youngster.id - Meski kondisi bisnis sedang tidak baik-baik saja, namun bisnis startup masih dilirik. Bahkan perkembangan startup di Indonesia kini terus menorehkan kinerja positif. Hingga Maret 2023, sebanyak 2.502 startup ditemukan di dalam negeri, sehingga menempatkan Indonesia di peringkat 6 secara global berdasarkan laporan dari Startup Ranking.
Sejatinya, startup dari industri tertentu masih memiliki prospek bagus ke depannya untuk tetap bertumbuh. Misalnya, startup yang bergerak di bidang consumer goods atau konsumtif, dan terkait shopping, masih akan terus bertumbuh dalam 5-10 tahun ke depan.
Startup-startup yang bergerak di bidang konsumtif dan terkait shopping masih berpotensi besar dalam meraih pangsa pasar ekonomi digital di Indonesia. Ini tak lepas dari besarnya jumlah penduduk Indonesia serta perilaku konsumtif sebagian masyarakat Indonesia.
“Karena itu, startup-startup yang baru tumbuh hendaknya bisa menggali ide-ide kreatif startup dalam bidang konsumtif,” kata Gabriella Thohir, Venture Partner Skystar Capital, pada acara CEO Speaks dengan konsep Startup Day, dikutip Senin (6/11/2023).
Menurut Gabriella, tren startup yang bergerak pada bidang konsumtif ini setidaknya untuk jangka waktu 5-10 tahun ke depan terus bertumbuh seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Consumer goods memiliki peluang dengan ukuran pasar terbesar dalam 5-10 tahun ke depan. Sektor lainnya yakni fintech juga memiliki pasar besar,” tambahnya.
Sementara itu, Venture Partner Kopital Ventures Fandy Cendrajaya menilai, startup yang masih memiliki prospek dalam 5-10 tahun ke depan adalah yang terkait shopping atau perilaku belanja.
“Kalau perilaku belanja ini, hampir semua orang punya naluri berbelanja. Dengan kehadiran startup berbasis shopping, ini memudahkan masyarakat dalam berbelanja, terutama belanja kebutuhan sehari-hari,” jelasnya.
Pendanaan
Selain memprediksi startup yang masih prospektif dalam 5-10 tahun ke depan, kedua eksekutif modal ventura itu membagikan kiat pada mereka yang mau mendirikan startup, terutama dalam hal mencari pendanaan dari investor.
Menurut Gabriella, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh founder startup ketika akan mendirikan suatu usaha, antara lain terkait soal model bisnis.
“Model bisnis akan menjadi hal yang paling diperhatikan oleh investor. Jika memiliki pasar cukup besar dan founder tahu bisnis apa yang akan dijalankan ke depan, investor akan lirik startup tersebut,” ungkap Gabriella.
Selain itu, pada tahap awal founder harus dapat memperkenalkan produk saat pitching. Sebab, pada tahap awal ketika startup baru berjalan satu atau tiga bulan maka hal yang dilihat oleh venture capital adalah pengalaman dan keterampilan tim beserta visi founder. Jadi, tim dan founder menjadi hal yang cukup penting bagi investor di tahap awal.
Hal lainnya yang juga akan dilihat venture capital terhadap startup yakni fundraising. Venture capital akan melihat dana yang dibutuhkan startup dan melihat perencanaan penggunaan dana tersebut.
Selanjutnya yang tak kalah penting ialah founder memiliki keterampilan publik speaking yang cukup baik. Pasalnya, investor memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam memberikan dana kepada startup yang masih sangat kecil atau baru mulai.
“Jadi, founder harus bisa meyakinkan investor. Untuk itu, perlu public speaking, percaya diri, kharisma, dan pintar dalam menceritakan tentang startup yang akan dirintisnya,” tutup Gabriella.
Sementara itu, Fandy menekankan, bagi startup yang ingin mendapatkan pendanaan dari investor, maka foundernya harus memiliki visi jelas atas startup yang dirintis tersebut, termasuk bagaimana membangun tim yang solid.
STEVY WIDIA