youngster.id - Transformasi data center dan cloud menjadi tren ini belakangan ini. Namun organisasi perusahaan maupun lembaga pemerintahan menuju transformasi digital tidaklah mudah. Ada ancaman risiko siber, dan pengalaman end user yang kompleks.
“Ada faktor internal dan perilaku pengguna disinyalir menjadi penyebab tingginya risiko keamanan siber tersebut – seperti disampaikan dalam laporan Digital Workspace Study (2017) yang kami selenggarakan, bahwa ada lebih dari 1 dari 3 karyawan ditengarai menggunakan perangkat personal tak berizin atau tidak diketahui oleh pengelola IT untuk mendukung mereka bekerja, dan ini menjadi salah satu faktor yang meningkatkan risiko perusahaan terpapar oleh upaya-upaya kejahatan siber, seperti pembobolan data, serangan siber berbahaya, serta upaya-upaya peretasan,” ungkap Santoso Suwignyo Senior Director Technical Service Southeast Asia and Korea Vmware Singapore, kepada rekan media Jumat (9/6/2017) di Jakarta.
Dia menjelaskan dengan makin tingginya tingkat penggunaan perangkat, tantangan paling fundamental yang menerpa bisnis dan para pemimpin IT justru terletak pada kemampuan mereka dalam mewujudkan keselarasan antara tingkat fleksibilitas dengan kendali penuh.
Dimana pengalaman end-user yang kompleks seperti karyawan banyak dihadapkan pada pengalaman antarmuka dan pengalaman di tingkat end-user nan kompleks bagi mereka, lantaran begitu ter-fragmentasinya mobilitas di lingkungan enterprise, dan hal ini memiliki dampak yang cukup serius pada tingkat produktivitas di lingkungan kerja mereka.
Menurut laporan VMware Digital Workspace Study, mayoritas karyawan (79%) menuturkan mengalami kesulitan tatkala menggunakan aplikasi kerja, dan kendala yang sering mereka hadapi adalah terkait pengalaman antarmuka yang selalu berbeda-beda dan aplikasi tidak tersinkronkan dengan baik di seluruh perangkat yang mereka gunakan untuk bekerja. Bahkan, lebih dari seperempat dari responden (26%) menganggap bahwa IT justru menjadi kendala yang menghambat fleksibilitas mereka di tempat kerja.
“Selain itu, mengelola hybrid IT: Kalangan pemimpin bisnis dan IT perusahaan saat ini tengah mencari solusi bagaimana menciptakan perpaduan yang sempurna antara private cloud dengan public cloud yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan bisnis mereka, tanpa mengkompromikan performa, biaya, kelaikan, serta privasi, “paparnya.
Dalam studi VMware State of Cloud 2016 disebutkan, bahwa desentralisasi IT dan keleluasaan dalam mengadopsi layanan public cloud saat ini berdampak pada meningkatnya agilitas dan fleksibilitas IT dalam mendukung inovasi dan tingkat responsivitas IT yang tinggi yang mendukung kebutuhan-kebutuhan pasar. Namun, di sisi lain, layanan tersebut juga membawa kendala tersendiri akan biaya yang tinggi, serta risiko-risiko kerentanan keamanan. Lalu bagaimana dapat mendorong bisnis untuk terus cemerlang di dunia hybrid cloud saat ini dan terus dapat memetik keuntungan yang besar dari public cloud maupun private cloud?
VMware menawarkan sebuah perspektif yang bernilai tinggi yang tersaji dalam satu set solusi yang begitu komprehensif untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, sekaligus menyediakan batu-batu pijakan bagi bisnis dalam menapaki transformasi digital dan meraih outcome bisnis yang tinggi. Kami fokus dalam menciptakan infrastruktur yang agile, scalable, dan terotomatisasikan yang mendukung bisnis dalam melangsungkan inovasi dan meskala dengan baik untuk seluruh lini bisnis mereka.
“Portofolio solusi yang kami miliki membantu pelanggan melakukan prediksi-prediksi bisnis dalam rangka meraup peluang-peluang pasar yang baru, suguhkan transparansi dan kepercayaan, suguhkan pengalaman yang unik dan terpersonalisasikan; serta mampu mendukung terselenggaranya operasional yang always-on maupun secara real-time,” jelas Santoso.
Melalui empat solusi IT strategis yang kami lambungkan yang selaras dengan prioritas-prioritas pelanggan, kami berhasil melakukan pengintegrasian untuk identitas, manajemen desktop-mobile, dengan suguhan antarmuka pengguna yang sempurna dengan keamanan yang menjelma dalam sebuah kerangka konsep ‘consumer simple, enterprise secure’ atau ‘kemudahan bak untuk kelas konsumer, dengan keamanan berkelas enterprise’ yang memperkuat bangunan-bangunan infrastruktur IT, jauh dari kompleksitas,” tuntasnya.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post