youngster.id - Fintech CICIL telah melakukan transformasi perusahaan dari pembiayaan pendidikan menuju pembiayaan produktif. Langkah strategis ini untuk menjawab meningkatnya kebutuhan pendanaan yang cepat dan tepat di sektor riil, khususnya UMKM.
Direktur CICIL Ivan Joshua Tandika mengungkapkan, fokus baru ini merupakan lanjutan dari misi perusahaan untuk menghadirkan layanan keuangan yang inklusif dan berkelanjutan. Pelaku usaha produktif, termasuk mereka yang belum terjangkau lembaga keuangan konvensional, membutuhkan dukungan pendanaan yang fleksibel untuk menjaga pertumbuhan dan keberlanjutan usaha.
“Dengan kemampuan menghadirkan proses yang lebih cepat, efisien, dan berbasis teknologi, fintech berperan penting dalam membantu pelaku usaha produktif. Pembiayaan produktif menjadi cara bagi kami membantu mengembangkan sekaligus menciptakan dampak ekonomi yang lebih luas,” katanya dikutip Kamis (27/11/2025).
Dibawah bendera PT Cicil Solusi Mitra Teknologi, CICIL mulai beroperasi sejak 2016. Perusahaan Peer to Peer (P2P) Lending ini kini mencatat kinerja positif pada tahun 2025. Dari Januari hingga Oktober 2025, CICIL berhasil melayani lebih dari 200 borrower dan lebih dari 700 lender dengan total akumulasi penyaluran pendanaan sebesar Rp1,64 triliun.
“Capaian ini menunjukkan kepercayaan yang terus tumbuh terhadap kualitas layanan dan ekosistem pendanaan yang dibangun CICIL,” ujar Ivan.
Pada tahun 2026, CICIL menargetkan tidak hanya pada pertumbuhan pendanaan namun juga menjaga kualitas penyaluran pendanaan, sejalan dengan penguatan kualitas portofolio dan prinsip mitigasi risiko yang dijalankan perusahaan.
Fokus pertumbuhan tidak hanya pada peningkatan volume penyaluran, tetapi juga pada stabilitas pendanaan, keberlanjutan usaha Penerima Dana, serta menjaga tingkat kepercayaan Pemberi Dana.
“Untuk memastikan kualitas pendanaan, CICIL berkomitmen untuk terus menerapkan proses analisis yang komprehensif berdasarkan data, verifikasi lapangan, hingga monitoring berkala terhadap aktivitas usaha Penerima Dana. Pada fasilitas tertentu, CICIL juga menerapkan struktur jaminan tambahan sebagai bagian dari pengendalian risiko” papar Ivan.
CICIL juga mengedepankan transparansi biaya, bunga, dan ketentuan pembiayaan agar Penerima Dana memahami seluruh kewajiban secara jelas. Perusahaan juga menerapkan standar keamanan informasi ISO 27001 dan mematuhi regulasi perlindungan data untuk memastikan proses digital dilakukan secara aman dan etis.
“Dengan mengedepankan tata kelola yang baik, inovasi teknologi, serta manajemen resiko, CICIL terus mengambil peran aktif dalam mendorong penguatan sektor produktif dan memperluas dampak positif bagi perekonomian Indonesia,” pungkasnya.
STEVY WIDIA
