youngster.id - Startup smart farming Beleaf memperoleh pendanaan tahap awal (seed funding) sebesar US$2 juta atau setara dengan Rp30 miliar. Pendanaan ini dipimpin oleh Alpha JWC Ventures, dengan partisipasi dari MDI-Finch Capital’s Arise, dan beberapa investor lainnya.
Founder & CEO Beleaf Amrit Lakhiani mengatakan pendanaan baru ini, Beleaf akan fokus untuk meningkatkan teknologi dan sumber dayanya, termasuk membuka lebih banyak pusat riset dan komunitas di Jawa Barat. Beleaf juga akan menambah Seikat, brand baru, yang ditujukan bagi pasar massal ke lini bisnisnya.
“Kami berupaya meningkatkan produktivitas, kualitas, dan kesejahteraan petani di seluruh Indonesia. Impian kami adalah mengurangi ketergantungan Indonesia pada buah dan sayuran impor dan membawa produk Indonesia ke standar global,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (17/10/2022).
Amrit menjelaskan, Beleaf dimulai dengan produksi serta penjualan sayuran dan buah hidroponik premium, mulai dari sayuran hijau hingga melon. Dari pengalaman kebun mereka sendiri ini Beleaf mulai mengembangkan produknya ke sistem manajemen pertanian berbasis teknologi. Beleaf menggunakan big data dan sistem Internet-of-Things (IoT) yang memungkinkan automasi yang akurat serta layanan manajemen pertanian lainnya.
Saat ini, Beleaf fokus pada tiga fitur utama yaitu kontrol, otomatisasi, dan manajemen sistem. Melalui platform Beleaf, petani dapat memantau proses pembibitan, suhu, nutrisi, posisi penanaman tumbuhan, aliran udara, kelembaban, irigasi, hingga pengemasan. Semua data yang dikumpulkan dari proses ini akan digunakan untuk menjadi feedback bagi machine learning untuk penelitian dan pengembangan solusi masa depan bagi Beleaf dan kebun itu tersendiri.
“Sistem ini kami sebut Beleaf Operating System (OS): sebuah platform yang berfungsi menghubungkan perangkat IoT, pengumpulan data, pemantauan, logistik, penjadwalan, serta prediksi. Tujuan utama dari OS ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasi sebuah perkebunan,” jelas Amrit.
Menurut Amrit, perkebunan rekanan Beleaf yang menggunakan Beleaf OS telah melihat peningkatan konsistensi, produktivitas, dan kualitas panen. Selain itu, mereka menggunakan lebih sedikit sumber daya yang akhirnya juga meningkatkan keuntungan mereka. Ke depannya, Beleaf akan menawarkan layanan end-to-end ‘Farming as a Service’ yang lengkap: dari operasi, distribusi, dan off taking yang menghubungkan petani, distributor, dan retailer dalam satu ekosistem terintegrasi.
Beleaf mengeklaim saat ini bekerja dengan 14 perkebunan di Jawa Barat dengan luas cakupan lebih dari 80 hektar dan produksi lebih dari 70 ton produk segar per bulan. Merek sayuran dan buah-buahan Beleaf juga memasok ke 15 supermarket dengan 110 gerai, 8 platform e-commerce, dan 11 gerai restoran.
STEVY WIDIA
Discussion about this post