youngster.id - Startup Bioma memperoleh pendanaan pre-seed dengan nominal yang tidak diungkapkan. Putaran pendanaan ini dipimpin oleh East Ventures dan Init-6. Bioma akan mengalokasikan dana tersebut untuk memperluas layanan mereka, terutama untuk melayani berbagai jenis kebutuhan bisnis para pelanggan.
Startup ini didirikan oleh Arlo Erdaka (Chief Executive Officer), Melvin Juwono (Chief Operating Officer), Gideon Yuwono (Chief Product Officer), Obed Tandadjaja (Chief Technology Officer), dan Marcel Christianis (Chief Growth Officer) pada awal 2022.
Layanan Bioma digunakan oleh para pemilik bisnis di berbagai sektor, mulai dari properti hingga agrikultur, dengan berbagai ukuran bisnis, mulai dari startup hingga korporasi besar. Bioma menawarkan rental marketplace dari berbagai barang fisik.
“Kami sangat senang menerima kepercayaan dan dukungan dari East Ventures & Init-6. Kami percaya dengan misi kami dalam memungkinkan dan mengubah bisnis di Indonesia menjadi ringan aset yang akan menghemat banyak waktu, energi, dan uang untuk mengelola aset fisik. Solusi kami memungkinkan bisnis untuk fokus pada aspek penting dalam mengalokasikan sumber daya, memberikan kenyamanan, serta keterjangkauan yang tidak dimiliki sebelumnya,” kata Arlo Erdaka dalam keterangan pers, Selasa (4/10/2022).
Dia menjelaskan, Bioma adalah platform yang memberikan akses kepada pelanggan untuk menyewa berbagai jenis aset fisik. Dengan sistem ini, pelanggan hanya akan membayar biaya berdasarkan penggunaan barang sesuai permintaan, sedangkan tanggung jawab pemeliharaan barang akan dilakukan oleh Bioma.
Selain itu, Bioma menawarkan pendekatan sirkular sebagai alternatif ramah lingkungan terhadap pola konsumsi yang tidak berkelanjutan dan memberikan kemungkinan penggunaan kembali satu barang oleh banyak pelanggan.
“Dalam aspek operasional, Bioma juga memberikan kesempatan kepada para brand untuk menjadi sirkular. Dengan menerapkan visi yang sama untuk memungkinkan bisnis ringan aset, lebih dari 90% inventaris yang ditawarkan oleh Bioma dimiliki oleh pihak ketiga seperti brand dan individu melalui model bagi hasil, di mana Bioma bertanggung jawab dalam mengelola operasional secara end-to-end. Hal ini memungkinkan para brand untuk mengembangkan bisnis mereka ke pasar sewa tanpa perlu membangun sistem rantai pasok sewa sendiri,” papar Arlo.
Kedepannya, Bioma akan mengalokasikan dana tersebut untuk menambah sumber daya, terutama pada bidang operasional, produk, dan teknologi, guna memastikan pengalaman pengguna (user experience) yang lebih baik.
Partner East Ventures Avina Sugiarto mengatakan, saat ini terdapat pergeseran perilaku pembelian, di mana akses lebih penting dibandingkan kepemilikan. Bioma hadir sebagai solusi untuk menjembatani kesenjangan antara pemilik aset dan pengguna sehingga membuka jalan untuk pemanfaatan barang yang lebih baik.
“Kami percaya adanya peluang besar di industri ini. Dengan kemauan serta pengalaman yang kuat dari tim Bioma baik di bidang teknologi, produk, dan operasi, kami bersemangat untuk tumbuh bersama Bioma dan mempercepat perpindahan ke pola konsumsi yang semakin sirkular,” kata Avina.
Sementara, Venture Partner Init-6 Rexi Christopher mengatakan, tren global secara bertahap bergerak dari arus utama, beli dan buang, ekonomi linier ke ekonomi sirkuler, serta peluang pasar dalam ekonomi sirkuler cukup besar dan akan terus berkembang.
“Kami percaya bahwa Bioma berada dalam waktu yang tepat untuk memberikan layanan dan solusi penyewaan, tidak hanya untuk pelanggan ritel tetapi juga untuk bisnis. Terlebih lagi dengan adanya potensi besar dari pemilik usaha yang saat ini berambisi mengubah model bisnis mereka menjadi ringan aset. Didukung oleh tim pendiri yang kuat dengan pengalaman panjang di industri ini, kami yakin dapat melihat perkembangan positif Bioma ke depan,” kata Rexi.
STEVY WIDIA