youngster.id - Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang memanfaatkan cloud serta teknologi berbasis cloud lainnya diproyeksikan akan menghasilkan hingga Rp79,6 triliun setiap tahunnya dari peningkatan produktivitas pada 2030.
Dampak lainnya adalah 17,6 juta lapangan pekerjaan di bidang pelayanan kesehatan, pendidikan, dan agrikultur, atau setara dengan 12% dari total lapangan pekerjaan di Indonesia.
Hal itu terungkap dari laporan yang dirilis Amazon Web Services (AWS) bekerjasama dengann Accenture bertajuk, “Realising a Cloud-enabled Economy: How Cloud Drives Economic and Societal Impact Through Micro, Small, And Medium-Sized Businesses”. Laporan ini menjabarkan potensi manfaat dari migrasi cloud terhadap UMKM yang tengah menjawab berbagai isu kemasyarakatan. Dalam laporan ini, yang didefinisikan sebagai UMKM adalah bisnis yang memiliki hingga 250 karyawan.
Gunish Chawla, Managing Director, Mid-Market Enterprise and SMB ASEAN AWS mengatakan, UMKM seringkali merupakan pahlawan-pahlawan inovasi yang jarang disorot, tetapi mereka sesungguhnya memainkan peran yang krusial dalam menjawab permasalahan-permasalahan di masyarakat. Antara lain melalui peningkatan akses terhadap layanan digital di sektor-sektor kunci seperti pelayanan kesehatan dan pendidikan.
“Dalam rangka mengakselerasi adopsi cloud khususnya di tingkat lanjut seperti penerapan AI generatif dan machine learning, serta mendorong realisasi manfaat ekonomi maupun kemasyarakatan yang lebih cepat, AWS bekerja sama dengan pemerintah, pendidik, dan industri untuk membantu UMKM lokal di Indonesia agar dapat bertumbuh, beroperasi secara efisien, serta menciptakan dampak positif bagi komunitas-komunitas di sekitarnya,” kata Chawla, dikutip Kamis (28/9/2023).
Salah satu temuan dari laporan ini adalah adopsi cloud secara sederhana oleh pelaku usaha Indonesia, antara lain layanan email berbasis web atau penyimpanan berbasis cloud, masih berada di angka 29%.
Laporan ini menunjukkan bahwa UMKM dapat menciptakan manfaat yang konkret bagi perekonomian maupun masyarakat luas dengan berpindah ke cloud. Teknologi cloud antara lain dapat memfasilitasi konsultasi kesehatan, meningkatkan akses terhadap pendidikan, meningkatkan teknik agrikultur presisi, dan masih banyak lagi, sehingga berkontribusi terhadap tercapainya Tujuan Pengembangan Berkelanjutan atau United Nations’ Sustainable Development Goals (UN SDGs).
Di sektor pelayanan kesehatan misalnya, UMKM diberdayakan cloud membantu menjawab salah satu tantangan utamanya yakni terbatasnya akses terhadap pelayanan kesehatan di komunitas-komunitas tertinggal. Dalam laporan ini, diestimasikan bahwa UMKM diberdayakan cloud mampu menghasilkan hingga Rp6 triliun setiap tahunnya melalui peningkatan produktivitas di sektor pelayanan kesehatan, serta mendukung terselenggaranya 7 juta konsultasi kesehatan jarak jauh (telehealth) di Indonesia pada 2030.
Selanjutnya, di sektor pendidikan, UMKM diberdayakan cloud membantu menjawab tantangan aksesibilitas serta inklusivitas pendidikan melalui penggunaan platform digital. Laporan ini mengestimasikan bahwa para UMKM ini dapat menghasilkan hingga Rp15 triliun setiap tahunnya melalui peningkatan produktivitas di sektor pendidkan serta menyediakan solusi e-learning bagi 21 juta pelajar di Indonesia pada 2030. Ini merupakan peningkatan sebesar 75% dibandingkan sekarang. Laporan ini juga menjelaskan bahwa sekitar 48 juta orang dewasa diprediksi akan mengakses pendidikan melalui para UMKM diberdayakan cloud tersebut.
Sementara, di sektor agrikultur, UMKM diberdayakan cloud membantu menjawab permasalahan terkait kekurangan makanan, termasuk melalui penggunaan teknologi berbasis cloud yang mengedepankan data seperti solusi-solusi AI. Laporan ini mengestimasikan bahwa para UMKM ini dapat menghasilkan hingga Rp59,1 triliun setiap tahunnya melalui peningkatan produktivitas di sektor agriklutur. Pada saat yang bersamaan, diperkirakan bahwa 1 dari 9 pertanian, peternakan, maupun perikanan akan menggunakan solusi-solusi agrikultur presisi yang turut meningkatkan produktivitas pada 2030, atau meningkat sebanyak 300% dibandingkan sekarang.
Tantangan terkait keamanan siber, budaya organisasi, keterbatasan akses terhadap teknologi informasi (TI), infrastruktur baik software maupun hardware, hingga keterbatasan kecakapan digital merupakan beberapa kendala utama yang merintangi adopsi cloud di kalangan UMKM.
Untuk membantu para pelaku UMKM mempercepat adopsi cloud-nya masing-masing, laporan ini menggarisbawahi lima rekomendasi yang patut diperhatikan, yakni: 1) Mengindentifikasi bagaimana cloud dapat menyederhanakan tujuan-tujuan strategis, 2) Mengevaluasi dukungan industri dan pemerintah, 3) Memberikan edukasi serta program peningkatan kecakapan cloud bagi para karyawannya, 4) Mengkaji kembali kebijakan data serta keamanan, dan 5) Menciptakan strategi migrasi cloud secara menyeluruh.
Teten Masduki, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia mengatakan, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (Kemenkop UKM) menyambut baik riset yang diluncurkan hari ini oleh Amazon Web Services.
“Laporan ini menggambarkan secara jelas apa saja peluang bagi UMKM yang memanfaatkan teknologi cloud dan kecerdasan artifisial untuk menciptakan dampak ekonomi serta sosial secara luas,” ujar Menteri Teten.
Menurut Teten, Kemenkop UKM memiliki komitmen yang mendalam untuk mendukung dan mempercepat transformasi digital di kalangan UMKM, startup, serta wiraswasta dari berbagai industri guna menjawab permasalahan-permasalahan sosial dan mewujudkan perekonomian digital.
Selama beberapa tahun terakhir, Kemenkop UKM telah memberdayakan dan mendigitalisasi lebih dari 22 juta UMKM di Indonesia, serta menargetkan angka 30 juta UMKM pada 2024 melalui berbagai program maupun kolaborasi.
“Dengan perkembangan tren-tren teknologi terbaru seperti cloud dan kecerdasan artifisial, kami melihat pentingnya kolaborasi antara pemerintah dengan swasta, salah satunya dalam bentuk riset yang diprakarsai AWS ini, untuk menyediakan semakin banyak peluang bagi pelaku usaha Indonesia untuk bertumbuh, meningkatkan skala bisnisnya, serta memperluas pasarnya,” tambahnya.
Aaron Hill, Managing Director of Economic Insights, Accenture Strategy and Consulting menambahkan, dengan tingginya dukungan dari pemerintah maupun industri, para pelaku usaha ini dimampukan untuk memanfaatkan teknologi-teknologi nan transformatif seperti AI generatif guna melahirkan lebih banyak inovasi, mendorong produktivitas ekonomi, serta membawa perubahan yang bermakna bagi masyarakat.
“Meski teknologi cloud yang paling mendasar pun memiliki manfaatnya tersendiri, namun faktanya adalah UMKM masih memiliki peluang besar untuk meningkatkan adopsi cloud-nya dalam rangka menjawab beberapa tantangan terbesar di masyarakat,” kata Hill.
STEVY WIDIA
Discussion about this post