Startup Teknologi Asia Tenggara Peroleh Pendanaan Kuartalan Terendah dalam 5 Tahun Terakhir

Pengembangan Startup

Upaya Mendukung Pengembangan Startup di Indonesia (Foto: Ilustrasi)

youngster.id - Pendanaan startup di Asia Tenggara mengalami penurunan sebesar 74% dari kuartal ke kuartal pada kuartal ketiga. Hal itu menjadikannya kuartal dengan pendanaan terendah dalam lima tahun terakhir.

Hal itu terungkap dari laporan terbaru yang dirilis perusahaan riset untuk startup dan venture capital Tracxn Technologies bertajuk Geo Quarterly Report: SEA Tech – Q3 2023, yang menyebutkan bahwa pasar untuk investasi tetap bergejolak secara global dan tren serupa juga dapat dilihat di wilayah Asia Tenggara.

Menurut laporan itu, ekosistem startup teknologi Asia Tenggara menerima pendanaan tertinggi pada kuartal keempat tahun 2021. Setelah itu terjadi penurunan pendanaan yang stabil di kawasan ini, dengan lonjakan kecil pada kuartal kedua tahun 2023.

Hal ini sebagian disebabkan oleh skenario makroekonomi global yang secara signifikan memengaruhi pendanaan di kawasan ini.

Laporan tersebut juga mencatat bahwa ekosistem startup teknologi Asia Tenggara berhasil mengumpulkan total US$835 juta pada kuartal ketiga, turun 74% dari US$3,2 miliar yang terkumpul pada kuartal kedua 2023 dan turun 66% dari US$2,5 miliar pada kuartal ketiga 2022.

Sementara itu, kawasan ini menarik investasi tahap akhir senilai US$395 juta pada kuartal ketiga tahun 2023, turun 85% dibandingkan dengan US$2,55 miliar yang terkumpul pada kuartal kedua tahun 2023 dan turun 57% dibandingkan dengan US$922 juta yang terkumpul pada kuartal ketiga tahun 2022.

Kuartal ketiga tahun ini juga menyaksikan pendanaan early-stage senilai US$329 juta, turun 37% dibandingkan dengan kuartal kedua tahun 2023, dan juga turun 75% dibandingkan dengan kuartal ketiga tahun 2022.

Tren penurunan juga terjadi pada putaran pendanaan seed-stage di kuartal ketiga, yang mencatatkan pendanaan sebesar US$111 juta, turun 17% dibandingkan dengan kuartal kedua 2023 dan turun 58,4% dibandingkan dengan kuartal ketiga 2022.

Menurut laporan tersebut, teknologi pangan dan pertanian, fintech, dan ilmu hayati merupakan tiga segmen yang menerima pendanaan tertinggi pada kuartal ketiga 2023.

Segmen teknologi pangan dan pertanian mendapatkan pendanaan sebesar US$248 juta pada kuartal ketiga, yang bertumbuh 75% dari US$142 juta yang dikumpulkan pada kuartal kedua 2023. Namun, ini merupakan penurunan sebesar 40% dibandingkan dengan kuartal ketiga tahun 2022.

Fintech juga merupakan salah satu segmen yang terpukul, dengan pendanaan senilai US$236 juta pada kuartal ketiga, yang merupakan penurunan masing-masing 46% dan 73% dari kuartal kedua 2023 dan kuartal ketiga 2022.

Ritel, insurtech, dan autotech adalah yang paling terpengaruh, masing-masing turun 98%, 73%, dan 66%, dibandingkan dengan kuartal kedua tahun 2023.

Laporan itu mencatat bahwa tidak ada pendatang baru di klub unicorn pada kuartal ketiga. Jumlah akuisisi naik sedikit dari 20 pada kuartal kedua 2023 menjadi 22 pada kuartal ketiga. Hanya satu perusahaan dari keseluruhan perusahaan teknologi di Asia Tenggara yang go public pada kuartal ketiga.

East Ventures, 500 Global, dan Wavemaker Partners merupakan investor paling aktif di bidang ini pada kuartal ketiga.

East Ventures dan Northstar Group Investible merupakan investor seed-stage teratas di kuartal ketiga. Sementara Peak XV Partners, Patamar Capital, dan Genting Ventures merupakan investor early-stage teratas di kuartal ketiga. Sedangkan EDBI dan Astra Digital merupakan investor tahap akhir yang paling aktif di kuartal ketiga.

“Terlepas dari tantangan yang ada, namun ada optimisme yang cukup besar dalam pertumbuhan jangka panjang di kawasan ini. Hal ini karena faktor-faktor seperti populasi muda, basis konsumen yang besar, dan ketergantungannya pada sistem keuangan dan komersial informal yang memberikan sejumlah besar peluang yang belum dimanfaatkan baik bagi investor maupun pengusaha,” ujar pihak Tracxn, seperti dilansir TN Global, Kamis (28/9/2023).

 

Indonesia Peroleh Pendanaan Tertinggi
Dari segi negara, laporan tersebut menunjukkan bahwa pendanaan yang masuk ke perusahaan rintisan teknologi di Indonesia melonjak 110% pada kuartal ketiga.

Laporan tersebut menyebutkan bahwa Indonesia merupakan wilayah dengan pendanaan tertinggi di ekosistem startup Asia Tenggara, diikuti oleh Singapura dan Vietnam pada kuartal ketiga dan menempati urutan kedua dalam hal total pendanaan pada tahun 2023 hingga saat ini di wilayah Asia Tenggara.

Laporan tersebut mencatat bahwa ekosistem startup teknologi Indonesia berada di peringkat kedua dalam hal pendanaan secara keseluruhan hingga saat ini di kawasan Asia Tenggara, setelah Singapura.

Dengan kondisi ekonomi yang baik dan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) lebih dari 5%, negara ini telah menarik minat investor untuk lebih banyak investasi. Meskipun pendanaan dalam skala global di seluruh tahap telah menurun, startup Indonesia telah menunjukkan peningkatan pada kuartal ini.

Total dana yang berhasil dikumpulkan oleh startup teknologi Indonesia pada kuartal ketiga mencapai US$448 juta, melonjak 110% dibandingkan dengan US$213 juta yang berhasil dikumpulkan pada kuartal kedua 2023. Namun, angka ini turun 28% dibandingkan dengan US$628 juta yang terkumpul pada kuartal ketiga tahun 2022.

Di semua tahap, pendanaan untuk startup di Indonesia mengalami peningkatan dari kuartal ke kuartal. Investasi tahap akhir di negara ini meningkat 89% menjadi US$300 juta di kuartal ketiga dari US$159 juta di kuartal kedua.

Negara ini menarik investasi early-stage senilai US$104 juta, meningkat 181% dari US$37 juta pada kuartal kedua tahun 2023. Pendanaan seed-stage di negara ini juga tumbuh 154% menjadi US$44,5 juta dari US$17,5 juta pada kuartal kedua 2023.

Laporan itu menunjukkan bahwa teknologi pangan dan pertanian, teknologi kesehatan, serta teknologi transportasi dan logistik merupakan segmen dengan kinerja terbaik di bidang teknologi di Indonesia pada kuartal ketiga.

Perusahaan rintisan di bidang teknologi pangan dan pertanian di Indonesia juga mendapatkan pendanaan senilai US$233 juta pada kuartal ketiga, melonjak 166% dari US$108 juta pada kuartal kedua 2023.

Laporan tersebut juga menyoroti bahwa tidak ada unicorn baru yang tercipta dan tidak ada penawaran umum perdana (IPO) yang terjadi di sektor teknologi Indonesia secara keseluruhan pada kuartal ketiga. Namun, lima akuisisi terjadi selama kuartal tersebut, dibandingkan dengan empat akuisisi pada kuartal kedua 2023 dan enam akuisisi pada kuartal ketiga 2022.

Di antara kota-kota di Indonesia, Bandung menempati urutan pertama dalam hal pendanaan pada kuartal ketiga tahun ini. Perusahaan rintisan yang berbasis di Bandung berhasil mengumpulkan US$200 juta pada kuartal ketiga, diikuti oleh perusahaan rintisan yang berkantor pusat di Jakarta (US$140 juta) dan Tangerang (US$73,5 juta).

East Ventures, AC Ventures, dan Alpha JWC Ventures merupakan investor paling aktif di bidang teknologi di Indonesia. Northstar Group, East Ventures dan B.I.G. Ventures adalah investor seed-stage teratas, sementara TMI, Horizons Ventures dan SWC adalah investor early-stage yang paling aktif. Astra Digital adalah investor paling aktif dalam hal pendanaan tahap akhir. (*AMBS)

 

Exit mobile version