UMKM Pintar, Platform Literasi Keuangan Pelaku Usaha Perempuan

Sesi diskusi dalam peluncuran UMKM Pintar. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia. Di Indonesia, jumlah UMKM pada 2025, mencapai 65,5 juta unit, dan menyumbang 61,9% terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan menyerap lebih dari 119 juta tenaga kerja. Namun, sebagian besar UMKM belum memiliki literasi keuangan yang baik.

Riset Women’s World Banking pada 2023 terkait pelaku usaha di e-commerce, menunjukkan hanya 44% wirausaha perempuan di Indonesia yang berhasil mempertahankan usahanya hingga 3–5 tahun, dan jumlahnya bahkan lebih sedikit untuk mereka yang bertahan lebih lama.

Melihat pentingnya literasi keuangan bagi pelaku UMKM SeaBank Indonesia dan Women’s World Banking (WWB) berkolaborasi mendukung peluncuran UMKM Pintar. Platform digital ini dirancang untuk membangun kapasitas usaha, meningkatkan literasi keuangan, serta memperkuat ketahanan finansial di era digital.

Wakil Direktur Utama SeaBank Indonesia Junedy Liu mengatakan, pesatnya pertumbuhan ekonomi digital belum diiringi dengan kesiapan yang merata.

“Salah satu tantangan yang dihadapi UMKM di era digital adalah pengelolaan keuangan dan pengembangan usaha. Misalnya tingginya informalitas dalam pengelolaan usaha, pencatatan keuangan, pemisahan uang pribadi dan usaha turut berkontribusi dalam keterbatasan akses terhadap pembiayaan. Kondisi ini mencerminkan kesenjangan dalam literasi keuangan khususnya digital dan pemanfaatan layanan keuangan formal bagi keberlanjutan dan pertumbuhan usaha,” ungkap Junedy dalam siaran pers dikutip Jumat (21/11/2025).

Untuk menghadapi tantangan tersebut, kata Junedy, SeaBank mendukung peluncuran platform pembelajaran digital UMKM Pintar untuk memberikan akses literasi keuangan yang mudah, praktis dan relevan bagi UMKM khususnya mikro-kecil dan perempuan dalam membangun usaha yang berkelanjutan dan ketahanan finansial di era digital.

Melalui UMKM Pintar, para perempuan pelaku usaha dapat mengakses modul interaktif seputar pengelolaan keuangan, strategi digitalisasi usaha, hingga pemanfaatan layanan keuangan formal. Seluruh materi disusun dengan pendekatan berbasis gender dan disesuaikan dengan konteks lokal, agar setiap perempuan dapat mengelola dan menumbuhkan usahanya secara berkelanjutan, kapanpun dan dimanapun mereka berada.

Sementara Direktur Regional Women’s World Banking Asia Tenggara Angelique Timmer mengungkapkan, riset Women’s World Banking pada 2023 menegaskan bahwa akses ke modal, edukasi, pendampingan, dan kesempatan belajar memiliki peran yang sama pentingnya dalam memperkuat ketahanan usaha mereka.

“Melalui kolaborasi dengan SeaBank, kami ingin memastikan perempuan memiliki akses ke modal dan pengetahuan,” ujarnya.

Pada peluncuran UMKM Pintar, Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM, Temmy Satya Permana menyatakan bahwa UMKM masih mengalami kendala fundamental, seperti riwayat kredit (SLIK) dan agunan.

“Pembiayaan hanya akan berdampak jika UMKM memiliki literasi keuangan yang baik. Platform UMKM Pintar hadir untuk meningkatkan kapasitas UMKM, melalui literasi digital dan keuangan yang lebih terstruktur,” ujarnya.

Menanggapi sentimen yang sama, Deputi Menteri Bidang Kesetaraan Gender Kementerian PPPA, Amurwani Dwi Lestariningsih juga menyampaikan, perempuan, termasuk para ibu bekerja, menjadi tulang punggung dalam menjaga roda ekonomi tetap berputar.

“Pemerintah mendukung langkah-langkah nyata seperti UMKM PINTAR yang menjadi akses pembelajaran digital, sekaligus memberi ruang bagi perempuan untuk tumbuh, berdaya, dan berkontribusi lebih besar bagi perekonomian bangsa dengan tetap merasa aman,” ujarnya.

 

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version