youngster.id - Perusahaan venture building berbasis di Singapura, Momentum Works mencatat bahwa nilai transaksi bruto atau GMV pesan-antar makanan milik Grab yakni GrabFood mencapai US$ 7,6 miliar atau sekitar Rp 109,4 triliun pada 2021.
Grab pun menyumbang setengah dari total GMV pesan-antar makanan di Asia Tenggara sepanjang tahun lalu US$ 15,5 miliar atau sekitar Rp 223 triliun.
“Grab masih berkontribusi setengah dari total GMV di Asia Tenggara,” demikian isi laporan Momentum Works bertajuk Food Delivery Platforms in Southeast Asia baru-baru ini.
Nilai Grabfood itu melampaui GoFood dari Gojek dengan capaian US$ 2 miliar atau Rp 28,8 triliun. “Gojek telah mendivestasikan bisnis di Thailand, dan melihat pangsa pasarnya berkurang di Vietnam,” ucap laporan itu.
Sementara GMV ShopeeFood US$ 900 juta atau sekitar Rp 12,9 triliun. Layanan pesan-antar makanan dari Shopee ini menampati posisi kelima. “ShopeeFood berkembang dari hanya Vietnam ke Indonesia, Malaysia, dan Thailand,” ungkap laporan tersebut.
Momentum Works menilai, kekuatan layanan pesan-antar makanan Grab ada empat. Pertama, biaya akuisisi pengguna dan mitra (merchant) lebih rendah. Kedua, perusahaan dapat memanfaatkan armada berbagi tumpangan (ride hailing) untuk layanan transportasi, makanan hingga pengiriman.
Ketiga, kepemimpinan lokal dengan lokalisasi produk dan operasional yang kuat di setiap negara. Serta hubungan yang kuat dengan pemerintah daerah (pemda).
Grab sudah mencatatkan saham perdana alias IPO dengan posisi kas kuat yakni likuiditas tunai US$ 5,2 miliar Namun, Grab juga menghadapi tantangan dalam mengelola pertumbuhan dan skala di setiap negara dengan pendekatan hyperlocal. Selain itu, perlu menyeimbangkan kebutuhan produk, teknologi, dan data dari berbagai unit bisnis di bawah aplikasi super (superapp).
Sedangkan kekuatan Gojek yakni berfokus pada Indonesia. Ini memungkinkan decacorn Tanah Air itu menyebarkan produk dan sumber daya operasional dengan cara yang lebih tepat sasaran. Selain itu, GMV pesan-antar makanan di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara yakni US$ 4,6 miliar atau sekitar Rp 66 triliun pada 2021.
STEVY WIDIA