Sukses Bangun Bisnis Tak Melulu Dengan Modal Besar

#COTTONINK10thAnniversary bersama Isyana Sarasvati. (Foto: Fahrul Anwar/youngster.id)

youngster.id - Mulai berbisnis tak melulu harus bermodal besar. Mematahkan asumsi masyarakat seputar jumlah modal dalam memulai bisnis, ShopeePay Talk membahas topik bertema ‘Modal Ratusan Ribu, Omzet Ratusan Juta’.

Di episode kali ini, Ria Sarwono, Brand and Marketing Director COTTONINK dan Nanang Suherman, Owner Ayam Goreng Nelongso berbagi kisah dan strategi keberhasilannya dalam mengelola modal bisnis ratusan ribu hingga bisa menghasilkan omzet bisnis ratusan juta. Fellexandro Ruby, Entrepreneur & Founder Negeri Pembelajar Edu-tech juga turut membagikan insight dan siasat untuk membangun bisnis dengan modal minim.

Eka Nilam Dari, Head of Strategic Merchant Acquisition ShopeePay mengatakan, ShopeePay senantiasa mendukung pertumbuhan dan perkembangan bisnis para mitra usaha, tak terkecuali bagi yang baru mau memulai kiprahnya dalam dunia bisnis.

“Kami memahami bahwa modal kerap kali menjadi salah satu aspek pertimbangan utama seseorang dalam mulai berbisnis. Padahal, strategi bisnis dan pemilihan target pasar yang tepat dapat menjadi sebuah landasan dasar untuk membangun bisnis yang menghasilkan walaupun dengan modal yang relatif kecil. Kehadiran ShopeePay Talk kali ini diharapkan dapat menginspirasi dan memperkaya insight para pelaku usaha yang ingin memulai bisnis serta membekali kiat praktis dalam mengelola bisnis dengan modal minim,” kata Eka dalam acara talkshow yang digelar virtual, Jumat (17/7/2021).

Berikut tips untuk membangun bisnis dengan modal terbatas :

Tentukan target pasar yang hendak disasar dan jadilah solusi bagi mereka

Menciptakan sebuah ide bisnis dapat dimulai dengan menentukan target pasar yang ingin disasar. Berangkat dari langkah tersebut, pelaku usaha kemudian dapat mulai menciptakan solusi dari permasalahan yang dimiliki oleh target pasarnya. Dengan begitu, para pelaku usaha dapat membangun strategi bisnis yang tepat dan menciptakan produk maupun jasa yang sesuai dengan masalah yang ingin dipecahkan oleh bisnis yang mereka rintis.

“Berawal dengan modal sebesar Rp500.000, saya mulai merintis Ayam Goreng Nelongso yang saat itu hanya memiliki satu jenis menu. Menu andalan kami kala itu adalah paket nasi dengan sayap ayam dan sambal yang kami jual seharga Rp5.000 saja. Saya sengaja membuat paket menu murah meriah karena sejak awal saya bertekad untuk menyasar mahasiswa sebagai target pasar,” ungkap Nanang Suherman, Owner Ayam Goreng Nelongso. Saat ini, Ayam Goreng Nelongso memiliki 71 gerai yang tersebar di Indonesia.”

Manfaatkan kekuatan platform digital

Digitalisasi kini telah menjadi salah satu strategi yang efektif untuk menjangkau konsumen dan bersaing dengan pemain lain di industri.  Ria Sarwono, Brand and Marketing Director COTTONINK menambahkan, bisa dibilang dari dulu hingga sekarang, platform digital memiliki peranan yang cukup signifikan dalam pertumbuhan COTTOININK dan bertemu dengan konsumen dari Sabang sampai Merauke, bahkan Internasional sekalipun.

“Kami percaya bahwa komitmen inilah yang membawa COTTONINK tumbuh sampai seperti sekarang. Di sisi lain platform digital memberikan pengalaman belanja yang efisien dan efektif bagi pelanggan setia COTTONINK, termasuk adanya opsi layanan pembayaran digital yang memudahkan konsumen ketika berbelanja,” katanya.

Ukur risiko dengan cermat dan maksimalkan ‘modal’ lainnya

Modal yang dibutuhkan dalam membangun bisnis sebenarnya tidak melulu soal uang. Membangun bisnis dengan modal minim juga harus turut disertai dengan dukungan modal lainnya seperti keterampilan membangun dan menjaga relasi, kreativitas, menggunakan platform digital, berkomunikasi, negosiasi dan kepemimpinan.

Fellexandro Ruby, Entrepreneur & Founder Negeri Pembelajar Edu-tech mengatakan, dalam mengelola bisnis dengan modal yang relatif kecil, pelaku usaha harus kreatif memaksimalkan modal keterampilan dirinya yang lain. Contohnya, pelaku usaha dapat memaksimalkan networking dengan mengajak konten kreator berkolaborasi dalam bisnis yang sedang dirintis. Para konten kreator ini dapat menjadi salah satu kanal pemasaran yang efektif dalam meningkatkan brand awareness.

“Pada dasarnya, kesuksesan sebuah bisnis tidak dapat terlepas dari soft skills mumpuni yang dimiliki oleh pendirinya. Namun yang perlu diingat, setiap keterampilan tersebut tentunya selalu dapat dipelajari dan dikuasai asalkan kita tidak pernah lelah untuk terus belajar,” katanya.

 

FAHRUL ANWAR

Exit mobile version