Tren Belanja Online Bakal Meningkat Selama Ramadan

TikTok Shop Summit 2022

TikTok Shop Summit 2022. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Dihapusnya kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) telah mengubah perilaku masyarakat Indonesia dalam berbelanja. Meski belanja online masih menjadi primadona, tetapi diprediksi masyarakat akan semakin cermat saat berbelanja.

Head of Business Marketing TikTok Indonesia Sitaresti Astarini mengatakan, berkat pesatnya perkembangan teknologi, konsumen menjadi semakin kritis dalam mencari sumber inspirasi dan informasi tambahan untuk membantu pengambilan keputusan. Pemasar pun kian ditantang untuk menjadi lebih jeli dalam memanfaatkan tahapan Ramadan guna menyajikan konten promosi yang relevan, informatif, serta menghibur demi memenangkan hati para calon konsumen.

“Melalui ekosistem TikTok yang holistik, brand dapat melakukan strategi pemasaran berbasis konten yang menyeluruh, mulai dari meningkatkan awareness hingga menyediakan titik pembelian. Tentunya ini semua perlu dibalut dengan pendekatan Shoppertainment yang mengutamakan konten hiburan dan kreatif, untuk nantinya mendorong konversi atau pembelian produk,” kata Resti dalam siaran pers hasil studi “Ramadan 2023 with TikTok: Winning Hearts and Carts” Jumat (3/2/2023).

Resti menerangkan, studi TikTok melihat semangat belanja konsumen relatif masih tinggi karena Ramadan merupakan bulan suci yang sarat makna bagi masyarakat Indonesia.

Studi TikTok kali ini juga turut menilik ragam gaya dan faktor pendorong berbelanja pengguna TikTok dalam upayanya mendapatkan value for money, di mana 51% responden menyatakan diskon menjadi pendorong mereka untuk belanja, dan produk bundling atau paket spesial Ramadan membuat responden dua kali lebih cenderung melakukan pembelian. Di samping itu, sebanyak 98% responden studi menyatakan bahwa TikTok masih menjadi pilihan mereka untuk mencari inspirasi produk atau jasa.

Selain momen persiapan Ramadan, pengguna TikTok ternyata aktif merayakan bulan suci dengan mengunggah konten di TikTok, bahkan hingga hari Lebaran. Oleh karena itu, lanjut Resti, merek-merek dapat bisa memanfaatkan kesempatan itu untuk terhubung atau berinteraksi dengan komunitas TikTok di tiap tahapannya, bahkan dari sebelum Ramadan dimulai.

“Hampir sebagian pengguna TikTok akan menghabiskan lebih banyak waktu di TikTok, terutama di waktu ngabuburit. Di hari raya, sebanyak 74% responden berencana untuk membuat konten kebersamaan dengan keluarga dan teman, serta hampir seluruh responden akan menampilkan video perayaan hari besar mereka di TikTok. Hiburan dan inspirasi menjadi faktor utama bagi mereka dalam mencari konten di TikTok,” tuturnya.

Menurut Resti, kebutuhan pengguna TikTok akan konten yang menghibur dan inspiratif dapat dimanfaatkan oleh merek-merek dengan pendekatan Shoppertainment, yaitu mengutamakan konten hiburan terlebih dahulu, baru mendorong pembelian.

“Konten yang bersifat storytelling, autentik, menyajikan tren atau rekomendasi, dan yang terpenting, tidak memaksa pembelian atau hardsell, menjadi faktor penentu dalam mendorong pengguna untuk melakukan konversi atau pembelian. Tentunya, pengguna perlu juga dilengkapi dengan informasi yang jelas serta poin konversi yang mudah diakses,” tambahnya.

Sementara itu, Bank BTN yang meluncurkan akun TikTok pada Ramadan tahun lalu mengungkapkan, berhasil menambah jumlah followers-nya sebanyak 11.000, dengan peningkatan brand familiarity hingga 5%. Ada pun langkah yang dilakukan Bank BTN saat itu dengan memperkenalkan kampanye kreatif Ramadan bertajuk ‘Berkah Ramadan BETE END’ di TikTok.

“Dengan kampanye ini, selama Ramadan kami telah mencapai hasil yang memuaskan yang dapat dilihat dari peningkatan jumlah followers dan engagement kami,” kata Vicky Elanda Head of Digital Marketing Bank BTN.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version