Transformasi Bidang SDM Pasca Pandemi Pacu Pertumbuhan Sektor Pekerja Lepas

Sribu

Ryan Gondokusumo, CEO dan Founder Sribu. (Foto: Stevy Widia/youngster.id)

youngster.id - Situasi pandemi telah menjadikan sistem kerja jarak jauh dan proses kerja digital menjadi hal yang lebih populer dan diterima, baik dari sisi pelaku usaha maupun pekerja. Infrastruktur digital menjadi kunci untuk membuka (unlocking) potensi pasar pekerja lepas (freelancing) di Indonesia.

CEO PT Sribu Digital Kreatif (Sribu) Ryan Gondokusumo mengungkapkan, masa depan sektor freelancing di Indonesia semakin cerah terutama dipicu oleh transformasi dunia sumber daya manusia (SDM) di masa pandemi dua tahun terakhir. Besarnya potensi industri freelancing yang akan terus bertumbuh ini memerlukan platform dan infrastruktur pendukung yang memungkinkan terciptanya ekosistem yang kondusif untuk semua pihak yang terlibat.

“Situasi pandemi telah mengakselerasi pengadopsian sistem kerja jarak jauh (remote working) dan proses kerja digital yang semakin diterima secara luas, baik dari sisi pelaku usaha maupun pekerja. Saat ini kita tengah bergerak menuju dunia kerja yang semakin #HumanFriendly dan akan mengubah dunia kerja untuk selama-lamanya,” kata Ryan yang juga Founder Sribu dalam keterangannya, Jumat (6/5/2022).

Menurut Ryan, berkembangnya popularitas dan penerimaan terhadap sistem kerja jarak jauh yang semakin dipicu oleh adanya pandemi ini ternyata ikut memberikan kabar gembira bagi sektor freelancing. Badan Pusat Statistik  (BPS) mencatat adanya peningkatan jumlah pekerja paruh waktu atau freelancer. Per Agustus 2020, terdapat setidaknya 33,34 juta orang Indonesia yang bekerja secara paruh waktu atau sebagai freelancer, meningkat sebesar 4,32 juta atau setara dengan 26% dibanding tahun sebelumnya. Peningkatan minat sebagai freelancer ini berpotensi untuk terus meningkat di masa depan.

“Kami melihat bagaimana sektor freelancing di Indonesia telah mengalami perkembangan yang positif  dan cukup menjanjikan selama 10 tahun terakhir. Hal ini terlihat dari pertumbuhan jumlah freelancer dan jumlah klien/perusahaan yang menggunakan jasa freelancer melalui platform Sribu,’’ katanya.

Ryan juga mengungkapkan, Sribu konsisten membukukan pertumbuhan pendapatan rata-rata 15% per tahun.  Lebih dari 26.000 freelancer terkurasi dengan berbagai keahlian telah bergabung dengan Sribu dengan kualitas hasil pekerjaan yang telah terstandar dan melalui proses seleksi oleh Sribu.

“Kami melihat bahwa di masa depan, sektor freelancing di Indonesia akan semakin cerah dan ekosistemnya akan semakin solid.  Dari sisi supply peminat freelancer akan terus meningkat seiring semakin nyamannya orang bekerja dengan sistem kerja jarak jauh yang lebih fleksibel dan #HumanFriendly. Dari sisi demand, pelaku usaha akan semakin terbuka dengan berbagai opsi perekrutan. Mereka akan dapat lebih efektif dalam memetakan kebutuhan tenaga kerja yang sesuai dengan kondisi bisnis mereka. Pada akhirnya akan berdampak terhadap produktivitas, efisiensi biaya operasional dan peningkatan daya saing,” pungkasnya.

Database klien Sribu yang terdiri dari lebih dari 15.000 UKM dan korporasi, yang diharapkan dapat membantu para freelancer untuk memperoleh lebih banyak lagi pekerjaan dan membangun usaha secara freelance.

Hingga saat ini, sebanyak 100.000+ pekerjaan telah diselesaikan oleh  para freelancer melalui platform Sribu. Jenis pekerjaan yang dikerjakan meliputi desain, penulisan, fotografi, videografi, pemasaran digital, pembuatan website dan aplikasi mobile. 

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version