaran yang cepat dan aman.
Layanan ini memfasilitasi akses yang mudah ke pasar, memastikan bahwa petambak menerima pembayaran yang cepat dan adil untuk hasil panen mereka. JALA juga menawarkan pendampingan pertanian, yang memberikan bimbingan dan dukungan langsung kepada para petambak untuk mengatasi tantangan sehari-hari di tambak mereka.
Patrick Yip, Founding Partner, Intudo Ventures mengatakan, sebagai produsen udang terbesar keempat di dunia, Indonesia memainkan peran penting dalam rantai pasokan makanan laut global.
Menurutnya, dengan terus berkembangnya industri udang di Indonesia, permintaan akan solusi budidaya modern juga meningkat.
“Rangkaian solusi digital JALA membantu para pembudidaya menciptakan nilai ekonomi yang nyata, meningkatkan hasil panen, dan mengarah pada praktik budidaya yang lebih berkelanjutan – membawa udang Indonesia ke pasar global. Kami sangat senang dapat mendukung JALA dalam misi mereka untuk mendigitalkan dan memperkuat budidaya udang di Indonesia,” kata Patrick.
JALA didirikan pada tahun 2017, Aryo Wiryawan (Ketua), yang telah menjadi petambak udang sejak tahun 2001, dan Liris Maduningtyas, yang memiliki latar belakang teknik dan teknikal. Mereka mendirikan JALA setelah menyadari sulitnya memantau budidaya udang di Indonesia dan ketergantungan yang terlalu besar pada metode tradisional.
Berangkat dari pemantauan, tim ini membangun solusi lengkap JALA untuk para petambak udang yang tidak hanya meningkatkan aspek ekonomi budidaya udang, tetapi juga berkontribusi pada kelestarian lingkungan.
Saat ini, JALA telah dipercaya oleh lebih dari 20.000 pengguna. Melalui aplikasi andalannya, JALA telah memantau udang di lebih dari 35.300 tambak, membantu para petambak dalam memanen udang dalam jumlah yang besar.
Ke depan, aplikasi JALA akan menampilkan prediksi yang lebih mendalam untuk kinerja budidaya, kualitas air, prediksi penyakit udang, dan otomatisasi dalam input data seperti data berat udang dan data pakan. Selain itu, JALA juga berkolaborasi dengan Conservation International dalam membangun Climate Smart Shrimp pertama, sebuah upaya intensifikasi yang dikombinasikan dengan restorasi hutan bakau untuk tambak udang tradisional.
STEVY WIDIA