youngster.id - Digitalisasi semakin menyentuh berbagai lapisan kehidupan masyarakat di Indonesia. Hal ini terlihat dari makin banyaknya teknologi yang disediakan industri dalam melayani kebutuhan masyarakat lewat akses internet. Salah satunya adalah teknologi chatbot untuk layanan percakapan berbasis kecerdasan buatan.
CEO dan Co Founder Kata.ai Irzan Raditya mengungkapkan, serapan industri Indonesia terhadap chatbot terlihat semakin terakselerasi. Hal ini terlihat dari rerata industri di Indonesia yang mampu mengolah 20.000 sampai 30.000 pengguna aktif setiap bulannya.
“Peningkatan ini juga didukung oleh kondisi pandemi yang menjadikan teknologi chatbot sebagai alternatif solusi bisnis dalam melayani konsumen di beragam medium,” kata Irvan dalam media gathering yang digelar Kata.ai bersama Qiscus, Pegadaian dan Taco Grup, Selasa (31/5/2022).
Menurut Irvan, di awal tahun 2022 Kata.ai meraih pertumbuhan bisnis YoY sebesar 80% serta peningkatan pengguna aktif sebesar 170%. Selain itu, startup ini juga mengelola peningkatan 2x lipat growth conversations pada semua lini chatbot yang diproduksi terhadap lebih dari 150 bisnis.
Dia juga mengungkapkan layanan Chatbot banyak digunakan oleh industri jasa keuangan, ritel, e-commerce, dan pemerintahan. Sebanyak 71% pengguna memanfaatkan chatbot untuk customer service, kemudian 12% untuk asisten virtual.
“Kami meniliai kecerdasan artifisial berbasis natural language processing seperti chatbot akan menjadi teknologi yang memungkinkan bisnis untuk meramu strategi efisiensi di dalam kegiatan operasional serta menghemat biaya lebih banyak lagi terutama untuk memangkas biaya untuk agen yang harus beroperasi 24/7 kini dapat dikombinasikan dengan chatbot dengan biaya yang lebih murah,” papar Irzan.
Sementara itu Senior Manager Contact Center Pegadaian Franskel Wawan Ardiansyah mengakui, implementasi chatbot dengan kekuatan pendekatan bahasa terapan yang akrab memberikan kepercayaan bagi konsumen ketika berinteraksi dengan brand.
“Hal ini kami lihat sebagai keunggulan chatbot untuk meningkatkan value layanan kami tidak hanya sekedar sebagai brand layanan pembiayaan namun untuk kebutuhan layanan investasi jangka panjang,” katanya.
Hal senada juga diungkapkan CEO Qiscus, Delta Purna Widyangga. Sebagai penyedia platform customer engagement yang berfokus pada omnichannel, Delta menilai chatbot sebagai teknologi yang tepat untuk melayani konsumen lintas medium.
“Integrasi omnichannel sebagai touchpoint konsumen dalam berinteraksi dengan bisnis pun kini tumbuh secara eksponensial dikarenakan konsumen memiliki preferensi yang semakin luas. Dengan diterapkannya chatbot pada medium-medium ini bisnis akan mampu mengukur efektivitas strategi yang diterapkan sehingga penerapan chatbot ini akan menjadi semakin produktif untuk bisa menjangkau konsumen,” ucapnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post