youngster.id - Pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UKM) khususnya perempuan harus sudah mengubah mindset dari konvesional menjadi berbasis teknologi atau online. Mereka harus percaya diri untuk mulai memasuki dunia pemasaran online.
“UKM perempuan harus percaya diri untuk mulai memasuki dunia online dalam hal pemasaran produknya”, kata Prakoso BS Deputi Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM pada acara pelatihan kewirausahaan berbasis digital online bagi UKM perempuan, hasil kerjasama antara Kementrian Koperasi dan UKM dengan Wanita Persahi (Perhimpunan Sarjana Hukum Indonesia), baru-baru ini di Jakarta.
”ŽSelain mendorong agar UKM perempuan berbasis online, lanjut Prakoso, pihaknya juga terus berkonsentrasi dalam hal pemberdayaan kewirausahaan dalam hal pelatihan kewirausahaan dan vocational. “Misalnya, kita mendidik dan melatih kewirausahaan bagi keluarga petani dan nelayan, serta warga di wilayah perbatasan. Jadi, bila petani gagal panen atau nelayan sulit mendapat ikan, ekonomi keluarganya tetap stabil karena istri dan keluarganya sudah memiliki usaha”, tambah Prakoso.
Bahkan, kata Prakoso, program pelatihan kewirausahaan saat ini sudah mulai memasuki tahap pembenahan kemasan produk. “Kemasan produk UKM tidak bisa lagi sederhana, harus bagus dan menarik. Contoh, saya pernah mendapat oleh-oleh manisan dari Jepang, meski sekadar manisan tapi kemasannya luar biasa indah dan menarik. Itu yang harus terus kita dorong agar para UKM kita berinovasi dalam hal kemasan produk”, tandas Prakoso lagi.
”ŽUntuk itu, Prakoso berharap para UKM perempuan, khususnya anggota Wanita Persahi, mampu memanfaatkan program kewirausahaan dan vocational yang digulirkan Kemenkop dan UKM. “Pelatihan kewirausahaan dan vocational itu harus tepat sasaran. Makanya, hal itu harus disesuaikan dengan kebutuhan dari komunitas yang bersangkutan. Kita hanya melatih, mendidik, dan mendampingi. Mengenai apa bentuknya, kami sesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Misalnya, butuh pelatihan pengolahan ikan, menjahit, dan sebagainya. Tugas kita adalah mendatangkan ahlinya di bidang tersebut”, papar Prakoso lagi.
”ŽDalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Wanita Persahi Hendrawaty Yuripersana mengungkapkan bahwa pihaknya tidak bisa lagi menutup mata akan kemajuan teknologi sebagai basis berwirausaha. “Justru kita harus melihat bahwa dengan teknologi berbasis online itu semakin mempermudah kita dalam hal pemasaran produk”, kata Hendrawaty.
Sedangkan Country Manager CSR IBM Indonesia Santi Diansari Hargianto menyebutkan bahwa UKM perempuan harus bisa memanfaatkan kemajuan teknologi dalam menjalankan usahanya. “Teknologi sudah ada di depan mata, maka kita harus membangun aplikasi khusus untuk pemasaran produk UKM. Kita harus mencermati fenomena usaha berbasis aplikasi, seperti halnya GoJek dan Grab”, tukas Santi.
Santi mengakui, pihaknya sudah menyentuh banyak kalangan di seluruh Indonesia dalam hal kewirausahaan. “Kita sudah roadshow bersama OJK, HIPMI, Kadin, juga Kemenkop UKM ke seluruh Indonesia untuk meningkatkan kewirausahaan. Sejak 2013, kita sudah menyentuh 36 universitas dengan jumlah mahasiswa mencapai 28 ribu orang. Kami sentuh juga keluarga nelayan, wilayah perbatasan, dan sebagainya. Kita hadir dimana saja dengan tujuan untuk memberdayakan UKM perempuan”, pungkas Santi.
STEVY WIDIA
Discussion about this post