Selasa, 30 September 2025
No Result
View All Result
youngster.id
Pratesis Ads
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development
No Result
View All Result
youngster.id
No Result
View All Result
Home Headline

Tech Winter dan Badai PHK Masih Berlanjut di 2024?

6 Januari 2024
in Headline
Reading Time: 3 mins read
Pengembangan Startup

Upaya Mendukung Pengembangan Startup di Indonesia (Foto: Ilustrasi)

0
SHARES
0
VIEWS

youngster.id - Tampaknya, tech winter masih akan terus berlanjut di tahun 2024. Ini terlihat dari tren penurunan pendanaan startup dan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di perusahaan-perusahaan rintisan (startup) berbasis teknologi.

Apa itu tech winter? Istilah tech winter pertama kali muncul pada akhir 2022, yang dipakai untuk menggambarkan periode penurunan signifikan dalam industri teknologi. Dalam Bahasa Indonesia, tech winter diartikan sebagai musim dingin teknologi, di mana ada penurunan minat dan investasi di sektor teknologi.

Selama periode tech winter, pendanaan untuk perusahaan teknologi merosot tajam, pertumbuhan bisnis melambat, dan bahkan terjadi penurunan layoffs (PHK).

Startup di Indonesia mulai menjamur pada tahun 2015. Berdasarkan data Startup Ranking, Indonesia berada di urutan kelima dari sisi jumlah startup terbanyak di dunia, yakni 2.305. Posisi pertama ditempati Amerika Serikat dengan 69.565 perusahaan. Disusul oleh India (11.819), Inggris (6.025), dan Kanada 3.145.

Saat ini dari usaha rintisan di Indonesia sudah enam yang berstatus unicorn dengan nilai valuasi lebih dari US$ 1 miliar, yaitu Tokopedia, Traveloka, Ovo, Bukalapak, Xendit, GoTo, dan Ajaib. Sementara dua startup sudah berstatus decacorn dengan nilai valuasi lebih dari US$ 10 miliar, yaitu Gojek dan J&T Express.

Baca juga :   Gelombang PHK Terpa Startup Marketplace Jual Beli Mobil Bekas

Jumlah startup di Indonesia yang banyak, menjadikannya yang terbesar kelima di dunia. Namun, belakangan ini kepercayaan akan perusahan startup sedang menurun dan tidak sedikit yang gagal.

Ada beberapa indikasi yang menunjukan bahwa tech winter sedang terjadi. Pertama, terdapat penurunan investasi di industri teknologi. Menurut laporan East Ventures, pendanaan di Indonesia pada paruh pertama tahun 2023 menurun 74% secara year-on-year.

Boleh dibilang, tahun 2023 merupakan tahun yang lesu untuk pendanaan startup, bukan hanya di Indonesia tapi juga secara global karena investor modal ventura terus menahan diri.

Data Crunchbase menyebutkan, tahun 2023 akan menjadi yang terendah untuk pendanaan ventura sejak 2018. Investasi startup global pada tahun 2023 mencapai US$285 miliar – menandai penurunan 38% dari tahun ke tahun, turun dari US$462 miliar yang diinvestasikan pada tahun 2022.

Kedua, terdapat peningkatan PHK di perusahaan-perusahaan teknologi. Beberapa perusahaan teknologi Indonesia yang telah melakukan PHK antara lain Tokopedia, Gojek, dan Traveloka. Carsome, Halodoc dan LinkAja juga melakukan PHK.

Selama fenomena tech winter ini, menurut data CNBC, sepanjang 2022 diketahui jumlah karyawan startup dan perusahaan teknologi besar yang dipecat sudah mencapai 190.230 orang. Sementara, sepanjang 2023 jumlah PHK sudah mencapai 37.526 pekerja dari 122 perusahaan. Dalam dua tahun terakhir, gelombang PHK paling banyak terjadi pada November 2022 yakni mencapai 52.135 orang.

Baca juga :   Di Tengah Tech Winter, Startup Perlu Perhatikan Sisi Keamanan Siber Mereka

Ketiga, terdapat peningkatan gulung tikarnya startup-startup teknologi. Beberapa startup teknologi Indonesia yang cukup terkenal pun telah gulung tikar. Sejak pertengahan 2022 ada belasan startup di Indonesia yang gulung tikar, antara lain: Beres.id, UangTeman, Elevenia, Fabelio, Bananas, Brambang, Tumbasin, DishServe, JD.ID, Cohive, Lummo, Ula, Rumah.com, Pegipegi. Dan, terbaru platform edutech Zenius, juga menutup seluruh layanan operasionalnya (untuk sementara).

AC Ventures dan Bain & Co mengatakan bahwa ketidakpastian makro ekonomi berdampak pada bisnis. Para pemilik cenderung mengetatkan pengeluaran dan berharap startup yang mereka danai segera menghasilkan untung.

“Para investor  lebih fokus pada startup yang memiliki bisnis yang menguntungkan, penilaian yang lebih bijak, dan rencana yang jelas untuk mencapai keuntungan. Hal ini terlihat dari berkurangnya tingkat peralihan dari pendanaan awal (seed) ke putaran A atau B,” terang AC Ventures dan Bain & Co, seperti dikutip Bloomberg Technoz.

Dalam dua tahun terakhir memang menjadi periode paling menantang bagi para perusahaan startup di Indonesia, seperti disampaikan Investment Partner GDP Venture, Antonny Liem. Seluruh startup memiliki tujuan yang sama, untung. Bukan lagi bagaimana membesarkan valuasi startup.

Baca juga :   5 Tips Aman Belanja Online

Menurut Antonny, dunia startup yang melesu dipengaruhi oleh investor yang wait and see akibat kenaikan cost of capital. Investor harus berulang kali mengkalkulasi target investasi mereka. Investor menyeleksi ketat, mana yang memiliki return of investment tertinggi dan risiko paling rendah.

“Kenaikan cost of capital ini dikarenakan faktor makro, seperti perang Rusia yang berdampak pada naiknya harga energi, pandemi Covid-19 mengganggu global supply chain dan lainnya,” jelas Antonny.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, secara umum, PHK merupakan upaya persiapan perusahaan yang percaya tantangan ekonomi membesar di masa mendatang, termasuk di tahun 2024. Permintaan masih lesu hingga mempengaruhi bisnis banyak perusahaan. Hal ini berimbas pada penurunan produksi.

“Jadi ini adalah fenomena yang kemudian diantisipasi para pelaku usaha di sektor industri dengan memangkas karyawannya melakukan efisiensi. Kalau efisiensi di bagian bahan baku tidak bisa dilakukan lagi, maka mereka terpaksa melakukan perubahan jam kerja, kalau itu tidak bisa lagi hal selanjutnya adalah PHK,” kata Bhima.

Apakah tech winter, yang tercermin dari menurunnya pendanaan pada startup, meningkatnya PHK hingga gulung tikarnya startup, masih akan berlanjut di 2024? (*AMBS)

 

Tags: Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)penurunan pendanaan startupTech Winter
Previous Post

Menangkap Potensi Besar Pasar Tabungan Syariah

Next Post

BCA Naikkan Limit Transaksi Harian untuk Semua Jenis Kartu Debit

Related Posts

NTT Startup Challenge 2024
Headline

Potensi Pengembangan Bisnis Startup dan Digital di Indonesia Masih Berpeluang Positif

20 Januari 2025
0
pendanaan startup
Headline

Pendanaan Startup di Asia Tenggara Anjlok 59% dalam Sembilan Bulan Pertama Tahun 2024

7 Oktober 2024
0
pendanaan startup
Headline

Tracxn: Desember, Pendanaan Startup Paling Sedikit di Tahun 2023

8 Januari 2024
0
Load More
Next Post
kartu debit BCA

BCA Naikkan Limit Transaksi Harian untuk Semua Jenis Kartu Debit

Prosesor AMD

AMD Hadirkan Dua Perangkat Baru untuk Segmen Otomotif di SEC 2024

VinFast

Bangun Pabrik Mobil Listrik di Bekasi, VinFast Alokasikan US$1,2 Miliar

Discussion about this post

Recent Updates

influencer kecantikan

Digital Marketing & Influencer Dorong Pertumbuhan Klinik Kecantikan

29 September 2025
Harbolnas

Empat Strategi Memaksimalkan Harbolnas di Era Konsumen yang Kian Selektif

29 September 2025
UmrahCash x VIDA

Kolaborasi UmrahCash dan VIDA Hadirkan Dompet Digital Syariah

29 September 2025
XLSMART Integrasikan Pusat Operasi Jaringan Terpadu Customer Experience dan Service Operation Center

XLSMART Integrasikan Pusat Operasi Jaringan Terpadu Customer Experience dan Service Operation Center

29 September 2025
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

Dera Perdana Shopian : Ajak Milenial Berdonasi Digital

27 Juni 2019
Startup Hayokerja

Startup HayoKerja Hadirkan Solusi PHL bagi Perusahaan Pencari Tenaga Kerja

25 September 2023
pendanaan Fintech

Inilah 5 Fintech dengan Pendanaan Terbesar di Indonesia Tahun 2025

15 Mei 2025
Fastwork Raih Pendanaan Seri A US$4,8 Juta

Fastwork Luncurkan Fitur Baru Untuk Pengguna Jasa Freelancer

11 Agustus 2020
Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

Junaidi : Bikin Bimbel Karena Cinta Jadi Guru

0
Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

Brother Indonesia Rilis Aplikasi Mobile Brother iShop

0
Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

Bangun Bagian Dapur, IKEA Dukung Pembuatan Film “Ini Kisah Tiga Dara”

0
Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

Ferdian Yosa : Menangkap Tren di Bisnis Kuliner

0
influencer kecantikan

Digital Marketing & Influencer Dorong Pertumbuhan Klinik Kecantikan

29 September 2025
Harbolnas

Empat Strategi Memaksimalkan Harbolnas di Era Konsumen yang Kian Selektif

29 September 2025
UmrahCash x VIDA

Kolaborasi UmrahCash dan VIDA Hadirkan Dompet Digital Syariah

29 September 2025
XLSMART Integrasikan Pusat Operasi Jaringan Terpadu Customer Experience dan Service Operation Center

XLSMART Integrasikan Pusat Operasi Jaringan Terpadu Customer Experience dan Service Operation Center

29 September 2025
  • Tentang Kami
  • Hubungi Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Layanan Bisnis
Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved
No Result
View All Result
  • News
  • Technopreneur
  • Creativepreneur
  • Sociopreneur
  • Innovation
  • Youth Development

Copyright © 2016 - PT Inovasi Muda Mandiri. All rights reserved

This website uses cookies. By continuing to use this website you are giving consent to cookies being used. Visit our Privacy and Cookie Policy.
Go to mobile version